Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
NETWORK LAYER Jaringan Komputer : layer 3 OSI By : Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Network layer • Membawa paket dari pengirim ke penerima • Disisi pengirim, membungkus paket kedalam datagram • Disisi penerima, menerima paket dan menyampaikan ke transport layer • Protokol network layer dalam setiap host, router • Router memeriksa field header semua datagram IP yang melewatinya. application transport network data link physical network data link physical network data link physical network data link physical network data link physical network data link physical network data link physical network data link physical network data link physical application transport network data link physical Key Network-Layer Functions • forwarding: memindahkan paket dari input router ke output router yang tepat • routing: menentukan rute yang harus diambil paket dari sumber ke tujuan – Routing algorithms analogi: r routing: proses perencanaan perjalanan dari sumber ke tujuan r forwarding: proses untuk mendapatkan pembelokan tunggal yang tepat Interplay between routing and forwarding routing algorithm local forwarding table header value output link 0100 0101 0111 1001 3 2 2 1 value in arriving packet’s header 0111 1 3 2 Network Layer Design Isues • • • • Store-and-Forward Packet Switching Services Provided to the Transport Layer Implementation of Connectionless Service Implementation of Connection-Oriented Service • Comparison of Virtual-Circuit and Datagram Subnets Store-and-Forward Packet Switching fig 5-1 Lingkungan protokol network layer Implementation of Connectionless Service Routing dalam diagram subnet. Implementation of Connection-Oriented Service Routing dalam virtual-circuit subnet. Comparison of Virtual-Circuit and Datagram Subnets 5-4 ForwardingVCtable number 22 12 1 3 interface number Forwarding table in northwest router: Incoming interface Incoming VC # 1 2 3 1 … 2 12 63 7 97 … Outgoing interface Outgoing VC # 2 1 2 3 … 22 18 17 87 … Routers maintain connection state information! 32 Virtual circuits: signaling protocols • used to setup, maintain teardown VC • used in ATM, frame-relay, X.25 • not used in today’s Internet application 5. Data flow begins transport network 4. Call connected 1. Initiate call data link physical application transport 3. Accept call network 2. incoming call data link physical 6. Receive data Datagram networks • no call setup at network layer • routers: no state about end-to-end connections – no network-level concept of “connection” • packets forwarded using destination host address – packets between same source-dest pair may take different paths application transport network data link physical 1. Send data application transport network 2. Receive data data link physical 791, 1858, 950, 4632 SILAHKAN Alamat Network Agar paket dapat mencapai tujuannya, maka dibutuhkan pengalamatan, sama seperti surat biasa. Untuk IP, pengalamatan menggunakan 4 suku byte: A.B.C.D Yang masing-masing suku diwakili oleh satu byte. Jl. Veteran 24 207.23.175.2 11001111.00010111.10101111.00000010 Internet Protocol (IP) • IP address memiliki 32 bit angka biner yang merupakan logical address. Terbagi menjadi 4 segmen, masing-masing segmen 8 bit. Masing-masing segmen dipisah dengan tanda titik. • IP address bersifat unique, artinya tidak ada device, station, host atau router yang memiliki IP address yang sama. • Setiap alamat IP memiliki makna netID dan hostID. Netid adalah pada bitbit terkiri dan hostid adalah bit-bit selain netid (terkanan). Aturan Pemberian IP • Semua komputer yang berada dalam satu segmen TCP/IP harus memiliki NetID yang sama. • Tidak ada dua komputer yang memiliki satu HostID yang sama. • Semua komputer pada jaringan yang sama, harus memiliki subnet mask yang sama. Deskripsi IP IP Addressing: introduction • IP address: 32-bit identifier for host, router interface • interface: connection between host/router and physical link – router’s typically have multiple interfaces – host may have multiple interfaces – IP addresses associated with each interface 223.1.1.1 223.1.2.1 223.1.1.2 223.1.1.4 223.1.1.3 223.1.2.9 223.1.3.27 223.1.2.2 223.1.3.2 223.1.3.1 223.1.1.1 = 11011111 00000001 00000001 00000001 223 1 1 1 IP Address Jumlah Kelas Alamat Internet Penentuan kelas • Bit pertama akan menentukan nilai 8 bit pertama dari masing – masing kelas. • Jumlah bit yang menjadi Network ID akan menentukan jumlah jaringan yang dihasilkan dari masing – masing kelas. • Jumlah bit yang menjadi Host ID akan menentukan jumlah Host yang bisa dialokasikan pada suatu jaringan yang menggunakan kelas tertentu. • Bit – bit yang menjadi Network ID dan Host ID akan menentukan NetMask yang digunakan. Ciri – ciri IP kelas A • • • • • Jika bit pertama dari IP Address adalah 0. Bit ini dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit network. 24 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian jumlah jaringan ada 128, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx, tapi dalam praktiknya hanya ada 126 karena jaringan nomor 0.xxx.xxx.xxx dan 127.xxx.xxx.xxx masuk dalam kategori IP khusus yang tidak boleh digunakan. Satu network dapat menampung 16.777.216 host ( 256 x 256 x 256 ) (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255), tapi dalam prakteknya tiap jaringan dapat menampung 16.777.214 host karena ada 2 alamat IP khusus pada tiap jaringan yang tidak boleh digunakan sebagai alamat IP yaitu 0-127.0.0.0 ( IP terendah disebut juga Network Address ) dan 0-127.255.255.255 ( IP tertinggi dan Broadcast Address ). Ciri – ciri IP kelas B • • • • • 2 bit pertama dari IP Address adalah 10. Dua bit ini dan 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit network. 16 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat 16.384 jaringan kelas B (64 x 256), yakni dari network 128.0.xxx.xxx - 191.255.xxx.xxx. Setiap jaringan kelas B mampu menampung 65.536 host ( 256 x 256 x 256 ), tapi dalam prakteknya tiap jaringan dapat menampung 65.534 host karena ada 2 alamat IP khusus pada tiap jaringan yang tidak boleh digunakan sebagai alamat IP yaitu 128-191.0-255.0.0 ( IP terendah disebut juga Network Address ) dan 128191.0-255.255.255 ( IP tertinggi dan Broadcast Address ). Ciri - ciri IP kelas C • • • • • 3 bit pertama dari IP Address adalah 110. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit network. 8 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat 2.097.152 jaringan (32 x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host, tapi dalam prakteknya tiap jaringan dapat menampung 256 host karena ada 2 alamat IP khusus pada tiap jaringan yang tidak boleh digunakan sebagai alamat IP yaitu 192223.0-255.0-255.0 ( IP terendah disebut juga Network Address ) dan 192-223.0255.0-255.255 ( IP tertinggi dan Broadcast Address ). Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 4. IP Address Gambar. Kelas-Kelas dalam notasi desimal Syarat IP address yang di gunakan • Semua bit dari Network ID tidak boleh semuanya 0 – Hal ini terjadi pada IP kelas A karena 8 bit pertama IP kelas A terendah adalah 0 • 8 bit pertama dari IP tidak boleh menggunakan angka 127 – Hal ini terjadi pada IP kelas A dimana 8 bit pertama tertinggi adalah 127. IP dengan 8 bit pertama 127 secara otomatis akan digunakan sebagai loopback (memanggil dirinya sendiri ). • Tidak boleh menggunakan address khusus – Network Address (semua bit host 0) – Broadcast Address (semua bit host 1) – Tidak boleh menggunakan alamat 0.0.0.0 (alamat dirinya sendiri) • IP persediaan yang disediakan secara internasinal : – A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255/8 (16,777,216 hosts) – B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255/12 (1,048,576 hosts) – C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255/16 (65,536 hosts) NetMask • Mengidentifikasi Network ID dan Host ID • Mengecek suatu IP apakah termasuk dalam jaringan atau tidak A set of IP address assignments NetMask • Tabel routing diupdate dengan 3 entry. Setiap entry berisi base address dan subnet mask – – – – – – • • • • Address C : Mask C : Address E : Mask D : Address O : Mask O : 11000010 00011000 00000000 00000000 11111111 11111111 11111000 00000000 11000010 00011000 00001000 00000000 11111111 11111111 11111100 00000000 11000010 00011000 00010000 00000000 11111111 11111111 11110000 00000000 Apa yang terjadi ketika ada paket yang datang pada router dengan alamat 194.24.17.4 yang jika direpresentasikan dalam 32 bit string biner : 11000010 00011000 00010001 00000100 ? Lakukan operasi AND dengan Mask C, didapat : 11000010 00011000 00010000 00000000, ini tidak cocok dengan base address Cambridge Lakukan operasi AND dengan Mask E, didapat : 11000010 00011000 00010000 00000000, ini tidak cocok dengan base address Edinburgh Lakukan operasi AND dengan Mask O, didapat : 11000010 00011000 00010000 00000000, cocok dengan base address Oxford, maka paket akan dikirim ke alamat dalam jaringan tersebut. NetMask • Jika user didaerah Omaha, Nebraska ingin mengirimkan paket ke 3 kampus diatas sekaligus, bagaimana caranya ? • Tiga alamat kampus diatas dilakukan aggregasi (penggabungan base address dengan operator AND). – Aggregasi tiga base address : 11000010 0000000 00000000 00000000 – Netmask yang digunakan : 11111111 11111111 11100000 00000000 – Dinotasikan single aggregation : 194.24.0.0/19 • Dengan aggregasi, tabel routing di Omaha dan Nebraska mengurangi menjadi 1 entry (yang semula 3 entry) 4 billion possible entries Forwarding table Destination Address Range Link Interface 11001000 00010111 00010000 00000000 through 11001000 00010111 00010111 11111111 0 11001000 00010111 00011000 00000000 through 11001000 00010111 00011000 11111111 1 11001000 00010111 00011001 00000000 through 11001000 00010111 00011111 11111111 2 otherwise 3 Longest prefix matching Prefix Match Link Interface 11001000 00010111 00010 11001000 00010111 00011000 11001000 00010111 00011 otherwise 0 1 2 3 Examples DA: 11001000 00010111 00010110 10100001 Which interface? DA: 11001000 00010111 00011000 10101010 Which interface? Router Architecture Overview Two key router functions: • • run routing algorithms/protocol (RIP, OSPF, BGP) forwarding datagrams from incoming to outgoing link Input Port Functions Physical layer: bit-level reception Data link layer: e.g., Ethernet see chapter 5 Decentralized switching: • given datagram dest., lookup output port using forwarding table in input port memory • goal: complete input port processing at ‘line speed’ • queuing: if datagrams arrive faster than forwarding rate into switch fabric Three types of switching fabrics Switching Via Memory Ruter generasi pertama • komputer lama dengan switching dalam arahan CPU • Paket disalin ke memori sistem • Kecepatan dibatasi oleh bandwidth memori (2 bus crossings per datagram) Input Port Memory Output Port System Bus Switching Via a Bus • Datagram dari port memori input ke port memori output lewat shared bus • bus contention: switching speed limited oleh bus bandwidth • 1 Gbps bus, Cisco 1900: cocok untuk router akses dan perusahaan (bukan regional atau backbone) Switching Via An Interconnection Network • Menyelesaikan pembatasan bandwidth bus • Banyan networks, interkoneksi jarinan lain diawali pengembangan untuk menghubungan processor dalam multiprocessor • Kelebihan desain : pemfragmentasion datagram dalam panjang cell yang tetap, switch cell melewati fabric • Cisco 12000 : switch Gbps melalui interkoneksi jaringan Output Ports • • Buffering dibutukan ketika datagram tiba dari fabric lebih cepat daripada laju pentransmisian Scheduling discipline memilih diantara antrian datagram untuk pentransmisian The Internet Network layer Host, router network layer functions: Transport layer: TCP, UDP Network layer IP protocol •addressing conventions •datagram format •packet handling conventions Routing protocols •path selection •RIP, OSPF, BGP forwarding table ICMP protocol •error reporting •router “signaling” Link layer physical layer IP datagram format Nomor versi protokol IP header length (bytes) “type” of data Jumlah maksimal hop yang tersisa (menurun pada setiap router) upper layer protocol to deliver payload to how much overhead with TCP? r 20 bytes of TCP r 20 bytes of IP r = 40 bytes + app layer overhead 32 bits head. type of length len service fragment 16-bit identifier flgs offset upper time to Internet layer live checksum ver total panjang datagram (bytes) for fragmentation/ reassembly 32 bit source IP address 32 bit destination IP address Options (if any) data (variable length, typically a TCP or UDP segment) E.g. timestamp, record route taken, specify list of routers to visit. IP Fragmentation & Reassembly • • network links mempunyai MTU (max.transfer unit) – kapasitas datagram maksimal frame – Beada tipe link, beda MTUs Data IP besar dipecah (“fragmented”) dalam jaringan jaringan – Satu datagram menjadi beberapa datagram – “reassembled” hanya ditujuan akhir – Bit IP header digunakan untuk mengidentifikasi urutan fragmen yang berhubungan fragmentation: in: one large datagram out: 3 smaller datagrams reassembly IP Fragmentation and Reassembly Example r 4000 byte datagram (3980 byte data, 20 byte header IP) r MTU = 1500 bytes 1480 bytes in data field, 20 bytes in header IP offset = 0+1480 length ID =4000 =x fragflag =0 offset =0 Satu datagram besar menjadi beberapa datagram yang lebih kecil length ID =1500 =x fragflag =1 offset =0 length ID =1500 =x fragflag =1 offset =1480 length ID =1040 =x fragflag =0 offset =2960 IP addressing: CIDR CIDR: Classless InterDomain Routing – Pembagian subnet alamat dengan panjang yang diinginkan – Format alamat : a.b.c.d/x ,dimana x adalah jumlah bit bagian subnet alamat subnet part host part 11001000 00010111 00010000 00000000 200.23.16.0/23 Subnets • Alasan subnetting : – Teknologi berbeda – Terbatasnya teknologi – Unjuk kerja jaringan • What’s a subnet ? – Teknik pemecahan jaringan menjadi subjaringan – Alokasi host dalam jaringan menjadi berkurang – Jumlah jaringan yang dikelola semakin banyak (sesuai jumlah sub) 223.1.1.1 223.1.2.1 223.1.1.2 223.1.1.4 223.1.1.3 223.1.2.9 223.1.2.2 223.1.3.27 LAN 223.1.3.1 223.1.3.2 network consisting of 3 subnets Subnets 223.1.1.0/24 223.1.2.0/24 Recipe • Untuk menentukan subnet, lepaskan setiap interface dari router yang diikuti, buat pula untuk jaringan yang diisolasi. Setiap jaringan yang diisolasi disebut subnet. 223.1.3.0/24 Subnet mask: /24 Subnets How many? • • 223.1.1.1 Dasar yang perlu diketahui : Alamat 223.1.1.0/24 – – – – 223.1.1.2 223.1.1.4 223.1.1.3 223.1.1.0 – Network Address 223.1.1.255 – Broadcast Address 255.255.255.0 - Netmask 223.1.1.4 – Salah satu IP 223.1.9.2 223.1.7.2 Langkah-langkah : – H adalah jumlah bit host dalam jaringan awal – x : bit yang di-mask – Jumlah subnet : 2x-2 – Jumlah maks host per subnet : 2H-x -2 223.1.9.1 – Blok subnet :kelipatan 2H-x 223.1.2.1 223.1.7.1 223.1.8.1 223.1.8.2 223.1.2.6 223.1.3.27 223.1.2.2 223.1.3.1 223.1.3.2 Subnets : jumlah sujaringan Alamat awal : 223.1.1.0/24 • Jumlah bit host H=8 • Tambahkan 2 pada jumlah subjaringan : 3+2 = 5 • Bentuk binernya : 101 ada 3 bit yang harus dimask (x=3) • Mask belum di sub : 11111111.11111111.11111111.00000000 • Mask sudah di sub : 11111111.11111111.11111111.11100000 • Jumlah subnet : 23-2 = 6 • Jumlah maksimal host per subnet : 28-3-2 = 32-2 = 30 • Blok subnet : 28-3 = 32 223.1.1.0/24 Akan dibagi menjadi 3 subjaringan Subnet : Jumlah subjaringan Pembagian blok : • Blok 1 : 11011111.00000001.00000001.00000000 tidak boleh digunakan • Blok 2 : 11011111.00000001.00000001.00100000 valid 172.16.0.0/16 berkapasitas 65534 host. • Blok 3 : 11011111.00000001.00000001.01000000 valid Jika ingin jumlah maksimal host per sub • Blok 4 : 11011111.00000001.00000001.01100000 valid jaringan 1000 host saja. Bagaimana • Blok 5 : 11011111.00000001.00000001.10000000 valid alamat jaringan yang digunakan ? • Blok 6 : 11011111.00000001.00000001.10100000 valid • Blok 7 : 11011111.00000001.00000001.11000000 valid • Blok 8 : 11011111.00000001.00000001.11100000 tidak boleh digunakan • Netmask yang digunakan : 11111111.11111111.11111111.11100000 = 255.255.255.224 (/27) SUB KE 1 2 3 4 5 6 7 8 NETWORK ADDRESS 223.1.1.0 223.1.1.32 223.1.1.64 223.1.1.96 223.1.1.128 223.1.1.160 223.1.1.192 223.1.1.224 ALAMAT PERTAMA 223.1.1.1 223.1.1.33 223.1.1.65 223.1.1.97 223.1.1.129 223.1.1.161 223.1.1.193 223.1.1.223 ALAMAT TERAKHIR 223.1.1.30 223.1.1.62 223.1.1.94 223.1.1.126 223.1.1.158 223.1.1.190 223.1.1.222 223.1.1.254 BROADCAST ADDRESS 223.1.1.31 223.1.1.63 223.1.1.95 223.1.1.127 223.1.1.159 223.1.1.191 223.1.1.223 223.1.1.255 KETERANGAN Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid 2131, 2663, 792 SILAHKAN IP addresses: how to get one? Q: How does host get IP address? • hard-coded by system admin in a file – Wintel: control-panel->network->configuration->tcp/ip>properties – UNIX: /etc/rc.config • DHCP: Dynamic Host Configuration Protocol: dynamically get address from as server – “plug-and-play” (more in next chapter) IP addresses: how to get one? Q: Bagaimana jaringan mendapatkan bagian subnet alamat IP ? A: Ambil bagian alokasi dari provider ISP yang mengatur alokasi alamat ISP's block 11001000 00010111 00010000 00000000 200.23.16.0/20 Organization 0 Organization 1 Organization 2 ... 11001000 00010111 00010000 00000000 11001000 00010111 00010010 00000000 11001000 00010111 00010100 00000000 ….. …. 200.23.16.0/23 200.23.18.0/23 200.23.20.0/23 …. Organization 7 11001000 00010111 00011110 00000000 200.23.30.0/23 IP addressing: the last word... Q: Bagimana ISP mendapatkan block alamat ? A: ICANN: Internet Corporation for Assigned Names and Numbers – Mengalokasikan lamat – Mengelola DNS – Memberikan mana domain, menyelesaikan perselisihan domain NAT: Network Address Translation rest of Internet local network (e.g., home network) 10.0.0/24 10.0.0.4 10.0.0.1 10.0.0.2 138.76.29.7 10.0.0.3 Semua datagrams meninggalkan jaringan Datagram dengan sumber atau tujuan lokal mempunyai alamat IP NAT tunggal Dalam jaringan ini mempunyai alamat 10.0.0/24 untuk yang sama : 138.76.29.7, sumber, tujuan (biasanya) Yang berbeda nomor port sumber NAT: Network Address Translation • Motivation: jaringan lokal hanya menggunakan sati alamat IP yang leboh cepat untuk berhubungan dengan dunia luar (internet) : – Tidak membutuhkan alokasi range alamat dari ISP-hanya satu alamat IP digunakan untuk banyak perangkat – Dapat mengubah alamat perangkat dalam jaringan lokasl tanpa memberitahu dunia luar – Bisa mengganti ISP tanpa mengubah alamat perangkat dalam jaringan lokal – Perangkat dalam jaringan lokal tidak dialamati secara eksplisit, ditampakkan oleh dunia luar (security plus) NAT: Network Address Translation Implementation: NAT router must: – outgoing datagrams: mengganti (source IP address, port #) setiap datagram yang keluar (NAT IP address, new port #) . . . Server/klien remote (yang dituju) akan menjawab menggunakan (NAT IP address, new port #) sebagai alamat tujuan – remember (in NAT translation table) setiap pasangan translasi (source IP address, port #) ke (NAT IP address, new port #) – incoming datagrams: mengganti (NAT IP address, new port #) dalam field tujuan setiap datagram yang masuk dengan (source IP address, port #) terkait yang tersimpan dalam tabel NAT NAT: Network Address Translation NAT translation table WAN side addr LAN side addr 2: NAT router changes datagram source addr from 10.0.0.1, 3345 to 138.76.29.7, 5001, updates table 1: host 10.0.0.1 sends datagram to 128.119.40, 80 138.76.29.7, 5001 10.0.0.1, 3345 …… …… S: 10.0.0.1, 3345 D: 128.119.40.186, 80 10.0.0.1 1 2 S: 138.76.29.7, 5001 D: 128.119.40.186, 80 138.76.29.7 S: 128.119.40.186, 80 D: 138.76.29.7, 5001 3: Reply arrives dest. address: 138.76.29.7, 5001 3 10.0.0.4 S: 128.119.40.186, 80 D: 10.0.0.1, 3345 10.0.0.2 4 10.0.0.3 4: NAT router changes datagram dest addr from 138.76.29.7, 5001 to 10.0.0.1, 3345 NAT: Network Address Translation • Jumlah field port : – 60,000 koneksi simultan dengan sisi alamat LAN tunggal ! • NAT is controversial: – Router seharusnya hanya memproses sampai dengan layer 3 – Melanggar argumen end-to-end • NAT memungkinkan untuk diambil sebagai account oleh desainer aplikasi, misalnya aplikasi P2P – Pemendekan alamat harus diselesaikan dengan IPv6 ICMP: Internet Control Message Protocol • • • Digunakan oleh host dan router untuk menginformasikan komunikasi pada level network – Pelaporan error: unreachable host, network, port, protocol – echo request/reply (digunakan oleh ping) network-layer “above” IP: – Pesan ICMP dibawa dalam IP datagrams ICMP message: type, code ditambah 8 bytes pertama IP datagram yang menyebabkan error Type 0 3 3 3 3 3 3 4 Code 0 0 1 2 3 6 7 0 8 9 10 11 12 0 0 0 0 0 description echo reply (ping) dest. network unreachable dest host unreachable dest protocol unreachable dest port unreachable dest network unknown dest host unknown source quench (congestion control - not used) echo request (ping) route advertisement router discovery TTL expired bad IP header Traceroute dan ICMP • Sumber mengirim serangkaian segment UDP pada tujuan – Pertama mempunyai TTL=1 – Kedua mempunyai TTL=2, dsb. – Tidak seperti nomor port • Ketika datagram tiba di router ken • When nth datagram arrives to nth router: – Router membuang datagram – Dan mengirim pesan ICMP ke sumber (type 11, code 0) – Pesan termasuk nama router dan alamat IP • Ketika pesan ICMP tiba, sumber menghitung RTT • Traceroute melakukan hal ini tiga kali Stopping criterion • Segmen UDP kadang tiba di host tujuan • Tujuan mengembalikan paket ICMP “host unreachable” (type 3, code 3) • Ketika sumber mendapati ICMP ini, berhenti 2460, 4213, 1918 SILAHKAN IPv6 • Initial motivation: Space alamat 32-bit akan habis teralokasikan. • Alasan tambahan: – Format header membantu mempercepat processing/forwarding – Header berubah untuk menfasilitasi QoS IPv6 datagram format: – Panjang header tetap 40 byte – Tidak diperbolehkan fragmentasi IPv6 Header (Cont) Priority: identifikasi prioritas diantara datagram dalam flow Flow Label: identifikasi datagrams dalam “flow.” yang sama (concept “flow” tidak terdefinisi dengan baik). Next header: identifikasi protokol upper layer untuk data Perubahan lain dari IPv4 • Checksum: Dihilangkan untuk mengurangi waktu pemrosesan pada tiap hop • Options: diperbolehkan, tapi diluar header, diindikasikan oleh field “Next Header” • ICMPv6: versi baru ICMP – Ada tipe pesan tambahan,mis “Packet Too Big” – Fungsi manajemen multicast group Transition From IPv4 To IPv6 • Tidak semua router dapat diupgrade simultan – Tidak ada “flag days” – Bagaimana akan mengoperasikan dalam jaringan yang menggunakan router IPv4 dan IPv6 saja • Tunneling: IPv6 membawa payload seperti pada IPv4 datagram diantara router IPv4 Routing Algorithm Routing algorithm: menentukan rute dan mengelola tabel routing Properti yang dibutuhkan bagi algoritma routing: 1. correctness 2. simplicity 3. robustness with respect to failures and changing conditions 4. stability of the routing decisions 5. fairness of the resource allocation 6. optimality of the packet travel times Sumber informasi tabel Routing • Manual – Tabel dibuat oleh admin – Berguna dalam jaringan kecil – Berguna jika rute tidak pernah berubah • Automatic routing – Software membuat/mengganti tabel – Diperlukan dalam jaringan besar – Ada perubahan rute ketika kegagalan terjadi Sumber informasi tabel Routing Static (nonadaptive) Routing Tabel routing tidak berubah menurut kondisi jaringan Adaptive Routing • centralized routing : satu node mengkalkulasi tabel routng • isolated routing : tidak menukar informasi dengan node yang lain • distributed routing : node menukar informasi dan membuat keputusan routing sendiri Shortest Path Routing dijkstra’s Algorithm Notation: • N : himpunan node yang rute terpendeknya belum diketahui • D(x,y,v) : jarak terpendek ke node x melewati y sebesar v • N’ : himpunan node yang sudah dipermanenkan karena sudah diketahui rute terpendek dari node asal • E : himpunan link antara dua node • E’ : himpunan link permanen Graph abstraction 5 v w 2 u 2 1 Graph: G = (N,E) 3 x 3 1 5 z 1 y 2 N = set of routers = { u, v, w, x, y, z } E = set of links ={ (u,v), (u,x), (v,x), (v,w), (x,w), (x,y), (w,y), (w,z), (y,z) } Remark: Graph abstraction is useful in other network contexts Example: P2P, where N is set of peers and E is set of TCP connections Network Layer 4-67 Graph abstraction: costs 5 v 3 w 2 u 2 1 x 3 1 5 z 1 y • D(x,y,v) = jarak/biaya link (x,y) sebesar 5 • Jika biaya yang dihitung adalah bandwidth maka perlu diinvers, jika congestion maka tidak perlu diinvers dahulu 2 Question: What’s the least-cost path between u and z ? Algoritma routing: algoritma yang mencari lintasan dengan biaya terkecil Network Layer 4-68 Algoritma dijkstra • Tetapkan node asal • N’={node asal}; E’={} • Hitung jarak terpendek dari node dalam N’ ke node dalam N-N’ : – Masukkan node dengan jarak terpendek ke N’, – Masukkan jarak tersebut ke E’ – Keluarkan node tersebut dari N – Permanenkan node dan lintasan baru tersebut • Ulangi langkah 3 sampai tidak lintasan ke node dalam N-N’ 5 v 3 w 2 u 2 1 x 3 1 5 z 1 y 2 Algoritma dijkstra 5 N={u,v,w,x,y,z}; N’={u}; E’={} Iterasi 1 • • • • • D = min{(v,u,2),(w,u,5),(w,x,4),(y,x,2), (v,x,3)} = (v,u,2) N’={u,x}+{v}={u,x,v} E’={(x,u,1),(v,u,2)} Iterasi 3 • • • D = min{(w,u,5),(w,x,4),(y,x,2),(w,v,5)} = (y,x,2) N’={u,x,v}+{y}={u,x,v,y} E’={(x,u,1),(v,u,2),(y,x,2)} 2 1 x Iterasi 4 • • • 3 w 2 u D = min{(v,u,2),(x,u,1),(w,u,5)} = (x,u,1) N’={u}+{x}={u,x} E’={(x,u,1)} Iterasi 2 • v 3 1 5 z 1 y 2 D = min{(w,u,5),(w,x,4),(w,v,5),(w,y,3), (z,y,4)} = (w,y,3) N’={u,x,v,y}+{w}={u,x,v,y,w} E’={(x,u,1),(v,u,2),(y,x,2),(w,y,3)} Iterasi 5 • • • D = min{(z,w,8),(z,y,4)} = (z,y,4) N’={u,x,v,y,w}+{z}={u,x,v,y,w,z} E’={(x,u,1),(v,u,2),(y,x,2),(w,y,3),(z,y,4)} N-N’={}; D=min{} Distance Vector Routing • Setiap router mengelola tabelnya dengan menerima jarak terbaik dari setiap router tetangganya ke semua node yang tergabung dalam jaringan. • Update dilakukan dengan pertukaran informasi dengan tetangga. • Disebut juga distributed Bellman-Ford routing dan FordFulkerson algorithm. • Masih digunakan dalam jaringan internet dalam aturan RIP. (a) A subnet. (b) Input from A, I, H, K, and the new routing table for J. Hierarchical Routing Hierarchical addressing: route aggregation Hierarchical addressing allows efficient advertisement of routing information: “Send me anything with addresses beginning 200.23.0.0/18” Organization 0 200.23.17.0/23 Organization 1 200.23.18.0/23 Organization 2 200.23.20.0/23 Organization 7 . . . . . . “Send me anything with addresses beginning Fly-By-Night-ISP 200.23.16.0/20” Toll-ISP Internet 200.23.30.0/23 Organization 8 200.23.33.0/23 Organization 9 200.23.62.0/23 ISPs-R-Us “Send me anything with addresses beginning 200.23.32.0/19” “Send me anything with addresses beginning 200.23.0.0/18” Hierarchical addressing: more specific routes ISPs-R-Us has a more specific route to Organization 1 Organization 0 200.23.16.0/23 Organization 2 200.23.20.0/23 . . . Organization 7 . . . “Send me anything with addresses beginning Fly-By-Night-ISP 200.23.16.0/20” “Send me anything with addresses beginning 200.23.0.0/18 or 199.31.0.0/18” Internet 200.23.30.0/23 Organization 1 199.31.1.0/18 Organization 8 200.23.33.0/23 Organization 9 200.23.62.0/23 ISPs-R-Us “Send me anything with addresses Beginning 200.23.32.0/19 or 199.31.0.0/18 ” “Send me anything with addresses beginning 200.23.0.0/18 or 199.31.0.0/18” 2453, 2328, 4271 SILAHKAN Intra-AS Routing • Also known as Interior Gateway Protocols (IGP) • Most common Intra-AS routing protocols: – RIP: Routing Information Protocol (Link State Routing : dijkstra) – OSPF: Open Shortest Path First (Distance Vector Routing, Hierachical Routing) – IGRP: Interior Gateway Routing Protocol (Cisco proprietary) Network Layer 4-76 Congestion Control Ketika trafik yang terjadi terlalu tinggi, kontrol kesibukan dan kinerja menurun drastis General Principles of Congestion Control 1.Menjaga sistem – Mendeteksi kapan dan dimana kepadatan terjadi 2.Melewatkan informasi yang manakah aksi yang dilakukan 3.Menyesuaikan operasi sistem untuk memperbaiki masalah Kebijakan pencegahan kepadatan Policies that affect congestion. 5-26 Congestion Control in Virtual-Circuit Subnets (a) A congested subnet. (b) A redrawn subnet, eliminates congestion and a virtual circuit from A to B. Hop-by-Hop Choke Packets (a) A choke packet that affects only the source. (b) A choke packet that affects each hop it passes through. Jitter Control • • • Untuk aplikasi seperti audio dan video streaming, tidak ada masalah paket datang dengan waktu 20 msec atau 30 msec (maksimal 150 msec) untuk diterimakan, sepanjang waktu transitnya sama. Variasi (standart deviasi) dalam waktu penerimaan paket disebut Jitter Control. Jitter yang tinggi, misalnya beberapa paket membutuhkan waktu 20 msec dan yang lain membutuhkan 30 msec akan memberikan kualitas yang kurang baik pada suara. Sebaliknya, jika 99% paket diterima dengan range delay 24.5 msec sampai 25.5 msec akan lebih diterima. (a) High jitter. (b) Low jitter. RIP ( Routing Information Protocol) • Distance vector algorithm • Included in BSD-UNIX Distribution in 1982 • Distance metric: # of hops (max = 15 hops) u A z destination hops u 1 v 2 w 2 x 3 y 3 z 2 v C B w x D y Network Layer 4-83 RIP advertisements • Distance vectors: exchanged among neighbors every 30 sec via Response Message (also called advertisement) • Each advertisement: list of up to 25 destination nets within AS Network Layer 4-84 RIP: Example z w x A y D B C Destination Network Next Router Num. of hops to dest. w y z x A B B -- 2 2 7 1 …. …. .... Routing table in D Network Layer 4-85 RIP: Example Dest w x z …. Next hops - - C 4 … ... w Advertisement from A to D z x A y D B C Destination Network Next Router Num. of hops to dest. w y z x A B BA -- 2 2 75 1 …. …. .... RoutingNetwork tableLayer in D 4-86 RIP: Link Failure and Recovery If no advertisement heard after 180 sec --> neighbor/link declared dead – routes via neighbor invalidated – new advertisements sent to neighbors – neighbors in turn send out new advertisements (if tables changed) – link failure info quickly propagates to entire net – poison reverse used to prevent ping-pong loops (infinite distance = 16 hops) Network Layer 4-87 RIP Table processing • RIP routing tables managed by application-level process called route-d (daemon) • advertisements sent in UDP packets, periodically repeated routed routed Transprt (UDP) network (IP) Transprt (UDP) forwarding table forwarding table link network (IP) link physical physical Network Layer 4-88 TUGAS Pembagian subnet jaringan perusahaan X PRODUKSI ACCOUNTING K3 HRD K2 HEAD OFFICE K1 IT OFFICE • • • • Perusahaan X akan mengimplementasikan jaringan pada semua komputer dalam perusahaannya. Terbagi menjadi 5 subjaringan : IT OFFICE (IO), ACCOUNTING (AC), PRODUKSI (PR), HRD (HR), dan HEAD OFFICE (HO). IO ada 11 komputer, AC ada 18 komputer, PR ada 45 komputer, HR ada 6 komputer, HO ada 13 komputer. Masing-masing subnet dihubungkan dengan router (seperti pada gambar), sehingga ada subnet K1, K2, K3 untuk interkoneksi 4 router yang digunakan. Lakukan pemecahan blok alamat yang digunakan (terlampir) untuk setiap subnet di perusahaan X tersebut. TUGAS • • • • • • Dibagi menjadi 6 kelompok, anggota masingmasing kelompok sudah ditentukan. Masing-masing kelompok mengerjakan tugas masing-masing bersama-sama. File yang dikirim semua anggota dalam satu kelompok boleh satu file yang sama. Anggota kelompok sama dengan tugas sebelumnya (MAC) Tugas di kirim ke [email protected] oleh masing-masing anggota (tidak kolektif) paling lambat ….. pukul 24:00 Format nama file : tugas-network-noregnama.doc Format subject email : tugas-network-noregnama Blok alamat tiap kelompok Kelompok Blok alamat 1 10.10.10.0/24 2 10.20.8.0/24 3 172.16.0.0/24 4 172.16.128.0/24 5 192.168.0.0/24 6 192.168.2.0/24