Download sumber - UMM Directory

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
 Dasar Routing
Routing Lansung dan Tidak Langsung
Seperti telah disebutkansebelumnya, proses pengiriman datagram IP selalu
menggunakan tabel routing. Tabel routing berisi informasi yang diperlukan untuk
menentukan ke mana datagram harus di kirim. Datagram dapat dikirim langsung ke
host tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel
routing.
132.96.11.3
0:20:4c:30:29:29
132.96.12.0
132.96.11.0
132.96.12.9
0:80:48:ea:35:9a
seth
132.96.11.2
0:80:ad:17:96:34
osiris
132.96.11.1
0:80:48:e3:d2:69
isis
132.96.12.8
0:80:ad:a7:96:f5
khensu
132.96.36.6
0:80:48:ea:35:10
132.96.36.0
toth
132.96.36.4
0:80:ad:a6:b6:65
khnemu
132.96.12.7
0:40:95:11:2:b5
anubis
132.96.36.5
0:80:ad:a7:a3:81
Gambar Jaringan TCP/IP
Gambar diatas memperlihatkan jaringan TCP/IP yang menggunakan
teknologi Ethernet. Pada jaringan tersebut host osiris mengirimkan data ke host
seth, alamat tujuan datagram adalah seth dan alamat sumber datagram adalah
osiris. Frame yang dikirimkan oleh host osiris juga memiliki alamat tujuan frame seth
dan alamat sumbernya adalah osiris. Pada saat osiris mengirimkan frame, seth
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
membaca bahwa frame tersebut ditujukan kepada alamat ethernetnya. Setelah
melepas header frame, seth kemudian mengetahui bahwa IP address tujuan
datagram tersebut juga adalah IP addressnya. Dengan demikian set meneruskan
datagram ke lapisan transport untuk diproses lebih lanjut. Komunikasi model seperti
ini disebut sebagai routing langsung.
132.96.11.2
132.96.11.1
132.96.11.3
IP Pengirim: 132.96.11.1
Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69
IP Target: 132.96.11.2
Ethernet Address:0:80:ad:17:96:34
Gambar Routing langsung
Pada gambar diatas terlihat bahwa osiris dan anubis terletak pada jaringan
Ethernet yang berbeda. Kedua jaringan tersebut dihubungkan oleh khensu. Khensu
memiliki lebih dari satu interface dan dapat melewatkan datagram daari satu
interface ke intreface lain (atau bertindak sebagai router). Ketika mengirimkan data
ke anubis, osiris memeriksa tabel routing dan mengetahui bahwa data tersebut
harus melewati khensu terlebih dahulu. Dengan kondisi seperti ini datagram yang
dikirim osiris ke anubis memiliki alamat tujuan anubis dan alamat sumber osiris
tetapi frame ethernet yang dikirimnya diberi alamat tujuan khensu dan alamat
sumber osiris.
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
IP pengirim: 132.96.11.1
Ethernet Address:0:80:48:ea:35:10
IP target: 132.96.36.5
Ethernet Address:0:80:ad:a7:a3:81
132.96.36.4
132.96.11.1
132.96.36.5
132.96.11.2
132.96.36.6
132.96.11.3
IP pengirim: 132.96.11.1
Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69
IP target: 132.96.36.5
Ethernet Address:0:20:4c:30:29:29
Gambar Routing tak langsung
Ketika osiris mengirimkan frame ke jaringan, khensu membaca bahwa alamat
ethernet yang dituju frame tersebut adalah alamat ethernetnya. Ketika khensu
melepas header frame, diketahui bahwa host yang dituju oleh datagram adalah host
anubis. Khensu kemudian memeriksa tabel routing yang dimilikinya untuk
meneruskan datagram tersebut. Dari hasil pemeriksaan tabel routing, khensu
mengetahui bahwa anubis terletak dalam satu jaringan ethernet dengannya. Dengan
demikian datagram tersebut dapat langsung disampaikan oleh khensu ke anubis.
Pada pengiriman data tersebut, alamat tujuan dan sumber datagram tetap anubis
dan osiris tetapi alamat tujuan dan sumber frame Ethernet menjadi anubis dan
khensu. Komunikasi seperti ini disebut sebagai routing tak langsung karena untuk
mencapai host tujuan, datagram harus melewati host lain yang bertidak sebagai
router.
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Pada dua kasus diatas terlihat proses yang terjadi pada lapisan internet
ketika mengirimkan dan menerima datagram. Pada saat mengirimkan datagram,
host harus memeriksa apakah alamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang
sama atau tidak. Jika lamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang sama ,
datagram dapat langsung disampaikan. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak
terletak pada jaringan yang sama, datagram tersebut harus disampaikan melalui
host lain yang bertindak sebagai router. Pada saat menerima datagram host harus
memeriksa apakah ia merukapakan tujuan dari datagram tersebut. Jika memang
demikian maka data diteruskan ke lapisan transport. Jika ia bukan tujuan dari
datagram tersebut, maka datagram tersebut dibuang. Jika host yang menerima
datagram tersebut sebuah router, maka ia meneruskan datagram ke interface yang
menuju alamat tujuan datagram.
Jenis Konfigurasi Routing
Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu :
•
Minimal Routing
Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling
sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada
network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian
lokal saja.
•
Static Routing
Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya
mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing
dibuat secara manual
pada masing-masing gateway.
Jenis
ini masih
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang
down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat
kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak
benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja
dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila
network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router
yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar,
karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya.
•
Dynamic Routing
Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk
mencapat tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga
selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic
routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja.
Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.
Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit
merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel
routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer.
Routing Protocol
Protokol routing merupakan aturan yang mempertukarkan informasi routing
yang nantinya akan membentuk tabel routing sedangkan routing adalah aksi
pengiriman-pengiriman paket data berdasarkan tabel routing tadi.
Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai
tujuan. Dan masing-masing protokol mempunyai cara dan metodenya sendirisendiri. Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi Interior Routing Protocol
dan Exterior Routing Protocol. Keduanya akan diterangkan sebagai berikut :
Interior Routing Protocol
Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan interior routing protocol
digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems (AS) . AS
dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun kecil) yang berada
dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masingmasingnya mempunyai gateway untuk saling berhubungan. Interior routing protocol
mempunyai beberapa macam implemantasi protokol, yaitu :
RIP (Routing Information Protocol)
Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya
sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell. RIP
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
memakai
metode
distance-vector
algoritma.
Algoritma
ini
bekerja
dengan
menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway.
Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau
dengan kata lain naik satu hop ). RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka
host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau.
Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS
yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking.
Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan
OSPF yang akan diterangkan berikut ini.
OSPF (Open Shortest Path First)
Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer.
Dengan protokol ini, route dapat dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya
untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau lebih
rute secara paralel.
Lebih jauh tentang RIP dan OSPF akan diterangkan lebih lanjut.
Exterior Protocol
AS merupakan sebuah network dengan sistem policy yang pegang dalam
satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung. Untuk bisa
saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan exterior protocol
untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan
bernama reachability information (informasi keterjangkauan). Tidak banyak router
yang menjalankan routing protokol ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang
menjalankannya. Dan untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai
nomor sendiri. Protokol yang mengimplementasikan exterior :
EGP (Exterior Gateway Protocol)
Protokol ini mengumumkan ke AS lainnya tentang network yang berada di
bawahnya. Pengumumannya kira-kira berbunyi : " Kalau hendak pergi ke AS nomor
sekian dengan nomor network sekian, maka silahkan melewati saya" .
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Router
utama
menerima
routing
dari
router-router
AS
yang
lain
tanpa
mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk ke sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute
dan EGP menerima semuanya tanpa mempertimbangkan rute terbaik.
BGP (Border Gateway Protocol)
BGP sudah mempertimbangkan rute terbaik untuk dipilih. Seperti EGP, BGP juga
mepertukarkan reachability information.
IP ROUTING & ROUTING PROTOKOL
Penjelasan
Dalam network sederhana sekali pun, sebuah paket data perlu tahu jalan
yang akan dia tempuh untuk sampai ke tujuan. Untuk mengetahuinya paket data
tadi sudah disertai alamat tujuan pada headernya. Alamat tersebut apabila
memungkinkan untuk dicapai, maka paket tadi akan diteruskan sampai tujuan, jika
tidak paket maka akan dikembalikan.
Informasi routing diperlukan untuk mengetahui apakah tujuan bisa dicapai
atau tidak. Informasi routing tadi bisa didapatkan dengan bermacam-macam
konfigurasi routing. Pemilihan metode
konfigurasi tergantung dari banyaknya
gateway yang terdapat dalam network tersebut dan kompleksitasnya.
Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di jaringan
TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi pengalamatan (addressing). Kita
coba perhatikan kembali aliran data pada arsitektur TCP/IP. Data dari lapisan
aplikasi disampaikan ke lapisan transport dengan diberi header TCP atau UDP
tergantung jenis aplikasinya. Setelah itu segmen TCP atau UDP disampaikan ke
lapisan IP dan diberi header, termasuk alamat asal dan tujuan datagram. Pada saat
ini host harus melakukan routing dengan melihat tabel routing. Setelah melihat tabel
routing, datagram diteruskan ke lapisan network interface dan diberi header dengan
alamat tujuan yang sesuai.
Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan jaringan TCP/IP yang menggunakan
teknologi Ethernet. Setiap frame ethernet (Ethernet II) mengandung alamat tujuan
dan asal, tipe protokol, dan data. Alamat tujuan dan asal adalah sebuah bilangan 48
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
bit. Setiap card ethernet memiliki alamat ethernet yang unix (MAC address). Agar
datagram dapat diterima oleh sebuah host tujuan, datagram harus dimasukan dalam
frame dengan alamat ethernet tujuan yang sama dengan alamat card ethernet host
tujuan. Proses ini juga bagian dari routing, yaitu pada saat mengirimkan datagram IP
bagaimana menentukan alamat Ethernet host tujuan datagram tersebut?
ARP
Untuk keperluan mapping IP address ke Alamat Ethernet
maka di buat
protokol ARP (Address Resolution Protocol). Proses mapping ini dilakukan hanya
untuk datagram yaang dikirim host karena pada saat inilah host menambahkan
header Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamat Ethernet
dilakukan dengan melihat sebuah tabel yang disebut sebagai cache ARP, lihat tabel
Entri cache ARP berisi IP address host beserta alamat Ethernet untuk host
tersebut. Tabel ini diperlukan karena tidak ada hubungan sama sekali antara IP
address dengan alamat Ethernet. IP address suatu host bergantung pada IP
address jaringan tempat host tersebut berada, sementara alamat Ethernet sebuah
card bergantung pada alamat yang diberikan oleh pembuatnya.
Tabel Cache ARP
IP address
Alamat Ethernet
132.96.11.1
0:80:48:e3:d2:69
132.96.11.2
0:80:ad:17:96:34
132.96.11.3
0:20:4c:30:29:29
Mekanisme penterjemahan oleh ARP dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal
suatu host A dengan IP address 132.96.11.1 baru dinyalakan, lihat Gambar 1. Pada
saat awal, host ini hanya mengetahui informasi mengenai interface-nya sendiri, yaitu
IP address, alamat network, alamat broadcast dan alamat ethernet. Dari informasi
awal ini, host A tidak mengetahui alamat ethernet host lain yang terletak satu
network dengannya (cache ARP hanya berisi satu entri, yaitu host A). Jika host
memiliki route default, maka entri yang pertama kali dicari oleh ARP adalah router
default tersebut.
Misalkan terdapat datagram IP dari host A yang ditujukan kepada host B
yanng memiliki IP 132.96.11.2 (host B ini terletak satu subnet dengan host A). Saat
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
ini yang diketahui oleh host A adalah IP address host B tetapi alamat ethernet B
belum diketahui.
Alamat IP
Alamat Ethernet
132.96.11.1
0:80:48:e3:d2:69
132.96.11.1
Gambar cache ARP awal
Agar dapat mengirimkan datagram ke host B, host A perlu mengisi cache
ARP dengan entri host B. Karena cache ARP tidak dapat digunakan untuk
menerjemahkan IP address host BB menjadi alamat Ethernet, maka host A harus
melakukan dua hal yaitu :
Mengirimkan paket ARP request pada seluruh host di network menggunakan
alamat broadcast Ethernet (FF:FF:FF:FF:FF:FF) untuk meminta jawaban ARP
dari host B, lihat gambar 2.
Menempatkan datagram IP yang hendak dikirim dalam antrian.
Paket ARP request yang dikirim host A kira-kira berbunyi “Jika IP address-mu
adalah 132.96.11.2, mohon beritahu alamat Ethernet-mu”. Karena paket ARP
request dikirim ke alamat broadcast Ethernet, setiap interface Ethernet komputer
yang ada dalam satu subnet (jaringan) dapat mendengarnya. Setiap host dalam
jaringan tersebut kemudian memeriksa apakah IP addressnya sama dengan IP
address yang diminta oleh host A.
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
132.96.11.1
132.96.11.2
132.96.11.3
IP pengirim: 132.96.11.1
Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69
IP target: 132.96.11.2
Ethernet Address:0:80:ad:17:96:34
Gambar Paket ARP request
Host B yang mengetahui bahwa yang diminta oleh host A adalah IP address
yang dimilikinya langsung memberikan jawaban dengan mengirimkan paket ARP
response langsung ke alamat ethernet pengirim (host A), seperti terlihat pada
gambar 3. Paket ARP request tersebut kira-kira berbunyi “IP address 132.96.11.2
adalah milik saya, sekarang saya berikan alamat ethernet saya”.
132.96.11.1
132.96.11.2
132.96.11.3
IP Pengirim: 132.96.11.2
Ethernet Address:0:80:ad:17:96:34
IP Target: 132.96.11.1
Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69
Gambar Paket ARP response
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Paket ARP request dari host B tersebut diterima oleh host A dan host A
kemudian menambahkan entri IP addresss host B beserta alamat Ethernet-nya ke
dalam cache ARP, lihat gambar 4.
Alamat IP
132.96.11.1
132.96.11.2
Alamat Ethernet
0:80:48:e3:d2:69
0:80:ad:17:96:34
132.96.11.1
Gambar Cache ARP setelah penambahan entri host B
Saat ini host A telah memiliki entri untuk host B di tabel cache ARP, dengan
demikian datagram IP yang semula dimasukkan ke dalam antrian dapat diberi
header Ethernet dan dikirim ke host B.
Secara ringkas proses ARP adalah:
1. Host mengirimkan paker ARP request dengan alamat broadcast Etehrnet.
2. Datagram IP yang dikirim dimasukkan ke dalam antrian.
3. Paket ARP respon diterima host dan host mengisi tabel ARP dengan entri
baru.
4. Datagram IP yang terletak dalam antrian diberi header Ethernet.
5. Host mengirimkan frame Ethernet ke jaringan.
Setiap data ARP yang diperoleh disimpan dalam tabel cache ARP dan cache
ini diburi umur. Setiap umur entri tersebut terlampaui, entri ARP dihapus dari tabel
dan untuk mengisi tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang sudah
dihapus dari cache ARP, host kembali perlu melakukan langkah-langkah diatas.
Dengan cara ini dimungkinkan terjadinya perubahan isi cache ARP yang dapat
menunjukkan dinamika jaringan. Jika sebuat host di jaringan dimatikan, maka
selang beberapa saat kemudian entri ARP untuk host tersebut dihapus karena
kadaluarsa. Jika card ethernetnya diganti, maka beberapa saat kemudian entri ARP
host berubah dengan informasi alamat ethernet yang baru.
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Routing Information Protokol
Penjelasan
RIP kepanjangan dari Routing Information protocol. Pada setiap sistem unix
secara default sudah mendukung penggunaan RIP. Aplikasi RIP pada unix bernama
routed ( routing daemon ).
Cara Kerja
RIP bekerja dengan nilai metrik. Setiap router yang menjalankan RIP
membuat permintaan untuk update routing dari router atau host lainnya yang berada
satu network dengannya. Router yang mendengar adanya permintaan tadi akan
memberikan tabel routingnya kepada yang meminta. Update tabel routing tadi
memuat informasi alamat tujuan beserta metriknya. Sebagai contoh, untuk melihat
tabel routing pada unix , tinggal ketik perintah :
[radar] # netstat -nr
Routing tables
Internet:
Destination
default
Gateway
167.205.48.33
Flags
UGSc
127.0.0.1
127.0.0.1
UH
167.205.48.32/27 link#1
167.205.48.33
167.205.48.57
Refs
1
Use
734
Netif Expire
ed0
1
734
lo0
UC
0
0
ed0
0:80:ad:b7:9c:87
UHLW
2
2
ed0
0:80:48:af:d5:e3
UHLW
1 10052
lo0
Routed secara periodik meminta request update routing. Hasil respon tadi,
sebelum dimasukkan ke dalam kernel table routing ( KRT ) diperiksa terlebih dahulu.
Apabila ada routing untuk ke alamat yang baru , yang belum ada sebelumnya, maka
routing tadi dimasukkan ke dalam KRT. Apabila ternyata tidak ada yang baru, maka
update tadi tidak dimasukkan. Lain halnya jika alamat yang sudah ada berubah
metriknya menjadi lebih kecil. Mengecilnya metrik membuat jalur rute yang lebih
pendek dan oleh karena itu diputuskan untuk dimasukkan ke dalam KRT.
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Metrik dalam RIP dapat dibayangkan sebagai jumlah hop untuk mencapat
sebuah alamat.
Untuk lebih mudah membayangkannya, lihat skema network di
bawah ini.
Skema Jaringan
Subnet 10
Subnet 14
Router 4
Subnet 11
Router 1
Subnet 13
Router 5
Subnet 15
Router 2
Router 3
Subnet 12
Router 1 memerlukan 1 hop untuk mencapat router 2 dalam artian router 1
dapat menjangkau router 2 secara lansung karena berada pada satu network yang
sama. Hal ini juga berlaku untuk router 2 dan 3.
Sedangkan untuk menuju router 3, router 1 memerlukan 2 hop. Pertama melewati
router 2 lalu sampai di tujuan, router 3. Demikian seterusnya. Jumlah hop ini dapat
dianalogikan dengan metrik.
Selain mengupdate KRT dengan routing yang baru, routed juga menghapus
tabel routing. Tabel yang dihapus karena dua sebab, yaitu :
•
mempunyai metrik lebih dari 15. metrik yang berharga 16 dianggap infinity, tidak
dapat dijangkau.
•
Tidak mendapatkan update yang semestinya dikirimkan secara periodik. Secara
deafult routed meminta update routing setaip 30 detik. Apabila waktu tersebut
terlampaui, maka alamat yang tadinya ada, namun tidak terupdate, akan dihapus
dari KRT. Seperti pada contoh di atas, apabila router 1 tidak memberikan respon
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
kepada router 2, maka router 2 akan menghapus subnet 10 dari alamt tujuan di
KRT. Subnet 10 dianggap tidak dapat dijangkau.
Implementasi routed
Untuk menjalankan routed sederhana saja, tinggal ketik :
# routed
Option yang ada pada routed, seperti :
-s
memaksa routed untuk memberikan informasi routing. Routed secara otomatis
menjalankan option ini sewaktu ditemukan adanya 2 network interface atau lebih.
Dengan demikian, host ini menjadi router dengan di enable nya fungsi forwarding
pada kernel.
-q
Dengan option ini, host tidak memberikan informasi routing, melainkan hanya
menerima update saja. Host yang demikian bukanlah sebuah router.
Kelemahan RIP
Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai
masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :
4.1 Terbatasnya diameter network
Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai
15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah
pada network yang besar.
4.2 Konvergensi yang lambat
Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode
yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet
10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi
bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari tabel
routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3
belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai tabel
routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop ( yang melalui router
2 ). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router
3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ).Karena ini adalah routing baru maka ia akan
memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing
table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router
3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate
lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop.
Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus
looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.
4.3 Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24
RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita
ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bisa
diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit
dan seterusnya. RIP tidak dapat
membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking
yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.
OPEN SHORTEST PATH FIRST
Pendahuluan
OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest
Path First. OSPF di desain olrh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada
mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( shortest path first ). Hampir tidak
berbeda dengan IGRP ( Interior Gateway Routing Protocol ) pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata
untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi.
OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini
bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada
RFC nomor 1247.
Karakteristik Open Shortest Path First (OSPF):
♦ Menggunakan Algoritma link-state
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
♦ Membutuhkan waktu CPU dan memori yang besar
♦ Tidak menyebabkan routing loop
♦ Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
♦ Cepat mengetahui perubahan pada jaringan
♦ Dapat menggunakan beberapa metrik
Cara Kerja OSPF
OSPF bekerja dengan link-state protocol yang memungkinkan untuk membentuk
tabel routing secara hirarki. Sebelum berlanjut ke dalamnya, perlu dijelaskan sedikit
istilah-istilah umum dalam OSPF, yaitu :
•
Area
Area yaitu letak dimana berada sebuah kumpulan network, router dan host
biasa. Area di sini bukan berarti area fisik.
•
Backbone
Backbone adalah area yang khusus dimana area-area saling terhubungkan.
Seluruh area yang ada, harus terhubung ke backbone.
•
Stub Area
Adalah area dimana hanya terdapat satu buah gateway / router, tidak ada
alternatif lainnya.
OSPF bekerja dengan membentuk sebuah peta network yang dipelajari
berdasarkan informasi dari router-router yang berada dalam neighbour. Peta
tersebut akan berpusat pada local host. Dari localhost host tersebut akan ada cost
untuk menuju network lain yang ditentukan dari hasil perhitungan.
Untuk memudahkan penggambarannya, mari kita bangun sebuah network imaginer
demikian :
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Subnet 10
Subnet 14
Router 4
Subnet 11
Router 1
Subnet 13
Router 5
Subnet 15
Router 2
Router 3
Subnet 12
Gambar Skema Jaringan
Keterangan
Router 1 terhubung ke subnet 10 dan 11
Router 2 terhubung ke subnet 11 dan 12
Router 3 terhubung ke subnet 12 dan 15
Router 4 terhubung ke subnet 13 dan 15
Router 5 terhubung ke subnet 14 dan 15
Pertama-tama network diatas akan dibagi menjadi beberapa area, yaitu :
Area 1 : 10 ( stub area karena hanya mempunyai 1 router )
Area 2 : 11 dan 12
Area 3 : 13 , 14 dan 15
Dan masing-masing router mempunyai neighbour :
Router 1 mempunyai neighbour router 2
Router 2 mempunyai neighbour router 1 dan 3
Router 3 mempunyai neighbour router 2, 4 dan 5
Router 4 mempunyai neighbour router 3 dan 5
Router 5 mempunyai neighbour router 3 dan 4
Router 1 menggambarkan peta network seperti demikian :
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Router 1
( 0 )
cost 10
Router 2
( 10 )
cost 10
Router 3
( 20 )
cost 10
cost 10
cost 10
Router 4
( 30 )
Router 5
( 30 )
cost 10
cost 10
Router 4
( 40 )
Router 5
( 40 )
Gambar Peta Jaringan
Sebagai localhost, router 1 bernilai 0. Lalu router 2 yang behubungan secara
direct dengan router 1 diberikan cost 10 ( 0 + 10 ). Lalu dari router 2 berhubungan
dengan router 3 yang bernilai 20 ( 0 + 10 + 10 ) dan pada akhirnya router 4 dan 5
bernilai 30.
Masing-masing link bernilai 10, yang berarti apabila link tersebut dilewati,
maka harganya harus ditambahkan 10. Seperti pada contoh router 2 yang bernilai
20 merupakan hasil pertambahan 0 + 10 + 10.
Lalu pada bagian paling bawah dari gambar, ada router 4 dan 5 yang bernilai
40. Hal ini disebabkan router 4 bisa berhubungan lansung dengan 5 tanpa melalui
router 3 dan itu akan menambah cost sebanyak 10 lagi. Demikian juga yang terjadi
pada router 5 yang bisa dicapai melalui router 4, tanpa router 3. Namun pada
akhirnya, cost terrendahlah yang dipilih dalam tabel routing. Yaitu yang bernilai 30
sedangkan 40 dibuang.
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Membentuk Routing Table
Setiap host pada TCP/IP Network harus memiliki tabel routing agar dapat
menentukan jalan untuk mencapai tujuan dari paket-paket yang akan dikirimkannya.
Tabel routing secara otomatis akan terbentuk pada saat interface dikonfigurasi.
Tabel routing pada tahap ini adalah tabel routing minimal. Perhatikan gambar 3-4.
Untuk melihat tabel routing pada host dengan IP Address 167.205.20.3 ( Token
Ring ) dalam bentuk numerik, dipakai perintah berikut :
$ netstat -nr
Routing tables
Destination
Gateway
Flags Refcnt
Use
UH
1
105
lo0
35
3075
ed0
127.0.0.1
127.0.0.1
167.205.20.0
167.205.20.3 U
Interface
Bagian pertama dari tabel routing merupakan rute loopback ke localhost.
Setiap host TCP/IP akan memiliki rute ini. Bagian kedua merupakan rute ke network
167.205.20.0 melalui interface ed0. Network ini adalah network lokal. Address
167.205.20.3 bukanlah remote gateway, melainkan address yang telah di-assign
untuuk interface ed0. Perhatikan bahwa nomor network 167.205.20.0 muncul akibat
parameter mask pada waktu konfigurasi interface dengan subnetmask
255.255.255.0. Tanpa adanya subnetmask, network address yang muncul adalah
167.205.0.0 ( Standar kelas B ).
Option pada kolom Flag:
•
Flag U ( up ) menandakan interface telah siap dipakai.
•
Flag H ( host ) menandakan hanya satu host yang dapat dicapai melalui rute
ini. Berarti, rute ini hanya menuju ke host tertentu ( bedakan dengan rute ke
suatu network yang mungkin memiliki puluhan / ratusan host ). Kebanyakan
rute yang ada pada routing table menuju ke network, bukan ke host tertentu.
Hal ini untuk memperkecil ukuran routing table. Suatu instansi mungkin hanya
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
memiliki satu network, tetapi network tersebut mungkin terdiri dari ratusan
host. Mudah dimengerti bahwa jika seluruh IP Address dari host yang ada
pada network tujuan dimasukkan dalam routing table, ukurannya akan
membengkak dengan cepat. Cukup nomor networknya saja yang
dicantumkan karena telah mewakili nomor seluruh host pada network
tersebut.
•
Flag b alamat broadcast
•
Flag C rute sedang digunakan
•
Flag c sama seperti flag sebelumnya, tapi flag ini menunjuk ke protokol
yang spesifik
•
Flag G rute memerlukan gatway lagi
•
Flag S ditambah secara manual
Untuk akses ke network yang lain, network token ring di atas hanya memiliki satu
gateway, yakni yang ber-IP Address 167.205.20.11. Untuk itu, seluruh host yang
ada pada network token ring ( kecuali gateway ) dapat menambahkan default
routing sbb :
# route -n add default 167.205.20.11 1
add net default: gateway 167.205.20.11
Dengan perintah ini, rute ke seluruh network ( selain network lokal ) akan
ditempuh melalui gateway 1 (167.205.20.11). Option -n tidak harus digunakan.
Option tersebut hanya untuk menampilkan address secara numerik untuk
menghindari permintaan ke Name Server yang belum tentu bekerja. Metric 1 dipakai
sebagai metric terkecil untuk rute melalui gateway ekstenal, untuk memberikan
prioritas tertinggi pada rute ini. Jika kita periksa kembali routing table setelah
memasukkan default routing ini, akan muncul sbb :
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
$ netstat -nr
Routing tables
Destination
Gateway
Flags Refcnt Use
127.0.0.1
127.0.0.1
UH
default
167.205.20.11 UG
167.205.20.0 167.205.20.3 U
1
105
0
0
35
3075
Interface
lo0
ed0
ed0
Pada routing table di atas terlihat adanya entri default routing. Flag G
menandakan rute default ini melalui eksternal gateway ( host 167.205.20.11 ).
Pada network Ethernet ( 167.205.22.0 ) ada 3 buah gateway. Untuk host-host pada
network ini, routing table dapat dibentuk secara statis. Misalkan kita berada pada
host 167.205.22.3. Network 167.205.20.0 dapat dicapai melalui gateway 1
(167.205.22.5), network 44.132.1.0 melalui gateway 2 (167.205.22.18) dan akses ke
network yang lebih besar, misalkan ke Internet Provider, dicapai melalui gateway 3
(167.205.22.20). Untuk itu, setelah routing minimal dapat ditambahkan perintah
routing sbb :
# route -n add 167.205.20.0 167.205.22.5 1
add net 167.205.20.0: gateway 167.205.22.5
# route -n add 44.132.1.0 167.205.22.18 1
add net 44.132.1.0: gateway 167.205.22.18
# route -n add default 167.205.22.20 1
add net default: gateway 167.205.22.20
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1
Routing table akan bertambah menjadi :
$ netstat -nr
Routing tables
Destination
Gateway
Flags Refcnt Use
Interface
127.0.0.1
127.0.0.1
UH
1
105
lo0
167.205.22.0 167.205.22.3
U
28
9808
ed0
default
UG
0
0
ed0
167.205.20.0 167.205.22.5
UG
0
0
ed0
44.132.1.0
UG
0
0
ed0
167.205.22.20
167.205.22.18
Agar routing table terbentuk pada saat start up komputer, perlu di set routing
statis dengan beberapa modifikasi sbb :
•
Tambahkan static routing yang diinginkan sesuai konfigurasi network
•
Non-aktifkan semua perintah dari file startup yang menjalankan protokol routing.
Untuk host di atas, edit file rc.local untuk menambahkan statement route sbb:
route -n add default 167.205.22.20 1 > /dev/console
route -n add 167.205.20.0 167.205.22.5 1 > /dev/console
route -n add 44.132.1.0 167.205.22.18 1 > /dev/console
Startup file untuk setiap sistem mungkin saja berbeda, tetapi pada dasarnya
memiliki prosedur yang sama. Bacalah selalu dokumentasi dari sistem anda.
Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1