Download 09-Subnetting-VLSM - Elista

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
Outline
• IP Address
• Pembagian IP Address
• CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
• VLSM (Variable Length Subnet Masking )
• Latihan
IP Address
• Alamat yang digunakan untuk identifikasi perangkat
•
•
•
•
•
•
secara unik dalam sebuah jaringan IP
Alamat atau address ini terdiri dari 32 bit biner
Dalam IP Address, memuat informasi Network address
dan host address
Pembagian tersebut menggunakan subnet mask
32 bit tersebut dikelompokkan ke dalam 4 oktet ( 1 oktet =
8 bit)
Setiap oktet dikonversi ke bentuk desimal, dengan
dipisahkan tanda titik atau dot, misalnya 172.16.55.102
Nilai setiap komponen oktet dari 0 sampai 255 desimal
atau 00000000 sampai 11111111 biner
Konversi dari oktet ke desimal
• Bit-paling-kiri (right most bit) atau least
•
•
•
•
significant bit, dari sebuah oktet adalah
nilai dari 20.
Berturut-turut ke kanan adalah 21 22
sampai left most bit atau most significant
bit adalah 27
Jika semua oktet bernilai 1 maka total
desimalnya adalah 255
Contoh jika tidak semua komponen oktet
1
Contoh IP adress
1
1
1
1
1
1
1
1
27
26
25
24
23
22
21
20
128 64
32
16
8
4
2
1
0
1
0
0
0
0
0
1
27
26
25
24
23
22
21
20
0
64
0
0
0
0
0
1
10.
1.
23.
19
00001010.
00000001.
00010111.
00010011
4
Class
• Komponen oktet ini digunakan untuk memetakan jaringan
•
•
•
•
yg besar dan kecil
Dibagi kedalam 5 class, A sampai E
Yang umum digunakan adalah class A, B dan C
Class D dan E digunakan untuk kebutuhan khusus
Pembagian class ditentukan oleh 3 bit paling kiri atau
most significant bit
7
• Class A
• oktet yg pertama adalah network address
• Sisanya untuk host dan subnet address (24 bit)
• Total host address lebih dari 16juta
• Class B
• 2 oktet yg pertama adalah netword address
• Total host adalah 65534
• Class C
• 3 oktet yg pertama adalah network address
• Jumlah host adalah 254
IP Public
• IP address dalam jaringan internet digunakan untuk
memberikan alamat pada sebuah website, server atau situs,
misal http://www.akprind.ac.id memiliki ip address 202.91.15.74
• IP address yang digunakan dalam jaringan internet diatur oleh
sebuah badan international yaitu Internet Assigned Number
authority (IANA) atau lembaga-lembaga yang diberikan
delegasi untuk mengelola domain.
• Seperti di Indonesia lembaga yang bertanggungjawab untuk
pengelolaan domain adalah http://www.pandi.or.id.
• IANA atau PANDI hanya memberikan IP address untuk internet
(domain) saja atau Network ID saja, sementara untuk Host ID
diatur dan dikelola sepenuhnya oleh pemilik IP Address
(domain) atau Network ID itu sendiri.
IP Broadcast
• IP Broadcast berupa IP Address terakhir dalam suatu blok
subnet
• Bit-bit dari Network ID maupun Host ID tidak boleh
semuanya berupa angka binary 0 semua atau 1 semua,
jika hal tersebut terjadi maka disebut flooded broadcast
sebagai contoh 255.255.255.255
• Jika Host ID semuanya angka binary 0 pada oktat terakhir
ex 192.168.1.0 maka IP address ini merupakan alamat
Network ID bukan Host ID tapi disebut IP subnet
IP Private
• Disamping itu juga lembaga pengelola domain seperti
IANA atau PANDI menyediakan kelompok-kelompok IP
address yang dapat dipakai tanpa pendaftaran yang
disebut IP Private Address (alamat pribadi) untuk dikelola
sendiri.
• IP Private address ini hanya dapat digunakan untuk
jaringan pribadi dan tidak dikenal oleh internet.
Subnet
• Konsep Subnetting dari IP Address merupakan teknik
yang umum digunakan di internet untuk mengefisienkan
alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan IP Address.
• Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP
Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host
yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network
ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask
Manfaat Subnet
• Dalam sebuah jaringan yg besar, tanpa
subnetting, jumlah trafik akan besar sekali,
sehingga akan menyebabkan kemacetan atau
collision di Ethernet (konsep CSMA/CD – Carrier
Sense Multiple Access with Collison Detection)
• Dengan Subnetting, network dipecah menjadi
beberapa subnet yang lebih efisien.
• Subnet dapat disusun secara hirarki atau struktur
tree-like, sehingga router dapat dikonfigurasi
untuk broadcast hanya ke dalam subnet tertentu
saja
Contoh Subnet
Subnet
Host
1
62
202.91.8.0/26
2
62
202.91.8.64/26
3
62
202.91.8.128/26
4
62
202.91.8.192/26
Subnet Mask
Network Address
255.255.255.192
Subnet
Host
Network Address
1
4094
169.254.0.0/20
2
4094
169.254.16.0/20
3
4094
169.254.32.0/20
4
4094
169.254.64.0/20
4094
169.254.240.0/20
…
16
Subnet Mask
255.255.240.0
Subnetting
• Jumlah Host per Network = 2n-2
• n adalah jumlah bit tersisa sebelum diselubungi.
Contoh: network prefix /10 maka bit tersisa adalah
32 - 10=22
222 - 2=4194302
Subnetting
• Jumlah subnet = 2N
• Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan.
N=network prefix-8
Contoh: network prefix /10, maka
N=10-8 = 2
22=4
Tabel Subnet Mask IP Kelas C
Bit
Bit Host
Masked
ID
CIDR
Subnet
Net Mask
Host
Max
Host per
Network
0
8
/24
1
255.255.255.0
254
254
1
7
/25
2
255.255.255.128
252
126
2
6
/26
4
255.255.255.192
248
62
3
5
/27
8
255.255.255.224
240
30
4
4
/28
16
255.255.255.240
224
14
5
3
/29
32
255.255.255.248
192
6
6
2
/30
64
255.255.255.252
128
2
Latihan
• IP kelas C 202.152.0.1
• Tentukan berapa jumlah host maximal yang bisa disusun
dalam jaringan dan berapa jumlah subnetnya.
• Jawab :
• 202.152.0.1/27
• 32-27 = 5
• Host : 25-2=30
Latihan
• IP kelas C 192.168.1.1
• Tentukan berapa jumlah host maximal yang bisa disusun
dalam jaringan dan berapa jumlah subnetnya.
• Jawab :
• 192.168.1.1/28
• 32-28 = 4
• Host : 24-2=14
• IP Host Awal
• IP Host Akhir
• Subnet Mask
: 192.168.1.1
: 192.168.1.14
: 255.255.255.240
Subnet mask
• Subnet mask membantu dalam menentukan network
address dan host address
• Berikut natural mask
• Class A : 255.0.0.0
• Class B: 255.255.0.0
• Class C: 255.255.255.0
• Untuk menentukan netowrk address, rubah kedalam
biner. Kemudian di AND kan dg subnetmasknya
8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
net id | host id
netid = 00001000 = 8
hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1
Subnetting
• Dengan subnetting bisa dibuat banyak logical network address dalam
•
•
•
•
•
satu class.
Tanpa subnetting, dalam satu class hanya bisa digunakan 1 network
saja
Jika dalam 1 class ada beberapa network atau subnet, maka bisa
diimplementasikan interkoneksi antara beberapa network atau
subnetwork
Untuk membuat subnet dari sebuah network, gunakan subnetmask
yg utama kemudian tambahkan beberapa bit dari komponen host
address
Contoh: class C IP address 204.17.5.0 mempunyai subnetmask
utama 255.255.255.0
Dibuat subnetting dengan menggunakan 3 bit dari host address
• Dengan menggunakan 3 bit dari host address sebagai
“sub”, mempunyai kemungkinan 8 subnet
• Dari sisa 5 bit untuk host address, masing-masing subnet
mempunyai 32 host address
• Yang bisa digunakan hanya 30 host address, karena
untuk bit yg semua 0 atau bit semua 1 dilarang digunakan
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
• Subnetting ditemukan pada tahun 80-an
• Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk
menghemat IP address tidak boleh hanya
mengandalkan teknik subnetting
• Lahirlah Classless addressing (supernet
addressing/supernetting)
Tujuan CIDR
• Untuk meningkatkan utilisasi space dan skalabiliti routing
•
•
•
•
di internet
Mengganti penulisan IP address dan panjang subnetmask
dg penggunaan prefix/panjang subnetmask
Panjang subnetmask, adalah jumlah bit yg bernilai 1
Contoh: ip address 204.17.6.0 dengan subnetmask
255.255.255.254 , bisa ditulis 204.17.6.0/27
Karena jumlah bit yg bernilai 1 adalah 27
Mengapa classless addressing?
• Classfull address tidak membagi network
address secara merata pada setiap kelas
• Ada kurang dari 17000 alamat kelas B yang dapat
di-assigned tetapi ada lebih dari 2 juta alamat kelas
C
• Permintaan akan alamat kelas C sangat
lambat
• Permintaan yang banyak terhadap kelas B
akan mempercepat habisnya alamat kelas B
(Running Out of Address Space (ROADS)
problem)
• Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin
bergabung ke Internet
• Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena
• Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts
• Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan
subnetting secara leluasa
• Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting,
organisasi tersebut diberikan satu blok alamat IP kelas C
• Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi tersebut
dapat memberi alamat pada setiap jaringannya
• Contoh
• Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke
tiga sebagai field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masingmasing memiliki jumlah host 254; jumlah total host 254x254 = 64516)
• Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat
IP kelas C yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network
yang bisa diberi alamat adalah 254 network; masing-masing network
dapat mengakomodasi 254 host)
• Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat
• Supernetting menyebabkan informasi yang
disimpan di router (yang dipertukarkan dengan
router lain) akan sangat besar
• Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat
kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan
kelas C akan ada 256 entry
• CIDR memecahkan masalah ini
• Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu
entry dengan format (network address, count)
• Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok
• Count menyatakan jumlah total network address di dalam
suatu blok
• Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga
network address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0
• Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas
C
CIDR Address Blocks and Bit Masks
• CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan
kelipatan dua dan menggunakan bit masks untuk
mengidentifikasi ukuran blok
• Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang
berurutan mulai dari 128.211.168.0, maka range alamatnya
adalah :
128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the
lowest
128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the
highest
• CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok
alamat :
• 32 bit lowest address
• 32-bit masks
• Untuk contoh di atas, mask CIDR terdiri dari 21 bit “1”, yang
artinya pemisahan anatra prefix dan suffix terjadi setelah bit
ke-21
• Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000
Notasi CIDR
• Untuk identifikasi blok CIDR diperlukan address dan
mask, maka dibuat notasi yang lebih pendek : CIDR
notation (slash notation)
• Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah
128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit
masks
Tabel subnet
Bit Host
Masked
CIDR
Subnet
0
/8
1
255.0.0.0
1
/9
2
255.128.0.0
8388606
2
/10
4
255.192.0.0
4194302
3
/11
8
255.224.0.0
2097150
4
/12
16
255.240.0.0
1048574
5
/13
32
255.248.0.0
524286
6
/14
64
255.252.0.0
262142
7
/15
128
255.254.0.0
131070
8
/16
256
255.255.0.0
65534
9
/17
512
255.255.128.0
32766
10
/18
1024
255.255.192.0
16382
11
/19
2048
255.255.224.0
8910
12
/20
4096
255.255.240.0
4094
13
/21
8912
255.255.248.0
2046
Net Mask
Host Per
Network
16777214
Tabel subnet
Bit Host
Masked
CIDR
Subnet/
Network
Net Mask
Host Per
Network
14
/22
16384 255.255.252.0
1022
15
/23
32768 255.255.254.0
510
16
/24
65536 255.255.255.0
254
17
/25
131072 255.255.255.128
126
18
/26
262144 255.255.255.192
62
19
/27
524288 255.255.255.224
30
20
/28
104857 255.255.255.240
6
14
21
/29
209715 255.255.255.248
2
6
22
/30
419430 255.255.255.252
4
2
23
/31
Invalid 255.255.255.254
Invalid
CIDR Block Prefix
/27
/26
/25
/24
/23
/22
/21
/20
# Equivalent Class C
1/8th of a Class C
1/4th of a Class C
1/2 of a Class C
1 Class C
2 Class C
4 Class C
8 Class C
16 Class C
# of Host Addresses
32 hosts
64 hosts
128 hosts
256 hosts
512 hosts
1,024 hosts
2,048 hosts
4,096 hosts
/19
32 Class C
8,192 hosts
/18
64 Class C
16,384 hosts
/17
128 Class C
32,768 hosts
/16
256 Class C
65,536 hosts
(= 1 Class B)
/15
512 Class C
131,072 hosts
/14
1,024 Class C
262,144 hosts
/13
2,048 Class C
524,288 hosts
• Keuntungan classless addressing : fleksibilitas dalam
pemberian blok IP address
• Misal sebuah ISP memiliki jatah alamat 128.211.0.0/16
• ISP tsb. dapat memberi pelanggan mereka 2048 alamat dalam
range /21 (seperti contoh sebelumnya)
• Di lain waktu, mereka dapat memberi alamat kepada klien
yang kecil (hanya dengan 2 komputer) dengan range /29
(128.211.176.212/29)
Contoh
• Setiap router mempunyai 4 subnet
• 1 subnet digunakan bersama oleh 2 router
• Setiap subnetwork mempunyai maksimum 30 IP address
atau host address
• Semakin banyak bit yg digunakan utk subnet, akan
semakin banyak jumlah subnetnya. Walaupun semakin
sedikit jumlah maksimum host address
Latihan 1
• DeviceA: 172.16.17.30/20
• DeviceB: 172.16.28.15/20
• Apakah kedua Device berada dalam subnet yg sama?
Jawaban 1
• Device A dan Device B mempunyai IP address dalam
subnet yg sama
• Subnet addressnya 172.16.16.0
Latihan 2
• Di atas adalah Class C dari network address
204.15.5.0/24
• Tentukan subnet sesuai kebutuhan jumlah hostnya?
Jawaban 2
• Dibutuhkan 5 subnet
• Jumlah host tertinggi dalam 1 subnet adalah 28
• Untuk membuat 5 subnet, berarti dibutuhkan
sekurang kurangnya 3 bit (maksimum 8 subnet)
• Sisa 5 bit, mempunyai jumlah maksimum 30 host
address (cukup)
VLSM (Variable Length Subnet Masks)
• Dari Latihan 2, bisa
digambarkan penggunaan
Host address seperti gambar
berikut
• Banyak host address yg tidak
digunakan dalam NetA, NetC
dan NetD
41
RFC standards
• RFC 950 Internet Standard Subnetting Procedure
• RFC 1812 Requirements for IPv4 Routers
• RFC 917 Utility of subnets of Internet networks
• RFC 1101 DNS Encodings of Network Names and Other
Type
• RFC 1878 Variable Length Subnet Table For IPv4
CIDR versus VLSM
• Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM
adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu
Network Address lebih dari satu subnet mask, jika
menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya
memiliki satu subnet mask saja,
• Perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak
pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan
hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang
telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai
IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam
jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi
kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan
jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
• Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu
untuk mengatasi kekurangan IP Address dan
dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi
kekerungan IP Address tersebut.
• Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA
jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan
baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi
pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya
memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP
Public).
IP Subnetting (1)
 IP tanpa subnetting
 Masalah-masalah pada IP tanpa subneting
 IP dengan subneting
 IP subneting dengan VLSM
 Notasi jaringan
IP Subnetting (2)
IP tanpa subnetting
Jumlah host maksimal dalam 1 jaringan berdasarkan klas IP
Contoh IP kelas B
1 jaringan dengan host 65.534
 Masalah yang muncul pada jaringan tanpa subneting
 Topologi/hardware harus sama
 Collision (tabrakan paket data antar host) makin sering
 Kesulitan mengatur jaringan
 Rawan terjadi penyadapan
IP Subnetting (3)

IP dengan Subnetting,
Jaringan dibuat subnet-subnet dengan mengkonfigurasi subnet mask
Contoh 1
Bandingkan IP address 10.10.1.1 tanpa subneting (subnetmask
Default =255.0.0.0) dengan jika subneting dengan subnet mask =
255.255.255.248 !
Jawaban
Network address dihitung dengan mengoprasikan logika AND antara IP
address dengan subnetmasknya
IP address
00001010 00001010 00000001 00000001
Subnetmask
11111111 11111111 11111111 11111000 AND
Network ID
00001010 00001010 00000001 00000000
IP Subnetting (4)
Network ID 10.10.1.0
Jumlah IP dalam 1 jaringan
1.
2.
IP-IP Address yang bersubnetmask dan bernetwork ID sama
IP
IP
IP
IP
IP
IP
IP
IP
address
address
address
address
address
address
address
address
00001010.00001010.00000001.00000000
00001010.00001010.00000001.00000001
00001010.00001010.00000001.00000010
00001010.00001010.00000001.00000011
00001010.00001010.00000001.00000100
00001010.00001010.00000001.00000101
00001010.00001010.00000001.00000110
00001010.00001010.00000001.00000111
=
=
=
=
=
=
=
=
10.10.1.0
10.10.1.1
10.10.1.2
10.10.1.3
10.10.1.4
10.10.1.5
10.10.1.6
10.10.1.7
SM
11111111.11111111.11111111.11111000 AND
Net ID
00001010.00001010.00000001.00000000
IP Subnetting (5)
3.
4.
5.
Jumlah total IP=8
Jumlah IP yang bisa dipakai host= 8-2=6
Rentang IP host =10.10.1.1-10.10.1.6
IP Subnetting (6)
Contoh 2
Anda mempunyai stok IP 202.10.1.0 – 202.20.1.255. Anda ingin membuat
subnet
dengan jumlah host maksimal 30 komputer. Tentukan subnetmask yang
digunakan, dan seluruh subnet yang terbentuk
Jawab:
1.
Jumlah host maksimal =30 sehingga diperlukan 32 IP (1 buah untuk
network ID dan 1 buah untuk broadcast ID)
2.
Subnetmask (segmen terakhir) yang digunakan adalah 256-32 = 224,
sehingga subnetmasknya adalah 255.255.255.224
IP Subnetting (7)
3.
Subnet yang terbentuk terdapat 256/32 = 8 buah subnet
IP Subnetting (8)
Contoh 3.
Anda penanggung jawab jaringan komputer disebuah institusi yang
mempunyai stok IP 202.10.1.0 s.d 202.10.1.255. Untuk mempersempit
ruang gerak aktivitas penyadapan/sniffing (penyadapan hanya bisa
dilakukan pada jaringan yang sama), Anda membuat agar tiap
departement menjadi jaringan tersendiri. Departement A terdiri dari 50
Komputer, B terdiri 13 komputer, dan C 50 komputer, departement D 30,
departement E 13 dan departement F 49. Tentukan (Tiap komputer
diberi IP 202.10.1.xxx):
 Network Address tiap departement
 Broadcast Address tiap departement
 Subnetmask yang digunakan tiap departement
 Rentang IP yang bisa digunakan tiap departement dengan teknik
VLSM
IP Subnetting (9)
Langkah-langkah alokasi IP
 Departemen A, C dan F sama-sama membutuhkan alokasi 64 IP (2
pangkat n yang ke atas terdekat adalah 64) sehingga subnetmask
segmen terakhir adalah 256-64= 192. Jadi subnetmask yang
digunakan adalah 255.255.255.192
 Departemen D 30 komputer sehingga dibutuhkan 32 IP sehingga
subnetmask segmen terakhir adalah 256-32=224. Jadi subnetmask
yang digunakan adalah 255.255.255.224
 Departemen B dan E sama-sama membutuhkan 16 IP sehingga
subnetmask segmen terakhir adalah 256-16=240. Jadi subnetmask
yang digunakan adalah 255.255.255.240
 Urutkan dari Jumlah alokasi terbesar ke yang terkecil kemudian
alokasikan IP
IP Subnetting (10)
Jadi tabel alokasi IP yang terbentuk
IP Subnetting (11)

Pengalokasian IP address dengan beberapa subneting yang
sering digunakan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Notasi jaringan= Net.ID/jumlah bit SM diset 1
Contoh:
- 10.10.1.0/24=Net ID=10.10.1.0 SM=255.255.255.0
- 10.10.1.0/25=Net ID=10.10.1.0 SM=255.255.255.128
- 10.10.1.0/26=Net ID=10.10.1.0 SM=255.255.255.192
Chapter Exercise
Latihan 1
• Tentukan NetID dan netmask masing-masing bagian
jaringan tersebut berdasarkan NetID awal
192.168.30.0/24, Tentukan pula nomor broadcast
masing-masing jaringan serta range IP yang bisa
digunakan untuk masing-masing jaringan yang
terbentuk.
Latihan 2
• Berikan nomor IP yang paling efisien untuk design jaringan
pada gambar di bawah.
• IP awal yang diberikan adalah 10.252.1.0
R2
R1
R3
Jaringan C
Jaringan E
Jumlah Host =50
Jumlah Host =25
Latihan 3
INTERNET
IP Awal : 202.134.0.0
Router A
Router D
Subnet X1
Router B
Subnet X3
Host =25
Router C
Subnet X4
Host=10
Router E
Subnet X2
Router F
Subnet X5
Host=12
Router G
Subnet X6
Host=9
Latihan 4
INTERNET
IP Awal : 200.192.2.0
Router A
Subnet B IP Total =8
Router D
Router C
Router B
IP Total =4
Router E
IP Total =8
Subnet A
Router G
Router F
IP Total
=32
IP Total
=16
Subnet C
Subnet D
IP Total
=16
IP Total
=16
Subnet E
Subnet F
Latihan 5
Latihan 6
• Sebuah sekolah membagi jaringan dalam 5 kelompok
(segment) yaitu Pimpinan, Guru, Teknisi, Siswa dan
Administrasi. Kelompok Pimpinan terdiri dari 6 komputer,
guru terdiri dari 61 komputer, teknisi terdiri dari 29
komputer, administrasi terdiri dari 12 komputer, dan siswa
terdiri dari 125 komputer.
• Setting ip address 5 buah komputer dengan network atau
nomor jaringan awal adalah 192.168.10.0/24.
• Tugas 6
a) Gambarkan skema routing yang akan dibangun
b) Tuliskan perhitungan secara detail untuk menghasilkan jaringan
sesuai rancangan point (a)
c) Berdasarkan hasil perhitungan (b), tuliskan
• Network Address tiap kelompok
• Broadcast Address tiap kelompok
• Subnet mask yang digunakan tiap kelompok
• Rentang IP yang bisa digunakan tiap kelompok