Download Patologi Khusus Fisioterapi Pertemuan 13

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
Saraf Kranial
Sistem Penglihatan dan
Persepsi
Airiza Ahmad
Kuliah IEU mei09
Saraf kranial
Terdiri dari 12 pasang
 Mempersyarafi (motorik/autonom)
struktur kepala dan leher
 Saraf cranial X mempersyarafi bagian
dalam thoraks dan abomen
 Informasi dari kepala (+ viscera)

Perbedaan saraf kranial dan saraf
spinal





Serabut saral spinal gabungan sensory dan motor
Serabut saraf cranial ada yang motor saja atau
sensori saja
Keduanya memp LMN sebagai komponen motorik
dengan control UMN
Beberapa saraf cranial mempunyai fungsi khusus
: visual auditory dan vestibular
Otonom: regulasi parasimpatis : tekanan darah,
pernafasan dan pencernaan
Saraf cranial I: Olfaktorius
Sistem penciuman
Reseptor penciuman pada bulbus
olfactorius
 Informasi diteruskan tr olfactorius ke
lobus temporalis
 Termasuk informasi pengecap: asin,
manis, asam dan pahit

Saraf cranial II: Optikus
Sistem penglihatan

Saraf penglihatan
dari retina ke mid
brain korpus
genikulus lat korteks visual
Kontrol gerak mata



Diatur oleh 4 otot
yang lurus dan 1
oblik (bekerja
sinergis)
Diatur oleh 3
saraf (III =
Okulomotor,
IV= Trochlearis,
VI= Abducens)
Disertai kontrol
kepala
Komponen autonom parasimpatis
Melalui saraf cranial III
 Mempersarafi motorik sphincter pupil dan
m ciliaris
 Kontrol pupil melalui refleks Aff = NII
 Arkus refleks : N II-“mid brain” ( n
pretektal) – N III (para simpatis)

Saraf kranial V (Trigeminus)
Gabungan serabut motorik dan sensible
 Tdd 3 cabang: ophthalmic, maksilaris dan
mandibularis
 Impuls proprioseptif dari otot pengunyah
dan otot ekstraokular

Saraf cranial VII ( Facial)
 Gabungan
motorik dan sensible
 Mempersyarafi otot2 ekspresi wajah
 Informasi sensoris dari regio oral
Saraf cranial VIII: Vestibulocochlear
Saraf sensoris untuk menyampaikan posisi
dan gerak kepala
 Melalui pergerakan cairan apparatus
vestibular
 Saraf kochlear membawa informasi
pendengaran

Saraf cranial IX : N Glosso
pharyngeal
Campuran saraf motorik dan sensorik
 Saraf sensible berasal dari palatum lunak
dan informasi dari belakang lidah
 Saraf motorik mempersyarafi pharyng
danglandula parotis

Saraf cranial X : Vagus
Inervasi sensible dan motorik larynx,
pharynx dan viscera
 Mengandung serabut2 parasimpatis
 Dapat dites melalui refleks gag

Saraf cranial XI : Accessory
Hanya terdiri dari komponen motorik
 Mempersarafi otot trapesius dan
sternokledomastoideus

Saraf cranial XII : Hypoglossus
Terdiri dari saraf motorik
 Memepersarafi otot2 lidah
 Kontrol aktivitas refleks dan volunter

Sistem Penglihatan
Hemianopia homonim
Tidak dapat mengenal informasi visual
sesisi
 Disertai parese sisi yang sama
 Terdpat lesi sisi kontralateral

Beda Fungsi Sel Ganglion pada Lapang
Pandang Sentral dan Perifer
Peran korteks asosiasi
Korteks visual asosiasi: dorsal –
korteks parietal posterior = jalur aksi
 Korteks visual asosiasi: ventral – lb
oksipito temporal = jalur perceptual
 Informasi jalur aksi – menyesuaikan
gerak tungkai mis mengambil cangkir
 Informasi jalur persepsi – idntifikasi
objek – kenal objek

Sistem Visual Manusia
Hubungan
penglihatan dan
korteks assosiasi
Kerusakan
Jalur aksi – persoalan pada gerak yang
dituntun penglihatan – identifikasi normal
 Jalur persepsi – tidak dapat
mengidentifikasi pola objek – dapat
memakai info visual untuk penyesuaian
gerak

Analisis informasi visual
Peran korteks
asosiasi pada
monyet
Prosogpagnosia (prosopon = face).
(mindblinness)




Gagal mengidentifikasi wajah
yang dikenal, walaupun
dikaca (hanya bisa dari
gaya/pakaian)
Termasuk visual agnosia
(agnosia = failure to know)
Tidak dapat membedakan
wajah yang tidak dikenal.
Dapat berbentuk aperceptive
visual agnosia (contoh: tidak
dapat memakai baju)
Asosiative visual agnosia




Pasien dapat tahu bentuk
tapi gagal mengenal
benda
Gangguan integrasi
perceptual atau proses
asosiasi dg. kapasitas
sensoris adekwat
Dihubungkan dengan
gangguan memori visual
Kenal bila dipegang
Asosiative Visual Agnosia
A.
“I still don’t know”
B.
“Could be a dog or any
other animal”
C.
“Could be a beach stump”
D.
“A wagon or a car of some
kind. The larger vehicle is
being pulled by the smaller
one”
Keterbatasan visuo-spatial
Tdd:
 Gangguan orientasi dan estimasi besar
dan jarak
 Gangguan fiksasi ocular sehingga tidak
menemukan objek
 ~ Sindroma niglek : gagal melaporkan/
merespons, orientasi stimuli pada kontra
lesi (hemi spatial)
Sindroma Niglek I

Mengingkari
hemiparese ki
Sindroma Niglek II
A.
Attempting to write,
“You are a doctor.”
B.
Copying.
C.
Typing (1-3)
Typewriter directly in
front of patient (4)
typewriter moved to
patient’s right.
D.
The typewriter
keyboard. Note that
the letters missed (A,
S, E) are at the left of
the keyboard
Sistem sensibel khusus
reseptor khusus
 nucleus khusus di batang otak
 Area khusus dikorteks serebri
 Pada situasi khusus dapat menyertakan
reaksi lain

Sistem auditori
Informasi : orientasi kepala dan mata thd
suara
 Level aktivitas ↑ dengan CNS
 Memberi arti kesadaran dan pengenalan
suara

Jalur auditori





Reseptor bunyi pada organ Corti
Transmisi NVIII menuju n cochlearis
Diteruskan ke: formatio retikularis, colliculus inf,
badan genikulatus medial
Coll inf untuk lokalisasi, transmisi ke coll sup
(gerak mata dan muka)
Kortek :



primer – kesadaran intensitas suara
Asosiasi auditori menghub dg memori, kategorisasi
suara
Pengertian berbahasa pada area Wernicke
Jalur Informasi Auditori
Cochlea – n cochlearis – batang otak - korteks
Sistem vestibular
informasi sensori: gerak/posisi kepala thd
g
 stabilisasi “gaze”
 penyesuaian sikap, gerak mata dan
“nausea”
 berefek thd fungsi otonom/kesadaran

Jalur vestibular
Reseptor kanal semisirkular dengan gerak
cairan
 Organ otolith berespons thd gerak linier,
akselerasi dan deselerasi
 Transmisi melalui NVIII, tapi berhub dg
III, IV, VI dan IX
 Berhub dengan fungsi otonom ~
kesadaran, nausea, vomiting

Organ
Receptif
kanal Semi
Curcular
Sistem pengecap
Reseptor berinteraksi dengan bahan kimia
 Berhubungan dengan bahan makanan yg
larut dalam air liur
 Pengecap: pahit/beracun, asem, manis,
asin dan umami (“gppd taste”- protein)
 Rasa juga berhubungan dengan penghidu

Jalur pengecap
Organ reseptor: sekeliling papilla
 Transmisi melalui saraf kranial 7, 9, 10
 Pusat batang otak nucleus traktus
solitarius – thalamus (R-R, L-L)
 Proyeksi lain pada otak:hypothalamus dan
amygdale (rasa lapar)

Jalur Neural
Sistem
Pengecap
Sistem penciuman /penghidu
tugas utama = identifikasi (mis makanan)
 “Odors” berhubungan dengan memori
 Stimulus kimia, larut lipid dan organik

Jalur penghidu
Reseptor penghidu berupa epithel pada
membrane mukosa
 Sel menembus lempeng = kribriformis
 Bekerja sama dengan saraf V
 Transmisi melalui bulbus olfaktorius –
saraf kranial 1

Sistem Olfaktorius
Regio batang otak

Letak:



superior medulla spinalis/inf serebrum
inferior serebrum dg serebelum melekat
dibelakang
Terdiri dari:

medulla, pons dan mid-brain
Terdapat traktus2 yang berjalan vertical
 Nuklei saraf cranial dan nuclei lain (ARAS)

Overview of brainstem anatomy
midbrain
pons
medulla
post dan ant batang otak
Lokasi nuclei
saraf cranial
dibatang otak
Potongan tengah batang otak



Akson desending diventral
Tegmentum: Formatio
retikularis
Nuklei sensori dan cranial
dan FLM
Formatio retikularis (RF)


Berbentuk jalinan saraf nuclei, jalur asc dan
desenden
Dibagi 3:





Lateral, medial dan tengah
Lateral ~ sensori , input kortikal pembangun
kewaspadaan
Medial: regulasi fungsi vital, aktivitas somatik
Midline meneruskan informasi nyeri, aktivitas motorik,
level kesadaran
Memakai macam2 NT: DA, Ach, Serotonin dan
Nore
Pengaturan kesadaran oleh ARAS
Kesadaran adalah: kewaspadaan atas diri
sendiri dan lingkungan
 Tdd: keterjagaan, tidur dan atensi
 Tdd:Formatio retikularis (RF) dan
Ascending reticular activating system
(ARAS)

Brainstem function by region
Medulla:
control of eye and head movements,
gag reflex (CN 9,10); swallowing,
regulation of CVS, respiratory and
visceral activity
Pons:
motor regulation (connects with
cerebellum), sensory info from face;
control of facial and chewing mm, lateral
eye movt; corneal blink reflex (CN5,7)
Midbrain:
eye movt; pupillary light reflex
(CN2,3); orienting, ”consciousness”
Serebelum
Fungsi tergantung input dan output dari
batang otak
 Koordinasi gerak: jari2, tungkai dan
kepala
 Kontrol postur dan gerak mata
 Ikut merencanakan gerak
 Kognisi: pengalihan perhatian