Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
Perbandingan Sistem Saluran Pencernaan Proses merubah makanan/pakan dari bentuk yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana agar dapat dicerna oleh mahluk hidup Sistem Pencernaan MONOGASTRIK POLIGASTRIK Sapi, Domba, Kambing MONOGASTRIK Mamalia UNGGAS Kelinci, Kuda, Babi, anjing, kucing Berdasar : Saluran Makanan (Anatomi) Makanan sumber energi DLL BERDASARKAN SUSUNAN ALAT PENCERNAAN : RUMINANSIA BERLAMBUNG JAMAK (RUMEN, RETIKULUM, OMASUM, ABOMASUM) NON RUMINANSIA BERLAMBUNG TUNGGAL/ SEDERHANA PENCERNAAN Syaraf Hormon SALURAN PENCERNAAN Mekanis Gerakan Kimia Enzim/Non enzim SUSUNAN GIGI 0 0 3 3 SAPI 2( I , C , P , M ) 32 4 0 3 3 3 1 4 2 ANJING 2( I , C , P , M ) 42 3 1 4 3 2 1 4 3 BABI 2( I , C , P , M ) 44 3 1 4 3 2 1 2 3 KUDA 2( I , C , P , M ) 32 2 1 2 3 Pusat Kontrol APPETIK THERMOSFAR COUNTER= PUSAT LAPAR SAFITELY THERMOSFAR COUNTER= PUSAT KENYANG Known as a modified monogastric system Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Unggas (Monogastrik) •Mulut/Mouth/Beak - break down feed • Esophagus - tube from mouth to stomach that is open at the mouth end • Crop - feed storage and moistening • Proventriculus - glandular stomach (HCI and gastric juices); enzymatic • Gizzard - muscular stomach; mechanical breakdown Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Unggas (Monogastrik) •Small Intestine - enzymatic digestion and absorption -Functions of the small intestine: digestion of proteins, carbohydrates, and fats; absorption of the end products of digestion -Enzymes in the small intestine • Ceca - essentially non functioning in monogastrics • Large Intestine -bacterial activity -water absorption -waste storage • Cloaca - common chamber for GI and urinary tracts • Vent - common exit for GI and urinary tracts Ayam Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Monogastrik mamalia •Mouth -gather and chew feed using tongue and teeth -salivary glands moisten feed to aid in swallowing -saliva begins the carbohydrate breakdown with salivary amylase • Esophagus -tube from mouth to stomach that is open at the mouth end -separated from stomach by the esophageal sphincter • Stomach -muscular gland lined sac that receives ingesta from the esophagus and conducts both physical and chemical digestion -primary secretions: pepsin - enzyme that digests protein; hydrochlorides - acids that aid in protein digestion Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Monogastrik mamalia continued… •Small Intestine -enzymatic digestion and absorption -Functions of the small intestine: digestion of proteins, carbohydrates, and fats; absorption of the end products of digestion 1. duodenum - most digestion occurs here 2. jejunum - some digestion and some absorption occur 3. ileum - mostly absorption -Bile - made in liver, stored in gall bladder, active in the small intestine, emulsifies fat to aid in digestion Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Monogastrik mamalia continued… •Enzymes in the small intestine Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Monogastrik mamalia continued… … •Cecum - essentially non functioning in many monogastrics. Rabbits and horses have an enlarged cecum that acts like a rumen and is involved with microbial digestion (fermentation) • Large Intestine -bacterial activity -water absorption -waste storage Babi / Pig Kelinci Andi Mushawwir Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Ruminant Ruminants are characterized by having a stomach with four compartments Rumination - the regurgitation, rechewing and reswallowing of ingested food Cud - mass of regurgitated ingesta; bolus 1. Anus 7. Reticulum 2. Rectum 8. Esophagus 3. Cecum 9. Abomasum 4. Colon 10. Omasum 5. Duodenum 11. Small Intestine 6. Rumen Process of rumination 1. regurgitate bolus from rumen 2. rechew and reinsalivate 3. reswallow 4. repeat with another bolus Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Ruminant continued… • Mouth -contains dental pad, teeth, tongue and saliva -saliva contains no salivary amylase • Esophagus -tube from mouth to stomach -tube from stomach to mouth Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Ruminant continued… • Rumen - large fermentation vat; also called the "paunch" -anaerobic -Temperature = 39oC (103oF) -saturated with gasses -constant motion Lining of the rumen Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Ruminant continued… • Functions of Microorganisms -digest roughages to make Volatile Fatty Acids -make protein -make vitamins K and B complex (Very similar to cecum of rabbit and horse) The function of the rumen is to house microorganisms. Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Ruminant continued… • Reticulum - "honeycomb" -houses microorganisms -catches hardware (ingested by animal) -houses the opening to the omasum • Omasum - "manyplies“ or “book” -full of folded tissue -water absorption • Abomasum - true stomach -pepsin -HCl Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Pada Ruminant continued… •Small Intestine -enzymatic digestion and absorption -Functions of the small intestine: digestion of proteins, carbohydrates, and fats; absorption of the end products of digestion 1.duodenum 2.jejunum 3.ileum •Cecum - some microbial fermentation •Large Intestine -water absorption -waste storage Ruminant / Domba Jenis Sistem pencernaan Jenis Sistem pencernaan PENCERNAAN DALAM LAMBUNG RUMINANSIA GERAKAN LAMBUNG RUMINANSIA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : MEKANIS, dapat dipejari dengan : FISTULA RUMEN SINAR RONTGEN MEMBUKA RONGGA DADA (+ CAIRAN Na FISIOLOGIK ORGAN TIDAK MATI) KIMIAWI BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MIKROORGANISME MIKROBIOLOGIS PROSES MENGUBAH ZAT/BAHAN MENJADI BERNILAI GIZI TINGGI GERAKAN RUMEN-RETIKULUM MAKANAN DITELAN KANTUNG DORSAL ANTERIOR YANG BERAT MASUK RETIKULUM RINGAN BERCAMPUR DENGAN YANG LEBIH BERAT BERKUMPUL DALAM RUMEN SECARA BERTAHAP SIFAT BOLUS (FISIK) YANG DITELAN BERVARIASI TERGANTUNG JENIS MAKANAN HIJAUAN RUMEN PADAT BOLUS OVAL DAN TIDAK TERATUR BOLUS RUMPUT KERING (HAY) TERAPUNG BOLUS KONSENTRAT DASAR RUMEN PADA SAPI MAKANAN BAIK DAN SELALU TERSEDIA BERCAMPUR LUMAT (TIDAK ADA CAIRAN BEBAS DIATAS B. M.) PADA SAPI DIPUASAKAN TERDAPAT CAIRAN BEBAS DIANTARA BAHAN MAKANAN. AGAR BAHAN MAKANAN TERENDAM BAIK AIR UNTUK PEMBENTUKAN SALIVA Fungsi Gerakan Rumen – Retikulum ISI RUMEN BERCAMPUR RATA M. O. BERCAMPUR RATA FERMENTASI MERATA SALIVA MENYEBAR KESELURUH RUMEN TERAPUNGNYA ZAT-ZAT PADAT SELAMA FERMENTASI TERHALANG MEMBANTU PENGANGKUTAN DAN PERJALANAN DIGESTA DARI RUMEN DAN RETIKULUM KE ABOMASUM PENCAMPURAN TERJADI KARENA KONTRAKSI RUMEN DAN RETIKULUM ADANYA KOORDINASI DARI GERAKAN BAGIAN LAMBUNG LAIN PENGATUR GERAKAN RUMENRETIKULUM SYARAF VAGUS SYARAF SYMPATIS GERAKAN KUAT SAAT MEMAMAH BIAK PADA BAGIAN RUMEN VENTRAL DIGESTA PADAT PADA BAGIAN RETIKULUM DIGESTA KURANG PADAT BUTIRBUTIR MAKANAN LEBIH HALUS Efisiensi Gerakan Rumen-Retikulum : KONDISI FISIK ISI RUMEN CAIRAN RUMEN SUSPENSI M. O. PARTIKEL-PARTIKEL MAKANAN SEMAKIN BESAR SEMAKIN LAMBAT BERCAMPUR 85% ASAM LEMAK TERBANG DIABSORPSI MELALUI RETIKULORUMEN RUMEN-RETIKULUM BERKONTRAKSI : OMASUM PADA SAAT MAKAN : 79-100x/JAM RUMINASI : 55-70x/JAM ISTIRAHAT : 47-80x/JAM MENGGILING PARTIKEL-PARTIKEL MAKANAN ABSORPSI AIR + Na & K MENCEGAH pH PADA ABOMASUM TURUN ABSORPSI VFA (ALT) 10% ABOMASUM PENCERNAAN KIMIAWI MIKROORGANISME YANG MASUK DIBUNUH OLEH ASAM LAMBUNG DICERNA ABSORPSI DALAM RUMEN-RETIKULUM VFA (VOLATILE FATTY ACIDS) PENYERAPAN TERJADI SEBELUM DIGESTA MASUK KE ABOMASUM KONSENTRASI VFA 7-10 KALI LEBIH BESAR DARIPADA AB-OMASUM BUTIRAT > PROPIONAT > ASETAT ASAM LAKTAT ABSORPSI ASAM LAKTAT 1/10 KALI VFA KECIL JIKA ADA PROPIONAT BESAR PADA KONDISI ASAM AMONIA (NH3) DIABSORPSI > ION AMONIUM ABSORPSI PADA pH : 6,5 > PADA pH 4,5 KERACUNAN UREA LEBIH BESAR PADA pH 6,5-7 RETIKULUM = PERUT JALA OMASUM = PERUT KITAB PROTEIN TINGGI LANGSUNG MASUK KE RETIKULUM KARENA : M.O. MENJAUH (PADA RUMEN) MAKANAN SUDAH DIREMASTIKASI DENGAN BAIK MASUK KE RETIKULUM ANTARA RUMEN-RETIKULUM TERDAPAT LIPATAN MAMPU MENGATUR MASUKNYA MAKANAN HALUS DAN MAKANAN KASAR KEMBALI KE RUMEN (RUMINO RETICULARIS) MEMILIH BAHAN-BAHAN YANG DAPAT LANGSUNG MASUK AB-OMASUM MENYERAP AIR, ASAM ABOMASUM = PERUT KELENJAR FUNDUS MEMBRANA MUKOSE PYLORIK SEMPIT FUNGSI : SAMA DENGAN PHLORISS PADA MONOGASTRIK. MAKANAN BELUM DICERNA DIRUMEN DICERNA DI ABOMASUM PENCERNAAN BERSIFAT : KIMIAWI MUCUS, PEPSIN, HCl SULCUS GROOVE RETICULI = OESOPHAGEAL “BY PASS” DARI RUMEN-RETIKULUMOMASUM PENTING PADA HEWAN MUDA MENYUSU PADA HEWAN DEWASA MENUTUP SULCUS RETICULI PENTING PADA SAAT PEMBERIAN OBAT AGAR TIDAK MELEWATI RUMEN MISAL : PEMBERIAN ANTIBIOTIKA RUMINASI PROSES MENGUNYAH KEMBALI MAKANAN HEWAN MUDA BELUM DIBERI HIJAUAN BELUM RUMINASI TAHAP RUMINASI TAHAP RUMINASI 1. REGURGITASI PENGELUARAN DIGESTA DARI RUMEN KE MULUT PARTIKEL KASAR KONTAK DENGAN DINDING RUMEN & RETIKULUM DAPAT DIRANGSANG BAGIAN DINDING RUMEN & RETIKULUM DIGOSOK RETIKULUM KONTRAKSI DIGESTA NAIK SAMPAI CARDIA CARDIA MEMBUKA GLOTTIS MENUTUP DAN OSEOPHAGUS MENGEMBANG TEKANAN NEGATIF PADA OSEOPHAGUS BOLUS LONCAT KE OSEOPHAGUS TIMBUL ANTI PERISTALTIK BOLUS MASUK MULUT 2. REMASTIKASI PENGUNYAHAN KEMBALI BOLUS MERANGSANG MULUT REFLEKS MASTIKASI PROSES LEBIH LAMA DARI MASTIKASI PENAMBAHAN SEKRESI PAROTIS DAN SALIVA 3. REGLUTISI PENELANAN KEMBALI PROSES =DEGLUTISI BOLUS YANG DITELAN KEMBALI TIDAK LANGSUNG MASUK KE OMASUM SEBAGIAN KE RUMEN & RETIKULUM MAKANAN HALUS KE RETIKULUM KONTRAKS SEBAGIAN KE OMASUM ERUKTASI (SENDAWA) PENGELUARAN GAS DARI RUMEN MELALUI MULUT DALAM RUMEN TERBENTUK GAS CO2, METHAN (CH4) DAN ASAM LEMAK SEBAGIAN DISERAP KEMBALI SEBAGIAN LAGI HARUS DIBUANG CO2 DAN CH4 DIBUANG MELAUI PROSES ERUKTASI MEKANISME ERUKTASI KONTRAKSI RUMEN BAGIAN DORSAL KONTRAKSI RETIKULUM CARDIA MEMBUKA BILA GAS TERLALU CEPAT TERBENTUK RUMEN MENGEMBANG TERJADI RUMINAL TYMPANI (‘BLOAT”) “BLOAT” “DISTENSI YANG BERLEBIHAN ATAU PENGEMBANGAN RUMEN DAN RETIKULUM AKIBAT TIMBULNYA GAS BERLEBIH SEWAKTU FERMENTASI BAHAN MAKANAN” “BLOAT PRIMER” KEMBUNG AKIBAT MAKANAN DISEBABKAN OLEH: RUMPUT TERLALU MUDA LEGUMINOSA TERLALU CEPAT TUMBUH LEGUM TERLALU BANYAK PROTEIN TANAMAN TERLALU TINGGI : 10-15% TERLALU BANYAK DIBERI MAKANAN HALUS HEREDITAS. “BLOAT SEKUNDER” OBSTRUKSI (TERSUMBAT) STENOSIS (OESOPHAGUS MENYEMPIT) HERNIA DIAFHRAGMA TERJADINYA BLOAT GAS TERBENTUK TERLALU CEPAT ERUKTASI KURANG ANATOMI RUMEN GAS BERCAMPUR DENGAN MAKANAN (TROUTHY-BLOAT) DALAM MAKANAN TERLALU BANYAK : PEPSIN, HEMISELULOSA, SAPONIN GERAKAN RUMEN BERUBAH PERTOLONGAN KELAPA : BERI MINYAK BLOAT PRIMER : • PEMBERIAN MINYAK KELAPA : 0,5-1 LITER UNTUK SAPI, 29-58 CC UNTUK DOMBA, DIMASUKKAN DENGAN “STOMACH TUBE” • UNTUK SAPI TROCOR/TUSUK PENCEGAHAN : PEMBATASAN GRAZING PENGATURAN PADANG RUMPUT PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PER-ORAL, PENISILIN DAN TILOSIN PROSES KONSUMSI PAKAN DAN ALIRAN DIGESTA PADA RUMINANSIA PENCERNAAN DALAM RONGGA MULUT 1. PREHENSI PENARIKAN (PENGAMBILAN) MAKANAN KE DALAM MULUT CARA TIAP SPESIES HEWAN BERBEDA. DASARNYA BIBIR, GIGI, LIDAH CARNIVORA ANJING, KUCING • PENGAMBILAN MAKANAN DIBANTU KAKI DEPAN KUDA BIBIR ATAS (PALING SENSITIF) KUAT DAN LINCAH ORGAN POKOK PREHENSI SAPI LIDAH (POKOK) BIBIR ATAS DAN BAWAH TERBATAS GERAKANNYA LIDAH PANJANG, KUAT, LINCAH BERGERAK, KASAR DOMBA (POKOK) LIDAH DAN GIGI SERI LIDAH TIDAK DAPAT DIJULURKAN BIBIR ATAS MEMPUNYAI CELAH KAMBING BERCELAH BIBIR ATAS TIDAK MINUM DAN MENETEK CARNIVORA DAN HERBIVORA BERBEDA CARNIVORA (KUCING, ANJING) HERBIVORA MENGHISAP UJUNG LIDAH MEMBENTUK SENDOK BIBIR TERTUTUP RAPAT BAGIAN DEPAN SEDIKIT TERBUKA BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN AIR SAAT MENETEK BIBIR YANG TERBUKA DIISI PUTTING SUSU INDUK TEKANAN AMBING TEKANAN NOL 2. MASTIKASI PENGHANCURAN BAHAN MAKANAN SECARA MEKANIK DALAM MULUT GIGI INCISOR UNTUKMENARIK DAN MEMOTONG MAKANAN GIGI MOLAR UNTUK MENGGILING BAG. KECIL LAMA PENGUNYAHAN JENIS MAKANAN CARNIVORA HERBIVORA SEBENTAR DAN SEMPURNA LAMA & INTENSIF PENGUNYAHAN MEMPERLUAS PERMUKAAN BAHAN MAKANA KERJA ENZIM INTENSIF ARAH GERAKAN LATERAL PROSES MENGGILING MEKANISME PENGUNYAHAN SELAMA PENGUNYAHAN : SIFAT PROSES PENGUNYAHAN VOLUNTAIR LIDAH DAN PIPI SELALU BERGERAK MAKANAN DIANTARA DERETAN GIGI DIKUNYAH TERUS PADA BAGIAN SISI HALUS TENGGOROKAN DITELAN GERAK DIKENDALIKAN OLEH KEMAUAN DIKONTROL UNTUK “HIGHER COUNTER” KEADAAN NORMAL RAHANG TERTUTUP U. D. PENGUNYAHAN TIDAK BEKERJA MEKANISME PENGUNYAHAN (LANJUTAN) MAKANAN MASUK U. D. PENGUNYAH RELAKSASI MULUT TERBUKA KONTRAKSI U. D. MULUT TERTUTUP GERAKAN TERJADI SECARA RITMIS PADA RAHANG ATAS DAN BAWAH GERAKAN MENGUNYAH MASTIKASI RANGSANGAN SENSORIS SYARAF AFFERENT SYARAF CRANIAL KE V (N. TRIGEMINUS) RANGSANGAN DI TERUSKAN SYARAF AFFERENT MELALUI “RADIX MOTORIS” SYARAF CRANIAL KE V DI U. D. ELEVANTOR DAN MYLOHYOIDENS. REFLEKS MASTIKASI REFLEKS MENGUNYAH (GNAWING REFLEKS) 1. TIMBUL SEBAGAI RESPONS TERHADAP RANGSANGAN DAERAH INCISIVUS GERAKAN MENGUNYAH DARI RAHANG REFLEKS MASTIKASI VERTIKAL (VERTICAL MASTICATING REFLEKS) 2. TIMBUL SEBAGAI RESPONS TERHADAP RANGSANGAN PADA MEMBRANA MUKOSA PADA DAERAH GIGI MOLAR TENGAH RAHANG MEMBUKA DAN MENUTUP MULUT TERTUTUP “RUMINANT REFLEKS” 3. TERJADI STIMULASI TERHADAP RESEPTORRESEPTOR PADA MULUT OLEH MAKANAN TIMBUL REFLEKS INHIBISI ALAT PENUTUP MULUT RAHANG TERBUKA URAT DAGING YANG TERLIBAT PROSES MASTIKASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. MUSCULUS MASSETER MUSCULUS PTERYGOIDEA INTERNA DAN EKSTERNA MUSCULUS TEMPORALIS MUSCULUS MYOLOHGOIDEA MUSCULUS GENIOHGOIDEA MUSCULUS DIGESTRICUS PADA HERBIVORA MUSCULUS MASSETER FUNGSI MASTIKASI 1. 2. 3. MENGGILING MAKANANAN LUNAK DAN HALUS ENZIM BEKERJA LEBIH AKTIF MAKANAN HALUS PERMUKAAN MAKANAN RELATIF LUAS MAKANAN HALUS BERCAMPUR SALIVA MUDAH DITELAN MASTIKASI PROSES PENCERNAAN MENGUBAH MAKANAN MENJADI HALUS DAN BERAIR PADA HERBIVORA MASTIKASI PADA : KUDA SAPI BUTIRAN DAN SILAGE MENGUNYAH : 94 KALI GERAKAN / MENIT RUMPUT KERING 78 KALI / MENIT SAPI PERAH 1 ½ JAM BOLUS TERBENTUK 60 – 65 RUMPUT KERING : 70 – 80 KALI / MENIT BUTIRAN 4700 KALI/ HARI RUMPUT KERING 10.530 / HARI SAPI JANTAN 1.4 – 11% WAKTU/HARI UNTUK MASTIKASI SALIVASI KELENJAR AIR LUDAH DAN SEKRESINYA : SALIVA CAMPURAN SEKRESI KELENJAR PAROTIS, SUB MAXILARIS DAN SUB LINGUALIS BERUPA LENDIR BERTIPE CAIR BERDASARKAN SEKRESINYA KEL. SALIVA DIBAGI 3 : KEL. PAROTIS KEL. SUB. MAXILALLIS (MANDIBULARIS) KEL. SUB. LINGUALIS PADA BEBERAPA SPESIES KEL. BUCCALIS TIPE KEL. SEROSA TIPE KEL. MUKUS TIPE KEL. SEROSA DAN MUCUS (CAMPURAN) SERO MUCUS SEKRESI KEL. SEROSA CAIRAN CUCER MENGANDUNG PROTEIN TANPA MUCIN SEKRESI KEL. MUKUS AGAK KENTAL MENGANDUNG GLYCOPROTEIN MUCIN SEKRESI KEL. CAMPURAN CAMPURAN SEROSA & MUCIN PADA RUMINANSIA SEKRESI PAROTIS TERJADI TERUS MENERUS MAKANAN BASAH ALKALIS PADA RUMINANSIA REFLEKS SEKRESI DAPAT SECARA MEKANIS MERANGSANG BAG. CARDIA PADA AB-OMASUM SALIVA BUFFER ASAM-ASAM HASIL FERMENTASI MIKROBA RUMEN FUNGSI SALIVA 1. MEMBASAHI MAKANAN 2. LUBRIKASI PELICIN BOLUS MUDAH DITELAN ADANYA MUCIN BUTIR-BUTIR MAKANAN MUDAH DIBENTUK BOLA ADANYA AMYLASE 3. 4. MENCERNA PATI MEDIA UNTUK PERTUMBUHAN & AKTIFITAS BAKTERI MASTIKASI DAN MENELAN MUDAH MELARUTKAN Z – H DALAM RUMEN MENETRALKAN ASAM-ASAM ORGANIK YANG DIBENTUK MIKROBA MENCEGAH TERJADI BUIH PADA ISI RUMEN ELEKTROLIT PADA SALIVA : Na, K, Ca, Mg, P DAN UREA YANG MEMPERTINGGI KECAP FERMENTASI MIKROBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKRESI SALIVA BENTUK FISIK PAKAN KANDUNGAN BAHAN KERING VOLUME CAIRAN ISI PERUT STIMULASI PSIKOLOGIS SALIVA PADA DOMBA DAN BABI 10 – 15 L / HARI SALIVA PADA SAPI 75 – 100 L /HARI RUMINANSIA SERAT KASAR SEKRESI SALIVA BIJIAN ENERGI TINGGI SALIVA BUFFER RUMEN BIJI-BIJIAN ASAM LEMAK TERBANG SALIVA PENEBALAN KERATIN MUKOSA RUMEN ACIDURIA PHOSPHERUSA BERI INFUS Na BICARBONAT KEDALAM RUMEN 3. PENELANAN (DEGLUTISI) DIBAGI 3 STADIA PENELANAN SECARA VOLUNTAIR DIKENDALIKAN OLEH KEMAUAN STADIA PHARINX INVOLUNTAIR REFLEKS (CEPAT) STADIA OESOPHAGUS INVOLUNTAIR REFLEKS (CEPAT) GLUKOSTATIK TERMOSTATIK ENERGI YANG MASUK CUKUP LAPAR HILANG KHEMOSTATIK PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH ARTERI DAN VENA KECIL LAPAR GLUKOSA DARAH VENA > DARAH ARTERI KENYANG PADA RUMINANSIA (SAPI) KONSENTRASI METABOLIT TERTENTU DALAM DARAH/RUMEN MEMPENGARUHI NAFSU MAKAN MISAL : INFUS ASAM LEMAK TERBANG (ASETAT, PROPIONAT) KEDALAM DARAH /RUMEN NAFSU MAKAN TURUN LIPOSTATIK LEMAK DARAH VENA > DARAH ARTERI KENYANG • LEMAK SUMBER ENERGI ESSENSIAL