Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
1 PERILAKU DAN STRATEGI UTK MENGUBAHNYA Disampaikan oleh: Yayi Suryo Prabandari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM 2011 Topik yang kita diskusikan hari ini 2 Determinan kesehatan (p (pengingatan g g kembali)) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, teori terjadin a perilaku terjadinya perilak dan perubahan per bahan perilaku perilak Strategi perubahan perilaku 3 D Determinan i kkesehatan h KAITAN ILMU SOSIAL DAN MASALAH KESEHATAN S U SEBUAH CONTOH: PENYEBAB KEMATIAN ANAK 6 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan teori terjadinya perilaku Teori perilaku individu : Teori Belajar dgn aplikasi “mengapa mengapa remaja menjadi perokok? perokok?” 7 Classical Conditioning: Pergi ke cafe (US) merasa rileks (UR) Pergi ke cafe (US) merokok (CS) Merokok (CS) merasa rileks (CR) Operant conditioning Merokok agar g diterima dikelompoknya p y Observational/modelling Artis sinetron merokok ikut2an Orang tua merokok ikut2an Cognitive Merokok meningkatkan citra diri 8 Teori kognitif: Merokok akan membuatku berani berpetualang seperti cowok-cowok di gambar ini Teori belajar: mengapa masyarakat tidak melakukan gerakan 3M untuk t k pencegahan h DBD Melakukan 3M secara 3M secara teratur merasa nyaman Æ suatu kali kali pergi agak lama, sehingga tidak melakukan 3M Æ berulang kali terjadi dan tidak terjadi apa pun Æ akhirnya “tanpa 3M” tetap p nyaman y ((teori p perilakuan klasik)) Melakukan 3M seadanya Æ didukung tetangganya (teori perilakuan operan) Melihat temannya tidak selalu melakukan 3M (teori 3M (teori belajar sosial) Oleh karena rajin berolah raga dan mengikuti hidup sehat, yakin ki tidak tid k akan k terkena t k DBD DBD meski ki tidak tid k melakukan l k k 3M 3M dengan benar (teori kognitif) Interpersonal behavior theory People smoke every where Beliefs about outcomes Evaluation of outcomes Attitude Norms Social factors Roles Lack of policy Facilitating condition I t ti Intention Self concept Behavior Emotions Affect Frequency of past behavior Habits 10 Interpersonal behavior theory 11 Keyakinan terhadap manfaat ANC Evaluasi thdp hasil ANC Norma (Triandis, 1977, cited in Donovan, 2006) Sikap thdp ANC Faktor sosial: Teman dan saudara mendukung Peran Kondisi yg Memfasilitasi: Polindes, puskesmas layanannya dapat diakses Niat melakukan ANC Melakukan ANC Konsep diri E Emosi i Afek Frekuensi Perilaku di masa lalu Kebiasaan Theory of Reasoned Action & Planned Behavior External variables i bl Demo graphic variable Attitude toward targets Personality traits Other individual diff difference variables Behavioral beliefs Evaluation of behavioral outcomes N Normative beliefs Attitude toward behavior Subjective norms Motivation M to comply IIntention i to perform the behavior Behavior Control C t l beliefs Perceived power Perceived control t l 12 An Integrated Behavioral Model Feelings about behavior Behavioral beliefs Normative b li f – beliefs others’ expectations Normative beliefs – others’ behavior Control beliefs Efficacy beliefs Attitude Experiential attitude Instrument attitude Perceived norm Perceived norm Injunctive norm Knowledge and skills t perform to f the th behavior Salience of the behavior Intention to perform the behavior Behavior D Descriptive i ti norm Personal Agency EEnvironmental i t l constraints Perceived control Habits Self efficacy 13 14 St t i perubahan Strategi b h perilaku il k Langkah dalam intervensi (dalam ilmu perilaku) 15 Assessment awal Æ analisis kebutuhan/promkes, /p , history taking/med) Dinamika psikologi (mapping permasalahan utamaÆ penilaian target/promkes, diff diagnosis/med) P Perencanaan i intervensi i Æ perencanaan program/promkes Pelaksanaan intervensi Æ implementasi program/promkes, terapi/med Evaluasi Æ evaluasi/promkes, follow up/med Tahapan p Promosi Kesehatan 16 Analisis kebutuhan (studi epidemiologi, perilaku dan intervensi yang pernah dilakukan) Penilaian target (perilaku yg paling berisiko, berisiko kelompok mana yg paling berpotensi) Evaluasi Perencanaan Program I l Implementasi t i PENDEKATAN UNTUK MENGUBAH PERILAKU Informasi Pemasaran Insentif Restriksi R t ik i Indoktrinasi Peraturan Tidak memaksa Memaksa 17 18 Mengubah M b h perilaku il k dengan informasi Transtheoretical theory tahapan perubahan perilaku (Prochaska, 1988): 19 PPrekontemplasi k t l i (belum (b l mau berubah/sadar, ingin) Kontemplasi (sudah sadar/ingin/berpikir tapi belum beraksi) Persiapan (langkah awal utk bertindak) Tindakan Pemeliharaan lh Tahapan Perubahan Perilaku transtheoretical theory (Simon-Morton, Greene & Gottlieb, 1995) Tahapan p Pendekatan Intervensinya y Pengaruh g media /metode promkes Prekontemplasi Informasi terkini, komunikasi persuasif, pengalaman Tinggi Kontemplasi Informasi, komunikasi persuasif, pengalaman Tinggi dan sedang Persiapan Cara untuk melakukan perubahan, pengembangan keterampilan, perubahan sikap Sedang Æ penyuluhan ttg cara membersihkan dengan efektif Aksi Keterampilan untuk mempertahankan Kurang Æ monitoring perilaku il k yang sudah d h diubah, di b h penguatan, dukungan, manajemen diri, perubahan sikap Mempertahankan Keterampilan pencegahan kekambuhan, manajemen diri, dukungan sosial dan lingkungan Kurang Æ monitoring Karakteristik Effective Health & Allensworth 2010) C Communication i ti (Fertman & Allensworth. 2010) Akurasi Ketersediaan Imbang Konsisten Peka budaya Didasarkan bukti Mencapai sasaran Reliabel Repetisi Pertimbangan waktu Mudah dipahami Peran Media: Lembar fakta Press releaseÆ press p conference Variabel V i b l yang berpengaruh Sumber (siapa yg berbicara)) Pesan Proses perantara internal Perhatian Perubahan keyakinan Pemahaman (isi pesanÆ akurat) Target Efekk yang Ef dihasilkan Perubahan Penerimaan sikap (Ibu? KK? Anak?dsb) Saluran Retensi (Media/metode) Model Pendekatan Belajar Pesan - Petty & Cacioppo (cited in Azwar, 2000) Perubahan perilaku Fakta 23 9Kampanye p y melalui media telah dibuktikan dapat membantu pengendalian tembakau untuk mengurangi jumlah perokok (Siegel, 2002). 9Hasil kajian lainnya menunjukkan bahwa pengembangan pesan yang disesuaikan dengan kepercayaan dapat meningkatkan keinginan sasaran untuk berhenti merokok (Netemeyer, Andrews, & Burton, 2005) Pemasaran Sosial 24 Penggunaan prinsip dan teknik pemasaran untuk mengenalkan lk ide id atau perilaku il k Langkah pemasaran o o o o Riset pasar, pasar untuk menentukan strategi pemasaran dan faktor penentunya Segmentasi pasar Manfaat untuk konsumen Empat “P” dalam pemasaran Produk 9 Price 9 Place 9 Promotion 9 25 M Mengubah b h perilaku il k ““sedikit dikit memaksa” k ” Target Promosi Kesehatan Multi Level IIndividual: di id l pengetahuan, t h sikap, ik perilaku il k Organisasi: kebijaksanaan, praktek, program fasilitas, program, fasilitas dan sumber Komunitas: kebijaksanaan, praktek, program, fasilitas, dan sumber Pemerintah : kebijaksanaan, program, fasilitas,, sumber,, koordinasi/ / legistasi, g , peraturan dan penguatan ANC Program di Puskesmas k (kantong persalinan) Kesepakatan utk melaksanakan Desa Siaga dng bantuan sosial & pemantauan ibu hamil scr teratur Kebijakan Jampersal 26 Intensive interventions Pharmocotherapies ib d • prescribed • non-prescribed Brief intervention • Pharmacotherapies p • non-prescibed TV campaigns Taxation workplace bans, Taxation, bans restricted access, access health warnings Smoking Cessation Pyramid (Bittoun, 2005) 28 MENGUBAH PERILAKU DENGAN PENDEKATAN PERILAKU: INDIVIDU (INSENTIF) INTERPERSONAL Apa yang akan membuat: 29 Anak kecil melakukan dengan senang hati Anak kecil tidak mau melakukan Apa yang akan kita lakukan untuk : Membuat anak kecil mau melakukan sesuatu Cara orang C g belajar: j 30 Coba dan salah (trial & error) Diberi tahu (being told) Peniruan (Imitation) Berpikir (thinking) Perubahan perilaku: Teori belajar operant 31 Positive reinforcement: memberikan p penguat g dengan g konsekuensi yg disukai (Ibu ANC teratur, diberi penghargaan) N Negative i reinforcement: i f menguatkan k perilaku il k d dengan meniadakan stimulus yg tak menyenangkan (Ibu hamil yang masih belum ANC jangan langsung “dimarahi” atau diberi sanksi, tetapi ditanya “mengapa tidak datang periksa kehamilan” 32 Mengubah Perilaku dengan Retriksi dan Indoktrinasi Retriksi 33 Memberikan pembatasan untuk mencegah perilaku tertentu Contoh: Jampersal hanya bisa diberikan kepada mereka yang ANC Manfaat jampersal dikurangi pada ibu hamil yang tidak pernah datang ANC Indoktrinasi 34 Memberikan “paksaan” paksaan untuk perilaku tertentu Contoh: keikutsertaan ABRI dalam program KB Peraturan 35 Membuat peraturan: Internal: Kesepakatan p warga g Pemerintah: Pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan untuk Ibu hamil Setiap kantor harus menyediakan pojok menyusui Fakta 36 Albert dkk(2008) melaporkan p bahwa pemberlakuan p larangan merokok di dalam rumah tangga meningkatkan sikap anti merokok pada remaja dan mengurangii percepatan remaja j menjadi j di perokok k k coba-coba, karena mereka tinggal dengan orangorang yang tidak merokok. Penelitian Albert dkk(2008), dilakukan selama 4 tahun (2001-2005) pada 3834 remaja di Massachusetts. EFEKTIFKAH PELAKSANAAN KAMPUS BEBAS A S AS ROKOK? Survei Perilaku Merokok Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM di Yogyakarta sebelum (2003) dan sesudah (2007)penerapan KTR di Yogyakarta sebelum (2003) dan sesudah (2007)penerapan KTR Mahasiswa Laki‐laki 2003 (n=311) Tidak 50,2 % merokok ((152)) Perokok 36 % eksperimen (112) Mantan 2,9 % perokok (9) PEROKOK 10,9 % (34) Mahasiswi Perempuan p 2007 (n=189) 69,3 % ((131)) 21,2 % (40) 1,1% (2) 2003 (n=423) 90,1 % ((381)) 9,2 % (39) 2007 (n=274) 92,3% ((253)) 7,3 % (20) 8,5% (16) 0,7 % (3) 0,4 % (1) Perilaku merokok mahasiswa FK UGM setelah diberlakukannya KTR (2007) 41 Tidak pernah merokok Tidak merokok sejak menjadi mahasiswa FK UGM Berhenti merokok setelah diberlakukan KTR Mengurangi jumlah rokok setelah diberlakukan KTR Kebiasaan merokok tidak berubah (tetap merokok) Laki laki Laki-laki (%) Perempuan (%) 66 2 66,2 85 8 85,8 11,9 6,3 6.0 3,7 66 6,6 21 2,1 9,3 2,1 Fakta lainnya y 42 Kumar dkk yang melakukan kajian terhadap hasil survey nasional tahun h 1999-2000 1999 2000 dengan d populasi l i remaja j SMP dan d SMA di Amerika menunjukkan bahwa: Semakin ketat pengawasan sekolah terhadap perilaku merokok siswa, semakin rendah proporsi pelajar perokok di sekolah tersebut. Kajian tersebut juga menunjukkan bahwa sekolah yang mengijinkan guru dan karyawannya merokok juga memiliki jumlah pelajar perokok yang tinggi. Adams dkk yang melakukan kajian di Illinois USA terhadap efek pemberlakuan kebijakan Sekolah Bebas Rokok terhadap perilaku merokok remaja, melaporkan bahwa pemberlakuan kebijakan sekolah tanpa rokok mengurangi perilaku merokok siswa di sekolah. Pendekatan Sosial untuk Perubahan Perilaku dan Pembangunan Kesehatan PERUBAHAN SOSIAL 43 Perubahan Organisasi: apa yg harus diperhatikan? 44 Struktur St kt organisasi: i i Sentralisasi Desentralisasi Gabungan G b Partisipasi dlm pengambilan keputusan Formalisasi Misi Budaya organisasi: Tipologi organisasi Berbagi kepercayaan Ekspresi budaya Budaya promosi kesehatan Tahapan & Strategi Perubahan Organisasi 45 Initial assessment: Problem assessment & selection of change goals Force field analysis of driving & restraining forces Choice of tactics for change Preinitiation: Choice of change agent with credibility & legitimacy Increase awareness within the organization g of the need for change g through evaluations and Formal & informal discussion Initiation: Selection of “top p down” or “bottom up” p change g strategies g Specification of any policies or procedures in the changes Tahapan p & Strategi g Perubahan Organisasi g 46 IImplementation: l t ti Choice of formal & informal communication channels for the change Development of administrative procedures for the change Analysis of driving & restraining forces for implementation Monitoring of change process Institutionalization: Inclusion of change in strategic plans and organizational goals & objectives Written jogb descriptions Hiring permanent staff Stable source of funding Perubahan komunitas dan sosial: perubahan sosial Proses p 47 Planned vs uplanned change Level of change Top down vs bottom up change The Health Educator as change agent: Mengembangkan kebutuhan utk berubah Menetapkan hubungan pertukaran informasi Mendiagnosis problem Menciptakan p intensi klien utk berubah Menterjemahkan intensi ke tindakan Menstabilkan adopsi dan mencegah ketiadaan tindak lanjut Mencapai hubungan terminal Perubahan komunitas dan sosial: P d k t utk Pendekatan tk perubahan b h sosial i l 48 Empirical rational education Empirical-rational Normative Re-education: Agen perubah mempunyai tugas: observasi partisipan di komunitas yg dituju, bkj dgn orang kunci, toma, sintesiskan ide dr populasi target, & memberikan b ik simbol i b l dan d citra i balik b lik utkk komunitas k i Community organizing: Aksi sosial politik Pengembangan lokal: lokal pemberdayaan, pemberdayaan kompetensi komunitas,& komunitas & partisipasi Advocacy: Media: agenda setting, issue framing Policy: partisipasi populasi target, target koalisi, koalisi mempengaruhi pengambil keputusan Fakta 49 Hasil metanalisis pada 26 penelitian yang dilakukan untuk menguji dampak KTR di tempat kerja di Amerika, Australia, Kanada dan Jerman menunjukkan bahwa KTR di tempat kerja.dapat mengurangi prevalensi perokok sebesar 3,8% (Fichternberg & Glanzt, 2002). Di Cina Ci Gan G (2008) melaporkan l k penurunan kkonsentrasii ”secondhand smoke” di 14 gedung perkantoran di 10 propinsi setelah diberlakukan kebijakan kawasan tanpa rokok di perkantoran 50 Multi level Health Promotion Health Promotion Approaches: The Example of (Naido and Wills, 1994) Healthy Eating Approach Aims Methods Worker/client relation ship Medical To identify those at risk from disease Primary health care Expert led. consultation, e.g. Passive, conforming measurement of client BMI Behaviour change To encourage individuals to take individuals to take responsibility for their own health and choose healthier lifesyle Persuasion through one‐to‐one advice one to one advice information, mas campaigns, e.g. “Look after your heart’, dietary message Expert led. Dependent client Dependent client. Victim blaming ideology Health Promotion Approaches: The Example (Naido and Wills, 1994) of Healthy Eating Approach Aims Methods Worker/client relation ship Educational To increase knowledge and skills about healthy life styles Information, Exploration of attitudes through small ggroup work, Development p , p of skills, e.g. women’s health group May be expert led. May also involve client in negotiation client in negotiation of issues for discussion Empower ment To work with To work with clients or communities to meet their perceived needs Advocacy, Negotiation, Advocacy Negotiation Networking, Facilitation, e.g. food co‐op, fat g p women’s group Health promoter is Health promoter is facilitators Client become empowered Health Promotion Approaches: The Example (Naido and Wills, 1994) of Healthy Eating Approach Aims Methods Worker/client relation ship Social change To address inequalities in health based on class, race, gender and geography Development of Entails social organizational policy, e.g. regulation and is hospital catering policy. p gp y top‐down p Public health legislation, e.g. food labeling. Lobbying fiscal controls Lobbying fiscal controls, e.g. subsidy to farmers to produce lean meat Referensi 54 Adams, ML, Jason, LA., Pokorny, S., & Hunt, Y. The Relationship between Tobacco School Policies and Youth Tobacco Use . Journal of School Health (2009) 79(1): 17-23 Alberts, AB., Biener, L., Siegel, M., Cheng, DM., & Rigotti, N. Household smoking bans and adolescent antismoking attitudes and smoking initiation: findings from longitudinal study of a Massachusetts youth cohort. Am. J. of Pub. Health (2008) 98(10):1886 98(10):1886-189 189 Davies M & Macdowall W., 2006. Health Promotion Theory. McGrawHill Education Open University press. Dignan MB., Carr PA., 1992. Program Planning for Health Education and Promotion. Second Edition. USA: Lea & Febiger Ewles L & Simnet II., 1994 1994. Promosi Kesehatan: petunjuk praktis. praktis Terjemahan, Terjemahan edisi kedua (terjemahan). (terjemahan) Yogyakarta: Gadjah mada University press Fertman, CI., & Allensworth, DD. 2010 Health Promotion Program. San Fransisco, US: A Wiley Imprint Fichtenberg, CM & Stanton A Glantz. 2002 Effect of smoke-free workplaces on smoking behavior: a systematic review. BMJ 2002;325;188-194 Gan, Q., Hammond, SK., Jiang, Y., Yang, Y., & Hu, T. Effectiveness of a smoke-free policy in lowering secondhand smoke concentrations in offices in China. J. Occup Environ Med (2008) 50: 570-57 Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B. 2007 Understanding Health Promotion. Victoria, Australia: Oxford University Press Kumar, R., O’Malley, PM., & Johnston, LD. School Tobacco Control Policies Related to Students’ Smoking and Attitudes Toward Smoking: National Survey Results, 1999-2000. Health Educ Behav 2005; 32; 780 Marmot M & Wilkinson RG., 2006. Social Determinant of Health. Second Edition. USA: Oxford University Press Netemeyer, RG, Andrews, JC, and Burton, S. 2005. Effects of Antismoking Advertising–Based Beliefs on Adult Smokers’ C id Consideration i off Quitting. Q i i A i American Journal J l off PPublic bli Health H l h 95(6):1062-106 95(6) 1062 106 Siegel M. The effectiveness of state-level tobacco control interventions: a review of program implementation and behavioral outcomes. Annu Rev Public Health.2002;23:45–71. 55 TERIMA KASIH, SELAMAT DATANG DI YOGYAKARTA TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA