Download Forest Reference Emission Levels (FREL) and National Forest

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
Forest, Carbon Sequestration and
Climate Change
Rizaldi Boer
[email protected]; HP: +62811117660
REDD+ Academy Training for the Expert Staff to the Parliamentarian Members
21-22 Januari 2016
Centre for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia and Pacific
(CCROM-SEAP)
Institut Pertanian Bogor
Sains PI: Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Laju kenaikan suhu global meningkat semakin
cepat setelah 1950an
Perbedaan suhu periode 2001-05 dan 1951–80
(Hansen et al., 2006)
IPCC, 2014
Source: Hansen et al., Science 308,
1431, 2005.
GRK dan
Aerosol
terlihat
merupakan
faktor
dominan yang
sangat besar
pengaruhnya
terhadap
pemanasan
global
Mt
Pinatubo
(1991)
Mt. Pele
(1902-05)
Krakatau
(1883)
Gn AgungBali 1963)
Gunung
Galungung &
Mt St Helen
(1980)
Tren Perubahan Kandungan Uap Air Berpotensi
Hujan (Precipitable Water Vapor) di Atmosfir
Dalam kurun waktu 30
tahun terakhir,
kandungan uap air
atmosfer meningkat
Kejadian
cuaca/iklim ekstrim
cendrung semakin
meningkat
Sumber: IPCC, 2014
Kenaikan suhu
meningkatkan evaporasi,
wilayah Indinesia bagian
Selatan dan Timur lebih
kering
Perubahan iklim historis dan Masa Datang di
Indonesia: Tren perubahan historis
Panjang MK
Memendek
Tetap
Memanjang
Sumber: Boer et al., 2009
Tren Perubahan Hujan Ektrim (1994-2013)
untuk hujan musiman Des-Feb: Manggarai
mm/th
Intensitas hujan
maksimum cendrung
meningkat
Stasiun Ruteng
1951-2000
Keterangan :
Sumber BMKG 2009
Sebagian besar
waduk/danau di Jawa
akan mengalami krisis
air yang lebih parah
di masa depan (20152039)
Kerugian Ekonomi Akibat Bencana
Iklim di Indonesia
(million
Loss
Economic
Kerugian
(Juta
USD) USD)
8,000
7,000
3.3 % GDP
Dampak perubahan iklim
2.6 % GDP
6,000
Rata-rata, bencana iklim yang
akan semakin sulit2.4 % GDP
terjadi sekali 5 tahun
dikendalikan
apabila
upaya
5,000
2.4 % GDP
menimbulkan kerugian ekonomi
global gagal
dalam
2.0 % GDP sekitar 1.5 miliar USD dan
4,000
menurunkan emisi GRK dan
TARGET GLOBAL IALAH
1.6 %kenaikan
GDP suhu
yang sekali 20 tahun mencapai
mencegah
MENEKAN EMISI AGAR
3,000SUHU GLOBALglobal di bawah 2oC 4 milliar USD. Perubahan
PELUANG
1.1 % GDP
Iklim menyebabkan periode
NAIK DI ATAS 2oC DAPAT
2,000
ulang kejadian semakin sempit
DIPERKECIL.
(lebih sering)
1,000
0.1 % GDP
0
10
20
30
40
50
PeriodeReturn
Ulang/Siklus
Bencana
(tahun)
Periods
(Years)
Source: Analyzed based on Gupta (2010)
60
Kesepakatan Paris (Paris Agreement)
• Sasaran global untuk menjaga
pemanasan antara 2° dan 1.5° C
(Art. 2)
• Kuota emisi ke atmosfer (Carbon
Budget)
• Puncak emisi global tercapai
secepat mungkin (Art. 4.1)
• Tercapai keseimbangan antara
emisi dan rosot pada pertengahan
abad 21 (Art. 4.1)
• Global stocktake untuk
mengevaluasi kemajuan untuk
mencapai sasaran di atas setiap 5
tahun dari tahun 2023 (Art. 14.1
and 2)
24
Emisi Global CO2 (Gt C/tahun)
– 2oC ~ 1000-1200 Gt CO2e (20-24
tahun lagi bisa emisi seperti saat
ini belanjut terus)
– 1.5 oC ~ 500-600 Gt CO2e (10-12
tahun lagi)
29
RCP2.6
RCP4.5
RCP6.0
RCP8.5
Historical
4.9oC
(4.1-6.9)
19
3.0oC
(2.6-3.7)
14
9
2.4oC
(2.0-3.0)
4
1.5oC
(1.3-1.9)
-1
Sandford et al . 2014
Kenaikan Suhu Rata-Rata wilayah
Indonesia
Sumber: Faqih and Boer, 2014
Hujan Musiman skenario RCP2.6
Sumber: Faqih and Boer, 2014
Hujan Musiman skenario RCP4.5
Sumber: Faqih and Boer, 2014
Tingkat Emisi dan Target Global
Setelah tahun 1950an, laju
peningkatan emisi GRK
semakin cepat, tahun 2011
sudah mencapai 9.9 Gt C
Apabila ini terus berlanjut,
kenaikan suhu global akan
melewati batas ambang
2oC.
Taken from IPCC Report
Global Carbon Budget (2000-2006)
10
CO2 flux (PgC/y)
Deforestation
6
Emisi
Fossil
Fuel
Berapa
jauh bisa
turun?
2
-2
-6
Atmosfer
1
lahan
Laut
-10
Berapa banyak
CO2 yang bisa
diserap dari
atmosfer dan
disimpan ke
sistem lahan
dan laut
Dalam Bali Action Plan disepakati mekanisme REDD+, upaya penurunan emisi
dari deforestasi dan degradasi hutan dan peran hutan konservasi, pengelolaan
hutan berkelanjutan dan peningkatan penyerapan karbon untuk dibantu
pelaksanaannya oleh negara berkembang dengan dukungan dana, alih teknologi
dan pembangunan kapasitas
IPCC (2013)
Upper Med.
Income
FAO prediction, without
greater efforts to mitigate it,
the AFOLU contribution to
global emission will increase to
30%. Sektor berbasis lahan
masih menjadi target utama
untuk penurunan emisi
Lower Med.
Income
AFOLU 24%
Low Income
INVENTARISASI GRK
Emisi dari Sektor Hutan dan
Penggunaan Lahan tahun 2010
In 2005 AFOLU contributed 22%
of global emission (IPCC). By
2050, without greater efforts to
mitigate it, the contribution
increase to 30% (FAO).
What is GHG Mitigation Potential from Land Use
(South & South East Asian) *
GtCO2e pa
1.4
1.7
3.8
Agriculture
0.7
Avoided
Deforestation
Forest
Sequestration
Agriculture
* Mitigation Opportunity
Reduced Deforestation
Pastureland Afforestation Tillage and residues management
Grassland management
from Slash & Burn Agriculture
Cropland Afforestation
Organic soils restoration
Reduced Forest Conversion Degraded Forest Reforestation
Degraded lands restoration
to Pasture and
Forest Management
Intensive Agriculture
Reduced Timber Harvesting
•2030 - Forest carbon; agricultural sequestration; and avoidance of N 2O and CH4 emissions, mainly from livestock (< 0.1 Gt).
Source: Smith et al., 2007 (Figure 8.5: Total technical mitigation potentials (all practices, all GHGs: MtCO2-eq/yr) for each region by 2030, showing mean estimates);
Nabuurs et al, 2007 (Table 9.3: Potential of mitigation measures of global forestry activities. Global model results indicate annual amount sequestered or emissions
avoided, above business as usual, in 2030 for carbon prices 100 US$/tCO2 and less); both from Climate Change 2007: Mitigation. Contribution of working group III to the
4th assessment report of the IPCCC
Emisi dan Penyerapan Karbon oleh Hutan
LAHAN BERHUTAN
FOREST LANDS
LAHAN BERHUTAN
FOREST LANDS
LAHAN PERTANIAN
CROP LANDS
LAHAN PERTANIAN
CROP LANDS
ALANG2/SEMAK
GRASSLAND
ALANG2/SEMAK
GRASSLAND
LAHAN BASAH/
WETLAND
LAHAN BASAH/
WETLAND
PEMUKIMAN
SETTLEMENTS
PEMUKIMAN
SETTLEMENTS
LAINNYA
OTHER LANDS
LAINNYA
OTHER LANDS
Degradation, forest
conservation, SFM, &
Enhancement of forest
carbon stick (Restoration
of PFE)
Deforestation
Sink Enhancement
(Penyerapan)
Definisi IPCC
Original graph: Lucio Pedroni Modified by Markku Kanninen (CIFOR, 2009)
REDD+ menurut Definisi IPCC
REDD
Conservation
Forest management
Enhancement of
forest carbon stocks
Original graph: Lucio Pedroni Modified by Markku Kanninen (CIFOR, 2009)
Potensi Penurunan Emisi SFM
Laju degradasi (%)
Periode Waktu
SFM
NSFM
Perbedaan
SFM & NSFM
1992-2011
0.37
2.35
1.98
2000-2011
0.17
2.61
2.44
Manfaat SFM
Reduksi Kehilangan Tegakan (m3/ha-thn)
Reduksi Emisi Karbon Hutan (tC/ha-thn)
1992-2011
1.85
2.16
2000-2011
2.28
2.66
Reduksi Emisi Karbon Hutan (tCO2/ha-thn)
7.93
9.76
Rata-rata laju degradasi hutan di unit manajemen SFM dan Non SFM Note:
tegakan diameter 50cm-up 93.5 m3/ha; karbon hutan dari semai sampai
pohon 109.16 tC/ha (Bahruni, 2011)
SFM-1
SFM-2
SFM-3
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Rasio Produksi thd AAC
• Dalam jangka
panjang,
pelaksanaan PHL
relatif dapat
mempertahankan
kestabilan produksi
kayu
1.40
NSFM-1
Rasio Produksi thd AAC
Ratio Produksi
dan AAC
1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
-
1.20
NSFM-2
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009
Keberhasilan program Peningkatan Serapan
Karbon (Sink Enhancement) rendah:
Kasus Jabar (84*56*42=21%)
100
Realisasi Luas Tanaman (%)
% Hidup
% tanaman sehat
90
80
Persentase
70
60
50
40
30
20
10
0
Sumber: Diolah dari PT Equality Indonesia (Boer, 2012
Kesepakatan Paris (Paris Agreement)
• Semua negara (pihak) berpartisipasi dalam
kegiatan mitigasi melalui NDCs (Nationally
Determined Contributions (Art. 4.2)
• NDCs dievaluasi dan bila memungkinkan
ditingkatkan setiap 5 tahun (Art. 4.3, 4.9)
• Negara maju harus memiliki target penurunan
emisi yang absolut (Art. 4.3)
• Negara berkembang secara bertahap menuju
pembangunan ekonomi rendah emisi atau target
pembatasan emisi (Art. 4.4)
Commitment Post 2020
• BAU Emisi tahun
2030: 2.88 Gt
CO2e (saat ini 1.4
Gt CO2e)
• Sumbangan emisi
dari energi dan
transportasi
meningkat dua kali
tahun 2030,
sedangkan dari
AFOLU relatif
konstan
Energy and transportation
Industry
Waste
AFOLU
Peat decomposition
Peat fire
Meningkatkan Target Penurunan Emisi
ke 29% tahun 2030 (Bappenas, 2015)
2.88 Gt
Kontribusi Sektor Untuk Penurunan
Emisi 2020 dan 2030
Sektor
Energi
IPPU
Limbah
AFOLU
Penurunan
Emisi (juta
ton CO2e)
Uncondition
al (26%)
4.95
0.13
6.26
88.66
460
Pra-2020
Pasca-2020
Conditional( Uncondition Conditional
41%)
al (29%)
(41%)
4.71
30.41
39.60
0.42
0.36
0.50
6.56
3.73
4.03
88.31
65.50
55.87
835
Implikasi: FREL dan Target INDC
• Emisi BAU 2030: 2.88 Gt CO2e
• Target Penurunan Emisi 29% setara 0.835 Gt CO2e
• Untuk AFOLU (Pertanian, kehutanan dan perubahan tataguna lahan)
kontribusi diharapkan 65.5% setara dengan 0.547 Gt CO2e.
• Emisi dari deforestasi seluar 0.9 juta ha setara dengan 0.293 Gt CO2e.
• Kalau 2030 sudah bisa dibuat tidak ada lagi deforestasi, maka masih ada sisa
sebesar 0.254 Gt CO2e
• Dari mana lagi:
– Dekomposisi gambut emisi sudah mencapai 0.281 GtCO2 per tahun
(relatif sulit menurunkannya, kecuali melalui restorasi)
– Sektor pertanian emisi (peternakan dan sawah dan penggunaan pupuk
nitrogen) saat ini sekitar hanya 0.09 GtCO2 (juga tidak banyak yang bisa
diturunkan)
• Andalan utama ialah mencegah kebakaran hutan dan lahan dan menstop
pembukaan lahan gambut dan perbaikan sistem pengelolaan tata air pada
lahan yang sudah dibuka dan merestorasi lahan gambut yang terlantar,
perbaikan sistem pengelolaan hutan produksi dan REHABILITASI LAHAN DAN
PEMANFAATAN LAHAN TERDEGRADASI UNTUK PERKEBUNAN – Implikasi bagi
pangan (?)
AFOLU
• Asumsi target deforestasi
sudah tidak ada lagi tahun
2030 dan upaya dimulai dari
sekarang dengan asumsi laju
deforetasi turun secara linear
dari deforestasi baseline - total
hutan yang masih bisa
terdeforestasi secara kumulatif
dari 2015-2030 maksimal
sebesar 7.336 juta ha (0.489
juta ha per tahun)
• Apabila laju deforestasi sudah
diupayakan di bahwa 50%
deforestasi FREL – deforestasi
2015-2030 ialah 3.67 juta ha
(0.245 juta ha per tahun)
HPK yang masih berhutan saat ini
mencapai 6.6 juta ha (sekitar 4 juta ha
di papua). Misalkan 2 juta ha yang
akan dilepas, untuk INDC 29%
uplanned deforestation tidak boleh
lebih dari 0.357 juta ha/tahun dari
2015-2030, kalau skenario ambisius
yang digunakan tidak boleh lebih dari
0.112 juta ha per tahun
Source: Boer, 2015
Group Discussion
• Diskusikan dalam kelompok
1. Kebijakan dan regulasi kunci yang perlu
dikembangkan untuk meningkatkan sumbangan
sektor kehutanan dalam menurunkan tingkat
emisi Indonesia
2. Program dan aksi mitigasi utama di sektor
pertanian dan kehutanan
TERIMA KASIH