Download hipertiroidisme dengan penyakit graves

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar thyroid merupakan organ berbentuk kupukupu terletak pada leher bagian bawah disebelah
anterior trakea.

Panjang ± 5 cm serta lebar 3 cm dan berat 30 gram

Aliran darah tinggi (5 ml/menit/gram thyroid) = tingkat
aktifitas metabolik yang sangat tinggi

Menghasilkan 2 jenis hormon yang berbeda: tiroksin
(T4), serta Triidotironin (T3).

Terdiri dari atas banyak folikel berbentuk bundar
dengan diameter antara 50-500 miumeter.

Folikel ini berkelompok-kelompok sebanyak kira-kira
40 buah.

Setiap folikel berisi cairan yang pekat, koloid,
sebagian besar terdiri dari protein, khususnya
glikoprotein triglobulin.
Hipotalamus
Thyrotropin-Releasing Hormone
kelenjar hipofisa
Thyroid Stimulating Hormone
kelenjar tiroid
hormon tiroid dalam darah berupa T4 (tiroksin) dan T3
(triodotironin). (Cooper, 2005).

Dalam keadaan normal, kadar hormon tiroid, seperti
tiroksin (T-4) dan tri-iodo-tironin (T-3) berada dalam
keseimbangan dengan thyrotropin stimulating
hormone (TSH). Artinya, bila T-3 dan T-4 rendah,
maka produksi TSH akan meningkat dan sebaliknya
ketika kadar hormon tiroid tinggi, maka produksi TSH
akan menurun

Yodium : unsur esensial bagi thyroid untuk sintesis
hormon thyroid

Yodium dikonsumsi dari makanan dan diserap kedalam
darah didalam traktus gastroinstetinal

Pelepasan TSH ditentukan oleh kadar hormon thyroid
dalam darah = pengendalian umpan balik (feedback
control)

Kalsitonin : hormon penting yang disekresikan oleh
kelenjar thyroid. Sekresi kalsitonin tidak dikendalikan oleh
TSH

History
A 50 year-old present with enlargement of left anterior neck. He
has noted increased appetite over past month with no weight gain,
and more frequent bowel movement over the same period.

Physical Examination
He is 5’8” tall and weight 150 lb. The heart rate is 82 and blood
pressure is 110/76. There is an ocular stare with a slight lid lag
(exophtlamus). The tyroid gland is asymmetric to palpation,
weighing an estimated 40 g (normal= 15-20 g). There is a 3x2,5
cm firm nodule in left lobe of the thyroid, tremor +
DO :
 Tn. X 50 thn
 TB :172,7 cm
 BB : 68 kg
 Nadi 82 x/ menit
 TD: 100/76 mmHg
 Eksopthalmus
 Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi,
diperkirakan beratnya 40 gram (n:15-20 g)
 Terdapat nodul dilobus kiri thyroid 3x2,5 cm
 Tremor +
 Pembesaran leher kiri bagian depan
DS :

klien mengeluh peningkatan selera makan disertai
tidak ada penambahan BB

klien mengeluh diare

mengeluh peningkatan selera makan disertai tidak
ada penambahan BB

klien mengeluh diare (peningkatan eliminasi bowel)

oftalmopati (eksoftalmus/ mata menonjol)

Kelenjar thyroid asimetris pada saat dipalpasi,
diperkirakan beratnya 40 gram (N:15-20 g)
(pembesaran kelenjar tiroid/struma difus)

Istilah hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering
dipertukarkan

Tirotoksikosis : berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu
jaringan memberikan hormone tiroid yang berlebihan

Hipertiroidisme : tirotoksikosis sebagai akibat dari
produksi tiroid itu sendiri sehingga menyebabkan
kadar hormon tiroid didalam darah berlebihan
Biasa

penyakit graves

nodul tiroid toksik

Tiroiditis
Tidak biasa

hipertiroidisme neonatal

hipertiroidisme faktisius

sekresi TSH yang tidak tepat oleh pituitaria

yodium eksogen
Jarang

metastasis kanker tiroid

koriokarsinoma dan mola hidatidosa

struma ovaril

karsinoma testicular embrional

polyostotic fibrous dysplasia

Suatu penyakit autoimun yang biasanya ditandai oleh
produksi autoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH
pada kelenjar tiroid.

Autoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin
perangsang tiroid (Thyroid-Stimulating
Immunoglobulin) sehingga meningkatkan
pembentukan hormon tiroid,

Penderita :
limfosit T mengalami perangsangan terhadap antigen
yang berada didalam kelenjar tiroid yang selanjutnya
akan merangsang limfosit B untuk mensintesis
antibodi terhadap antigen tersebut. Antibodi yang
disintesis akan bereaksi dengan reseptor TSH
didalam membran sel tiroid sehingga akan
merangsang pertumbuhan dan fungsi sel tiroid.

Adanya autoantibodi kerja mirip TSH (reseptor TSH)
di membran sel folikel tiroid. Autoantibodi IgG ini,
yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid
(Thyroid-Stimulating Immunoglobulin), thyroid
peroksidase antibodies (TPO), dan TSH receptor
antibodies (TRAb) yang menyebabkan perangsangan
produksi hormon tiroid secara terus menerus,
sehingga kadar hormon tiroid menjadi tinggi.
Hipotalamus
Thyrotropin-Releasing Hormone
kelenjar hipofisa
v
Thyroid Stimulating Hormone
-
Adanya autoantibodi reseptor pada sel folikel kel. tiroid
hormon tiroid dalam darah meningkat
Kadar TSH rendah
Hormone tiroid
(T3 dan T4) dalam
darah meningkat
Proses
glikogenesi
s meningkat
Pembakara
n lemak
meningkat
Metabolisme
tubuh meningkat
Produksi kalor meningkat
Peningkatan suhu tubuh
Suplai
nutrisi
tidak
adekuat
Penurunan
berat
badan
Sitokin yang
terbentuk dari
limfosit
Gangguan rasa
nyaman panas
Aktivitas GI
meningkat
Nafsu makan meningkat
Perubahan pola
nutrisi
inflamasi
fibroblast dan
miositis
orbita,
menyebabkan
pembengkaka
n otot-otot,
proptosis dan
diplopia.
.

Dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal.

Ciri-ciri Tiroidal : goiter akibat hiperplasia kelenjar
tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid
yang berlebihan.

Hipertiroidisme : mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan
panas, berat badan menurun walaupun nafsu makan
meningkat, palpitasi, takikardi, diare serta atrofi otot.

Manifestasi ekstratiroidal : oftalmopati (mata melotot,
fissura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti
gerakan mata dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya
terbatas pada tungkai bawah.

Gambaran klinik klasik dari penyakit graves antara
lain adalah tri tunggal: hipertitoidisme, goiter difus dan
eksoftalmus



Sindrom “ familial dysalbuminemic
hyperthyroxinemia “ dapat ditemukan protein
yang menyerupai albumin (albumin-like protein)
didalam serum yang dapat berikatan dengan T4
tetapi tidak dengan T3. Keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan kadar T4 serum dan
FT4I, tetapi free T4, T3 dan TSH normal.
Apathetic hyperthyroidism
Thyrotoxic periodic paralysis

Krisis tiroid (Thyroid storm) merupakan eksaserbasi
akut dari semua gejala tirotoksikosis yang berat
sehingga dapat mengancam kehidupan penderita.

Demam tinggi, flushing dan hiperhidrosis.

Takhikardi hebat , atrial fibrilasi sampai payah jantung.

agitasi, gelisah, delirium sampai koma.

Gejala-gejala saluran cerna berupa mual,
muntah,diare dan ikterus.

Penatalaksanaan hipertiroidisme secara
farmakologi menggunakan tiga kelompok yaitu:
- obat antitiroid
- pembedahan
- yodium radioaktif yang merusak
sel-sel kelenjar tiroid.
Bekerja dengan cara menghambat pengikatan
(inkorporasi) yodium pada TBG (thyroxine binding
globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH
(Thyreoid Stimulating Hormone) sehingga
mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi
hormon tiroid.

Tiroidektomi subtotal merupakan terapi
pilihan pada penderita dengan struma yang
besar.

Pengobatan dengan yodium radioaktif akan
mengablasi kelenjar tiroid melalui efek ionisasi
partikel beta dengan penetrasi kurang dari 2 mm,
menimbulkan iradiasi local pada sel-sel folikel tiroid
tanpa efek yang berarti pada jaringan lain
disekitarnya.
Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. integritas
5. Makanan/ cairan
6. Neurosensori
7. nyeri/ keamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
10. seksualitas
Data
etilogi
masalah
Data objektif
 Tn. X 50 thn
 TB :172,7 cm
 BB : 68 kg
 TD: 100/76 mmHg
 Kelenjar thyroid asimetris
pada saat dipalpasi,
diperkirakan beratnya 40 gram
(n:15-20 g)
 Terdapat nodul dilobus kiri
thyroid 3x2,5 cm
 Tremor +
 Pembesaran leher kiri bagian
depan
peningkatan
metabolisme
(peningkatan nafsu
makan dan aktivitas
gastroinstestinal yang
bertambah)
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
•klien mengeluh peningkatan selera
makan disertai tidak ada penambahan
BB
•klien mengeluh diare
Data objektif
 Tn. X 50 thn
 TB :172,7 cm
 BB : 68 kg
 Nadi 82 x/ menit
 TD: 100/76 mmHg
 Eksopthalmus
 Kelenjar thyroid asimetris pada saat
dipalpasi, diperkirakan beratnya 40
gram (n:15-20 g)
 Terdapat nodul dilobus kiri thyroid
3x2,5 cm
 Tremor +
 Pembesaran leher kiri bagian depan
Perubahan
mekanisme
perlindungan dari
mata ; kerusakan
penutupan
kelopak
mata/eksoftalmus
Risiko tinggi
terhadap kerusakan
integritas jaringan.
Data subjektif
•Klien mengeluh melihat dengan ganda
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada
klien yang mengalami hipertiroidisme adalah
sebagai berikut :
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan dan aktivitas
gastroinstestinal yang bertambah)
 Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas
jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan
penutupan kelopak mata/eksoftalmus.


Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja
jantung

Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik
dengan peningkatan kebutuhan energi

Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status
hipermetabolik.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi.

Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologik peningkatan stimulasi
SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola
tidur

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan dan aktivitas
gastroinstestinal yang bertambah)

Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan
dan aktivitas gastroinstestinal yang bertambah)

Tujuan :
Klien akan menunjukkan berat badan stabil

Kriteria Hasil:
Nafsu makan baik.
Berat badan normal
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Auskultasi bising usus


Pantau masukan
makanan setiap hari,
timbang berat badan
setiap hari

Bising usus hiperaktif
mencerminkan
peningkatan motilitas
lambung yang menurunkan
atau mengubah fungsi
absorpsi.
Penurunan berat badan
terus menerus dalam
keadaan masukan kalori
yang cukup merupakan
indikasi kegagalan
terhadap terapi antitiroid

Hindari pemberian
makanan yang dapat
meningkatkan peristaltik
usus dan cairan yang
menyebabkan diare.

Peningkatan motilitas
saluran cerna dapat
mengakibatkan diare dan
gangguan absorpsi nutrisi
yang diperlukan

Dorong pasien untuk
pemberian diet tinggi
kalori, protein, karbohidrat
dan vitamin dan mencatat
asupan diet pasien.

Mungkin memerlukan
bantuan untuk menjamin
pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat
dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang
sesuai.
 Berikan makanan yang
gizinya baik dan
seimbang dengan porsi
kecil beberapa kali
sehari yang bahkan
dapat mencapai 6 x
sehari.

Untuk memnuhi selera
makan pasien yan
meningkat dan status
gizi pasien

Konsultasikan dengan ahli
gizi untuk memberikan
diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat, dan vitamin

Menjamin pemasukan zatzat makanan yang adekuat
dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang
paling sesuai.

Berikan obat sesuai
indikasi:

Agar terhindar dari
komplikasi. ( krisis tiroid)
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus.
Tujuan
 Klien akan mempertahankan kelembaban membran
mukosa mata, terbebas dari ulkus
Kriteria Hasil
 Membran mukosa mata lembab
 Terbebas dari ulkus
 Komplikasi dapat dicegah

Observasi adanya
edema periorbital

Stimulasi umum dari
stimulasi adrenergik
yang berlebihan

Evaluasi ketajaman
mata

Oftalmopati infiltratif
adalah akibat dari
peningkatan jaringan
retroorbita
Anjurkan pasien
menggunakan kaca
mata gelap
 Bagian kepala tempat
tidur ditinggikan


Instrusikan agar pasien
melatih otot mata
ekstra okular jika
memungkinkan

Melindungi kerusakan
kornea.
Menurunkan edema
jaringan bila ada
komplikasi
 Memperbaiki sirkulasi
dan mempertahankan
gerakan mata.



Berikan kesempatan
pasien untuk
mendiskusikan
perasaannya tentang
perubahan gambaran atau
bentuk ukuran tubuh untuk
meningkatkan gambaran
diri
Anjurkan pasien untuk
menggunakan penutup
mata

Bola mata yang agak
menonjol menyebabkan
seseorang tidak menarik

Untuk perawatan dan
perlindungan mata dari
pajanan lingkungan luar
Intervensi
Catat adanya anoreksia, mual
dan muntah
Pantau masukan makanan
setiap hari, timbang berat badan
setiap hari
Kolaborasi untuk pemberian diet
tinggi kalori, protein, karbohidrat
dan vitamin
Rasional