Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
TINJAUAN PUSTAKA Aspek Genetik Demam Berdarah Dengue Eppy SMF Penyakit Dalam RSUP Persahabatan, Jakarta, Indonesia ABSTRAK Manifestasi infeksi dengue pada manusia dapat berupa infeksi asimtomatik, demam dengue ringan, demam berdarah dengue yang lebih berat, atau sindrom syok dengue yang mengancam nyawa. Faktor genetik merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan beratnya infeksi dengue pada manusia. Polimorfisme genetik pada beberapa alel HLA dan non-HLA ikut mempengaruhi suseptibiltas individu terhadap demam berdarah dengue. Kata kunci: faktor genetik, infeksi dengue ABSTRACT The manifestation of dengue infection in human ranged from asymptomatic, mild dengue fever, more severe dengue hemorrhagic fever, to life-threatening dengue shock syndrome. Genetic factor is the determinant factor for dengue infection severity in human. Genetic polymorphism in some HLA and non-HLA allele influenced individual susceptibility for dengue hemorrhagic fever. Eppy. Genetic Aspects of Dengue Hemorrhagic Fever. Key words: genetic factor, dengue infection PENDAHULUAN Infeksi dengue sampai sekarang masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terpenting di dunia.1 Setiap tahun, terjadi 50-100 juta kasus demam dengue (DD) dan 250-500 ribu kasus demam berdarah dengue (DBD). Separuh penduduk dunia tinggal di wilayah endemis.2 Empat serotipe virus (DEN-1, 2, 3, dan 4) ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus. Manifestasi infeksi dengue pada manusia dapat berupa infeksi asimtomatik, demam dengue ringan, demam berdarah dengue yang lebih berat, atau sindrom syok dengue yang mengancam nyawa. Demam dengue ditandai oleh demam, kemerahan di kulit, sakit kepala, serta nyeri otot dan sendi. Demam berdarah dengue ditandai dengan manifestasi perdarahan dan kebocoran plasma. Bila disertai kegagalan sirkulasi, disebut sindrom syok dengue (SSD).1-3 Tiga faktor yang memengaruhi manifestasi infeksi dengue pada manusia ialah faktor genetik, virologik, dan epidemiologik.1 Berikut ini akan dibahas berbagai aspek genetik yang dapat merentankan individu terhadap DBD. CDK-197/ vol. 39 no. 9, th. 2012 CDK-197_vol39_no9_th2012 ok.indd 665 PATOGENESIS Patogenesis utama DBD/SSD adalah hilangnya integritas endotel kapiler akibat respons imun abnormal dan gangguan regulasi sistem imun. Terjadi peningkatan kadar beberapa sitokin dan mediator kimia yang menimbulkan kebocoran plasma dan syok.1-3 Makrofag/monosit sebagai tempat utama replikasi virus merupakan sumber utama tumor necrosis factor (TNF)-α dan mediator vasoaktif lainnya.1-3 Berbagai studi menunjukkan bahwa peningkatan kadar TNF-α dan sitokin lain akibat rangsangan TNF-α terhadap kaskade inflamasi, seperti IL-1β, IL-6, dan IL-8, berhubungan dengan beratnya penyakit.3-6 Limfosit T yang teraktivasi selama infeksi dengue akan melepaskan mediator inflamasi lainnya, seperti IL-2 dan interferon (IFN)-γ.7-8 Kadar berbagai sitokin tersebut didapatkan lebih tinggi pada pasien DBD/SSD dibandingkan pada pasien DD.6-8 Banyak teori patogenesis telah dikemukakan. Yang paling diterima adalah teori antibodydependent enhancement (ADE).2, 9-13 Menurut teori ini, antibodi non-neutralisasi yang terbentuk pada infeksi primer akan mempermudah fagositosis virus oleh sel-sel yang ber-reseptor Fcγ (makrofag/monosit) pada infeksi sekunder.3,7-10,13-18 Replikasi virus akan merangsang makrofag/monosit terinfeksi untuk melepaskan berbagai mediator vasoaktif yang dapat meningkatkan permeabilitas kapiler, sehingga terjadi kebocoran plasma.2,13 Faktor Genetik Studi epidemiologis menunjukkan adanya perbedaan suseptibiltas terhadap DBD pada berbagai populasi etnis.19 Pada epidemi dengue di Kuba tahun 1981 dan 2001, keturunan Afrika terlihat relatif protektif terhadap DBD/ SSD, tetapi tidak terhadap DD.2,15,19,20 Penelitian di Brazil juga menunjukkan bahwa etnis AfroBrazil dan keturunan Afrika protektif terhadap DBD dengan odds ratio (OR) 0,28 dan 0,13.19 Di Haiti, pada tahun 1994-1999, tidak ada kasus DBD/SSD walaupun terdapat sirkulasi intensif 3 serotipe virus dengue. Di Afrika, walaupun terdapat sirkulasi sporadis virus dengue, belum pernah dilaporkan terjadi epidemi DBD.19 Semua data tersebut mendukung hipotesis bahwa faktor genetik, seperti mutasi dan polimorfisme, ikut memengaruhi suseptibiltas seseorang terhadap DBD.15,20,21 Polimorfisme genetik merupakan varian gen stabil yang berefek minor terhadap regulasi 665 9/12/2012 5:02:18 PM TINJAUAN PUSTAKA didukung oleh studi lain dengan jumlah sampel lebih besar.13 Studi kasus kontrol besar dengan 560 subjek oleh Loke dkk. (2001) dapat membuktikan pentingnya HLA kelas I.26 Studi mendapati bahwa polimorfisme pada daerah HLA kelas I, terutama gen HLA-A, berhubungan dengan suseptibiltas terhadap DBD. Dari 15 alel yang diteliti, didapatkan 2 bagian alel yang relevan. Pasien yang memiliki HLA-A33 lebih jarang terjangkit DBD (OR 0,56; 95% confidence interval (CI) 0,34-0,39); sedangkan pasien dengan HLA-A24 lebih sering terserang DBD (OR 1,54; 95% CI 1,05-2,25). Alel HLA-B tidak dihubungkan dengan suseptibiltas terhadap DBD.26 Gambar 1 Major histocompatibility complex22 atau fungsi protein, tetapi berperan penting dalam suseptibiltas terhadap suatu penyakit.22 Polimorfisme genetik pada manusia sekarang telah dapat dideteksi.23 Berbagai studi membuktikan bahwa polimorfisme genetik dapat melindungi atau merentankan individu terhadap DBD/SSD. Beberapa alel human leukocyte antigen (HLA) dan non-human leukocyte antigen (non-HLA) telah diketahui berhubungan dengan beratnya penyakit.1,13 Gen HLA HLA disandi oleh major histocompatibility complex (MHC) dan gen pada kromosom 6. Fungsi HLA adalah menampilkan protein antigen ke reseptornya pada limfosit T (epitop sel T spesifik) untuk mengaktifkan respons imun seluler.6,22,24 Terdapat variabilitas besar pada gen HLA. Polimorfisme spesifik pada daerah gen HLA akan memengaruhi pengikatan peptida epitop.6,22 A, B, dan C merupakan subkelas daerah HLA kelas I, sedangkan DR, DQ, DM, dan DP merupakan subkelas HLA kelas II. Gen-gen pada daerah HLA kelas III menyandi protein komplemen (C4A, C4B, C2, dan Bf ), TNF-α dan TNF-β, enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis steroid (CYP21A dan CYP21B), serta heat-shock protein (HSPA1A, HSPA1B, dan HSPA1L). Perbedaan alel HLA dihubungkan dengan suseptibiltas atau resistensi terhadap infeksi tertentu.22 Sejumlah peneliti telah menemukan beberapa variasi gen HLA yang berhubungan dengan DBD. 666 CDK-197_vol39_no9_th2012 ok.indd 666 HLA kelas I Alel HLA kelas I terdiri atas HLA-A, -B, dan -C. Produk-produknya terdistribusi luas di permukaan semua sel berinti dan trombosit. Antigen yang berhubungan dengan produk HLA kelas I akan berinteraksi dengan sel CD8 selama terjadinya respons imun. Polimorfisme pada gen daerah kelas I berhubungan dengan suseptibilitas terhadap DBD. Chiewslip dkk. (1981) dan Paradoa dkk. (1987) merupakan dua kelompok ilmuwan yang pertama kali meneliti hubungan antara HLA kelas I dan beratnya infeksi dengue.13,25 Studi pada 2 populasi etnis yang berbeda menunjukkan bahwa HLA-A1, HLA-A2, dan HLA-B blank lebih sering dijumpai pada pasien DBD. Sebaliknya, HLA-B13, HLA-B14, dan HLA-A29 lebih jarang dijumpai pada pasien DBD. Akan tetapi, kedua studi tersebut bersampel kecil sehingga perlu Studi kasus kontrol lainnya oleh Stephen dkk (2002) menunjukkan bahwa serotipe dengan lokus HLA-A2 dikaitkan dengan suseptibiltas terhadap DBD.27 HLA-A*0203 dihubungkan dengan suseptibiltas terhadap DD, sedangkan HLA-A*0207 dihubungkan dengan suseptibilitas terhadap DBD. Yang menarik, berbagai hubungan tersebut hanya ditemukan pada infeksi sekunder, bukan pada infeksi primer.27 Fernandez-Mestre dkk. (2004) mendapati penurunan suseptibilitas terhadap DBD pada pasien dengan HLA-A*03 dan peningkatan suseptibilitas pada pasien dengan HLAB*40.28 Lan dkk (2008) mengungkap bahwa pasien dengan HLA-A*2402/ 03/10 dua kali lebih sering mengalami DBD/SSD dibanding pasien tanpa HLA tersebut.24 Zivna dkk. (2002) mendapati bahwa respons sel T terhadap suatu epitop terbatas HLA-B*07 pada protein NS3 dengue, yang merupakan target penting sel T CD8+, berkorelasi dengan beratnya Tabel 1 Efek Alel HLA Kelas I terhadap DBD HLA A1 A2 A*0203 A*0207 A*03 A24 A*2402/03/10 A29 A33 B blank B*07 B*40 B13 B14 B44, B52, B62, B76, B77 B46, B51 Efek Suseptibilitas Suseptibilitas Protektif Suseptibilitas Protektif Suseptibilitas Suseptibilitas Protektif Protektif Suseptibilitas Suseptibilitas Suseptibilitas Protektif Protektif Protektif Suseptibilitas Populasi Kuba Thailand Thailand Thailand Venezuela Vietnam Vietnam Kuba Vietnam Thailand, Kuba Thailand Venezuela Thailand Kuba Thailand Thailand Peneliti Paradoa dkk. (1987)13 Chewsilp dkk. (1981),25 Stephen dkk. (2002)27 Stephen dkk. (2002)27 Stephen dkk. (2002)27 Fernandez-Mestre dkk. (2004)28 Loke dkk. (2001)26 Lan dkk. (2008)24 Paradoa dkk. (1987)13 Loke dkk. (2001)26 Chewsilp dkk. (1981)25, Paradoa dkk. (1987)13 Zivna dkk. (2002)29 Fernandez-Mestre dkk. (2004)28 Chewsilp dkk. (1981)25 Paradoa dkk. (1987)13 Stephen dkk. (2002)27 Stephen dkk. (2002)27 CDK-197/ vol. 39 no. 9, th. 2012 9/12/2012 5:02:19 PM TINJAUAN PUSTAKA penyakit.29 Studi tersebut mendukung hipotesis bahwa aktivasi sel T CD8+ spesifik virus dengue, sebagai respons terhadap presentasi peptida spesifik dengue melalui molekul MHC kelas I, berperan penting dalam patogenesis DBD.29 Stephen dkk. (2002) mendapati hubungan antara infeksi dengue dengan alel HLA-B5; alel yang dikenal secara molekuler sebagai HLA-B51 tersebut dihubungkan dengan timbulnya DBD pada infeksi sekunder.27 HLAB51 membatasi respons limfosit T sitotoksik terhadap berbagai virus, termasuk terhadap virus Hanta yang juga menyebabkan demam berdarah.30 Studi tersebut juga menguak bahwa beberapa serotipe grup HLA-B15, yakni HLA-B62, B76, dan B77, memberikan efek protektif terhadap DBD pada infeksi primer. Sementara itu, HLA-B46 (yang juga berasal dari serotipe grup HLA-B15) menunjukkan suseptibilitas terhadap DBD pada infeksi sekunder. HLA-B44 juga terlihat protektif terhadap DBD pada infeksi sekunder.27 HLA kelas II Produk HLA kelas II terdiri dari HLA-D, -DR, -DP, dan –DQ. Distribusinya lebih terbatas, hanya pada sel B, makrofag, sel dendritik, sel Langerhans, dan sel T yang teraktivasi. Alel HLA kelas II berperan pada infeksi bakterial dan perbaikan hepatitis.31-33 Alel HLA kelas II juga berperan dalam patogenesis DBD.6 HLA-DRB1, yang merupakan salah satu lokus paling polimorfik dalam kompleks HLA pada orang Meksiko34,35, telah diteliti oleh LaFleur dkk. (2002) pada pasien dengan infeksi dengue.36 Walaupun jumlah sampelnya sedikit, peneliti mendapati bahwa HLA-DRB1*04 lebih jarang dijumpai pada pasien DBD. Individu dengan DRB1*04 homozigot lebih jarang mengalami DBD dibanding individu dengan DRB1*04 negatif (OR 0,28; 95% CI 0,12-0,66), menandakan suatu efek protektif. Protein selubung (envelope, E) virus bertanggung jawab atas masuknya virus ke dalam sel target. Penanda imunologik bagi protein E disinyalir diproses dan dipresentasikan oleh antigen HLA kelas II. Molekul HLA-DRB1*04 dapat menampilkan antigen viral terhadap limfosit CD4+, menimbulkan respons imun efektif yang melindungi terhadap DBD.36 Sebaliknya, Loke dkk. (2001) tidak mendapati adanya hubungan antara polimorfisme gen HLA-DRB1 dengan beratnya penyakit.26 Lan dkk. (2008) mendapati pasien dengan HLA-DRB1*0901 jarang mengalami SSD akibat infeksi DEN-2.24 ADE in vitro melalui pengikatan terhadap kompleks virus-IgG.13,38 Perubahan afinitas IgG terhadap reseptor dengan pengurangan opsonisasi dari antibodi IgG2 secara kausal dihubungkan dengan varian arginin. Loke dkk. (2001) mendapati bahwa homozigot dengan varian arginin pada posisi 131 dari gen FcγRIIA kurang rentan terhadap DBD.37 HLA kelas III Gen pada daerah kelas III mengkode sejumlah protein, yakni protein komplemen (C4A, C4B, C2 dan Bf ), TNF-α, TNF-β, serta heat-shock protein.23 Fernandez-Mestre dkk (2004) meneliti polimorfisme nukleotida tunggal dan mendapati bahwa alel TNF-α-308A mempunyai efek suseptibilitas terhadap DBD.28 Reseptor Vitamin D VDR (vitamin D receptor, VDR) memperantarai efek imunoregulator dari 1,25-dihidroksivitamin D3, berupa aktivasi monosit, stimulasi respons imun seluler, serta supresi produksi imunoglobulin dan proliferasi limfosit.13,39 Loke dkk. (2002) mendapati bahwa genotipe tt dari suatu single nucleotide polimorphism (SNP) pada posisi 352 gen VDR berhubungan dengan penurunan risiko terkena DBD.37 Gen non-HLA Studi mengenai polimorfisme gen non-HLA masih sedikit. Ada 2 gen yang sudah terbukti meningkatkan risiko terkena DBD, yakni reseptor II Fcγ (FcγRII) dan reseptor vitamin D (VDR).37 Gambar 2 Peran Reseptor Fcγ dalam ADE38 Reseptor Fcγ Reseptor Fcγ terdistribusi luas untuk seluruh subkelas IgG dan dapat memperantarai Tabel 2 Efek Alel HLA Kelas II dan III terhadap DBD HLA DRB1*04 DRB1*0901 TNF- α -308A Efek Populasi Resistensi Meksiko Protektif (DEN-2) Vietnam Suseptibilitas Venezuela Peneliti LaFleur dkk. (2002)36 Lan dkk. (2008)24 Fernandez-Mestre dkk. (2004)28 Tabel 3 Efek Alel non-HLA terhadap DBD Alel Reseptor Fc gamma Reseptor vitamin D Efek Resistansi Resistensi Populasi Vietnam Vietnam Peneliti 37 Loke (2002) Loke (2002)37 Gambar 3 Efek Imunoregulator VDR39 SIMPULAN Beberapa faktor genetik dapat memengaruhi suseptibilitas individu terhadap DBD, yakni berbagai produk gen HLA kelas I, II dan III, serta 2 gen non-HLA, yakni FcγRII dan VDR. DAFTAR PUSTAKA 1. Waidab W, Suphapeetiporn K, Thisyakorn U. Pathogenesis of Dengue Hemorrhagic Fever: From Immune to Genetics. J Pediat Infect Dis. 2008; 3: 221-7. 2. Rigau-Perez JG, Clark GG, Gubler DJ, Reiter P, Sanders EJ, Vorndam AV. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Lancet. 1998; 352: 971-7. 3. Suharti C, van Gorp ECM, Dolmans WMV, Setiati TE, Hack CE, Djokomoeljanto RJ, et al. Cytokine Patterns during Dengue Shock Syndrome. Eur Cytokine Netw. 2003; 14: 172-7. CDK-197/ vol. 39 no. 9, th. 2012 CDK-197_vol39_no9_th2012 ok.indd 667 667 9/12/2012 5:02:20 PM TINJAUAN PUSTAKA 4. 5. Bethell DB, Flobbe K, Cao XT, Day NP, Pham TP, Buurman WA, et al. Pathophysiologic and Prognostic Role of Cytokines in Dengue Hemorrhagic Fever. J Infect Dis. 1998;177:778-82. Hober D, Poli L, Roblin B, Gestas P, Chungue E, Granic G, et al. Serum Levels of Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α), Interleukin-6 (IL-6), and Inter-leukin-1β (IL-1β) in Dengue-Infected Patients. Am J Trop Med Hyg. 1993;48:324-31. 6. 7. Azliyati A. Dengue Hemorrhagic Fever. [cited 2010 April 10]. Available from: http://health.usf.edu/publichealth/gh/aazizan/Dengue+Hemorrhagic+Fe-ver.htm Green S, Vaughn DW, Kalayanarooj S, Nimmannitya S, Suntayakorn S, Nisalak A, et al. Early Immune Activation in Acute Dengue Illness is Related to Development of Plasma Leakage and Disease Severity. J Infect Dis. 1999;179:755-62. 8. Kurane I, Innis BL, Nimmannitya S, Nisalak A, Meager A, Janus J, et al. Activation of T Lymphocytes in Dengue Virus Infections. High Levels of Soluble Interleukin 2 Receptor, Soluble CD4, Soluble CD8, Interleukin 2, and Interferon-γ in Sera of Children with Dengue. J Clin Invest. 1991;88:1473-80. 9. Vaughn DW, Green S, Kalayanarooj S, Innis BL, Nimmannitya S, Suntayakorn S, et al. Dengue Viremia Titer, Antibody Response Pattern, and Virus Serotype Correlate with Disease Severity. J Infect Dis. 2000;181:2 -9. 10. Burke DS, Nisalak A, Johnson DE, Scott RM. A Prospective Study of Dengue Infections in Bangkok. Am J Trop Med Hyg. 1988;38:172-80. 11. Halstead SB, Nimmannitya S, Cohen SN. Observations Related to Pathogenesis of Dengue Hemorrhagic Fever. IV. Relation of Disease Severity to Antibody Response and Virus Recovered. Yale J Biol Med. 1970;42:311-28. 12. Russell PK, Yuill TM, Nisalak A, Udomsakdi S, Gould DJ, Winter PE. An Insular Outbreak of Dengue Hemorrhagic Fever. II. Virologic and Serologic Studies. Am J Trop Med Hyg. 1968; 17: 600-8. 13. Wagenaar JFP, Mairuhu ATA, van Gorp ECM. Genetic Influences on Dengue Virus Infections. Dengue Bull. 2004; 28:126-34. 14. Beaumier CM, Mathew A, Bashyam HS, Rothman AL. Cross-Reactive Me-mory CD8+ T Cells Alter the Immune Response to Heterologous Secondary Dengue Virus Infections in Mice in a Sequence-Specific Manner. J Infect Dis. 2008; 197:608-17. 15. Shepherd SM, Hinfey PB, Shoff WH. Dengue Fever. [cited 2010 April 12]. Available from: http://www.emedicine .com 16. Mangada MM, Endy TP, Nisalak A, Chunsuttiwat S, Vaughn DW, Libraty DH, et al. Dengue-Spesific T Cell Responses in Peripheral Blood Mononuclear Cells Obtained prior to Secondary Dengue Virus Infections in Thai School-children. J Infect Dis. 2002; 185:1697-703. 17. Halstead SB, O’Rourke EJ, Allison AC. Dengue Viruses and Mononuclear Phagocytes. II. Identity of Blood and Tissue Leukocytes Supporting in Vitro Infection. J Exp Med. 1977; 146: 218-29. 18. Mercado-Curiel RF, Black WC, Munoz ML. A Dengue Receptor as Possible Genetic Marker of Vector Competence in Aedes aegypti. BMC Microbiology. 2008; 8: 118. 19. Blanton RE, Silva LK, Morato VG, Parrado AR, Dias JP, Melo PRS, et al. Genetic Ancestry and Income are Associated with Dengue Hemorrhagic Fever in a Highly Admixed Population. Eur J Human Genet. 2008; 16:762-5. 20. Kouri G, Guzman MG, Valdes L, Carbonel I, del Rosario D, Vazquez S, et al. Reemergence of Dengue in Cuba: A 1997 Epidemic in Santiago de Cuba. Emerg Infect Dis. 1998; 4: 89-92. 21. Halstead SB, Streit TG, Lafontant JG, Putvatana R, Russell K, Sun W, et al. Haiti: Absence of Dengue Hemorrhagic Fever despite Hyperendemic Dengue Virus Transmission. Am J Trop Med Hyg. 2001;65:180-3. 22. Cooke GS, Hill AV. Genetics of Susceptibility to Human Infectious Disease. Nature Rev Genet. 2001;2:967-77. 23. Chaturvedi UC, Nagar R, Shrivastava R. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever: Implications of Host Genetics. FEMS Immunol Med Microbiol. 2006; 47:155-66 24. Lan NTP, Kikuchi M, Huong VTQ, Ha DQ, Thuy TT, Tham VD, et al.. Protective and Enhancing HLA Alleles, HLA-DRB1*0901 and HLA-A*24, for Severe Forms of Dengue Virus Infection, Dengue Hemorrhagic Fever and Dengue Shock Syndrome. [cited 2010 May 2]. Available from: http:// www.pubmedcentral.nih.gov/arti-clerender.fcgi?artid= 2553281 25. Chiewsilp P, Scott RM, Bhamarapravati N. Histocompatibility Antigens and Dengue Hemorrhagic Fever. Am J Trop Med Hyg. 1981;30:1100-5. 26. Loke H, Bethell DB, Phuong CX, Dung M, Schneider J, White NJ, et al. Strong HLA Class I-Restricted T Cell Responses in Dengue Hemorrhagic Fever: A Double-Ed-ged Sword? J Infect Dis. 2001;184:1369-73. 27. Stephens HAF, Klaythong R, Sirikong M, Vaughn DW, Green S, Kalayanarooj S, et al. HLA-A and -B Allele Associations with Secondary Dengue Virus Infections Correlate with Disease Severity and The Infecting Viral Serotype in Ethnic Thais. Tissue Antigens. 2002;60:309-18. 28. Fernandez-Mestre M, Navarrete CV, Brown J, Brown C, Correa E, Layrisse Z. HLA Alleles and Dengue Virus Infection in Venezuelan Patients: A Prelimi-nary Study. Immunologia. 2009;28:96100. 29. Zivna I, Green S, Vaughn DW, Kalayanarooj S, Stephens HAF, Chan-danayingyong D, et al. T Cell Responses to An HLA-B*07-Restricted Epitope on The Dengue NS3 Protein Correlate with Disease Severity. J Immunol. 2002; 168:5959–65. 30. Van Epps HL, Schmaljohn CS, Ennis FA. Human Memory Cytotoxic T-Lym-phocyte (CTL) Responses to Hantaan Virus Infection: Identification of Virus-Specific and Cross-Reactive CD8+ CTL Epitopes on Nucleocapsid Protein. J Virol. 1999;73:5301-8. 31. Abel L, Dessein AJ. Genetic Epidemiology of Infectious Diseases in Humans: Design of Population-Based Studies. Emerg Infect Dis. 1998; 4: 593-603. 32. McNicoll J. Host Genes and Infectious Diseases. Emerg Infect Dis. 1998; 4: 423-6. 33. Thursz M. MHC and The Viral Hepatitides. Quart J Med. 2001; 94: 287-91. 34. Vargas-Alarcon G, Gamboa R, Zuniga J, Hernandez-Pacheco G, Ramos-Kuri M, Castillo E, et al. HLA-DR4 Allele Frequencies on Indian and Mestizo Population from Mexico. Hum Immunol. 2000;61:341-4. 35. Vargas-Alarcon G, Hernandez-Pacheco G, Gamboa R, Zuniga J, Flores C, Gomez-Casado E, et al. Polymorphism and Distribution of HLA-DR2 Alleles in Mexican Populations. Hum Immunol. 2001;62:286-91. 36. LaFleur C, Granados J, Vargas-Alarcon G, Ruiz-Morales J, Villarreal-Garza C, Higuera L, et al. HLA-DR Antigen Frequencies in Mexican Patients with Dengue Virus Infection: HLA-DR4 as A Possible Genetic Resistance Factor for Dengue Hemorrhagic Fever. Hum Immunol. 2002;63:1039-44. 37. Loke H, Bethell D, Phuong CX, Day N, White N, Farrar J, et al. Susceptibility to Dengue Hemorrhagic Fever in Vietnam: Evidence of An Association with Variation in The Vitamin D Receptor and Fcγ Receptor IIA Genes. Am J Trop Med Hyg. 2002; 67:102-6. 38. Ennis FA. Immune Response of Host Infections, Emphasizing Cellular Responses. [Internet]. 2002 [cited 2010 June 19]. Available from: http://www.nlv.chVirology tutorialsImmunology2.htm 39. Adams JS, Hewison M. Unexpected Actions of Vitamin D: New Perspectives on The Regulation of Innate and Adaptive Immunity. Nature Clin Pract Endocrinol & Metab. 2008;4:80-90. 668 CDK-197_vol39_no9_th2012 ok.indd 668 CDK-197/ vol. 39 no. 9, th. 2012 9/12/2012 5:02:20 PM