Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
KAJIAN SISTEM MONETER ISLAM KONTEMPORER DENGAN REFERENSI KHUSUS TERHADAP PEMBENTUKAN MATA UANG TUNGGAL DI NEGARANEGARA MUSLIM PROPOSAL DISERTASI YUSUF WIBISONO NIM: 07.3.00.1.08.08.0091 SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JULI 2009 Kesimpulan Besar yang Akan Dibangun oleh Disertasi … Bahwa sistem moneter global saat ini tidak mendapat dukungan Islam dan respons kebijakan yang rasional dan realistis yang semestinya ditempuh oleh negara-negara muslim kontemporer adalah dengan merintis pembentukan currency unions secara bertahap. Perbedaan dan Persamaan dengan Kesimpulan yang Diberikan oleh Komunitas Akademik yang Ada Selama ini … (1/3) Terdapat dua pendapat utama terkait uang dan sistem moneter dalam Islam serta implikasi-nya terhadap konteks kekinian. Pendapat pertama menyatakan bahwa uang hanya terbatas pada emas dan perak. Implikasinya, sistem moneter global saat ini tidak bisa diterima dan negara-negara muslim harus kembali ke sistem uang emas-dinar. Pendapat ini didukung oleh: El-Diwany, Tarek. The Problem With Interest, 2nd ed., United Kingdom: TA-HA Publishers, 2003; Meera, Ahamed Kameel Mydin. The Theft of Nations: Returning to Gold. Selangor: Pelanduk Publications, 2004; dan Anwar, Muhammad. “Evolution of Euro: Lessons for Muslim Countries”, International Journal of Islamic Financial Services, Vol. 5, No. 2, July-September 2003. Perbedaan dan Persamaan dengan Kesimpulan yang Diberikan oleh Komunitas Akademik yang Ada Selama ini … (2/3) Pendapat kedua menyatakan bahwa uang tidak terbatas pada emas dan perak. Implikasinya, sistem uang fiat sekarang ini dapat diterima oleh Islam, dengan penekanan bahwa pencetakan uang kertas harus terkendali. Pendapat ini di dukung oleh: Chapra, M. Umer. Towards A Just Monetary System. Leicester: The Islamic Foundation, 1985; dan Chapra, M. Umer. “Monetary Management in an Islamic Economy”. Islamic Economics Studies, Vol. 4, No. 1, December 1996. Hasan, Ahmad. Al-Auraq al-Naqdiyah fi al-Iqtishad al-Islamy: Qimatuha wa Ahkamuha, (terj.), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005. Hasan, Zubair. “Ensuring Exchange Rate Stability: Is Return to Gold (Dinar) Possible?”. JKAU: Islamic Econ., Vol. 21, No. 1, (2008 A.D./1429 A.H.), pp. 3-22. Perbedaan dan Persamaan dengan Kesimpulan yang Diberikan oleh Komunitas Akademik yang Ada Selama ini … (3/3) Disertasi saya pada dasarnya ingin merevisi ke dua pendapat diatas. Disertasi saya ingin membuktikan bahwa: Sistem moneter global yang berbasis uang fiat saat ini tidak mendapat dukungan Islam. Namun proposal kembali ke sistem uang emas-dinar saat ini adalah tidak realistis. Dalam sistem moneter global saat ini dengan dollar Amerika Serikat sebagai mata uang utama internasional, respons kebijakan yang rasional dan realistis bagi negaranegara muslim adalah dengan membentuk currency unions, tidak cukup hanya sekedar menjaga agar pencetakan uang kertas terkendali. Sumber yang Dipakai dan Cara Membacanya … Metode kajian kepustakaan untuk melakukan analisis dengan pendekatan sosio-historik komparatif. Metode kajian fiqh dan filsafat hukum Islam untuk menentukan kedudukan hukum sistem moneter dalam Islam. Metode ekonomi-kuantitatif untuk melakukan evaluasi empiris terhadap sistem moneter global saat ini dan melakukan analisis kemungkinan pembentukan currency unions di negara-negara muslim. Data-data yang dibutuhkan diperoleh dari IMF, World Bank, CIA’s World Factbook, Penn World Tables, dan SESRIC.