Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
Jurnal Kardiologi Indonesia Forum Aritmia J Kardiol Ind 2008; 29:56-8 ISSN 0126/3773 Gambaran Gigi Gergaji Pada Takikardia QRS Sempit Iregular Yoga Yuniadi Kasus Seorang laki-laki 53 tahun, dirawat dengan keluhan jantung berdebar cepat dan tak teratur. Dirasakan hilang timbul sejak 6 bulan yang lalu. Terdapat angina pectoris pada saat berdebar. Riwayat hipertensi yang terkontrol dengan terapi amlodipin 5 mg. Pasien diketahui menderita PJK pasca pemasangan drug eluting stent di RCA dan LAD. Rekaman EKG sbb: Diskusi Suatu takikardia QRS sempit yang irregular hampir selalu merupakan suatu fibrilasi atrium (AF). Pada AF, tembakan impuls yang sangat frekuen dan tak beraturan dari atrium ke nodal AV menyebabkan iregularitas kompleks QRS. Karena masa refrakter nodal AV, impuls yang tak beraturan itu tidak semuanya diteruskan dan mengalami laju konduksi yang berlainan di nodal AV. Pada AF biasanya gelombang fibrilasi (atau gelombang P) sulit diidentifikasi. Pada Gambar 1 terlihat kompleks QRS sempit yang cepat tetapi irregular. Yang menarik, terlihat gambaran gigi gergaji (saw tooth) yang sangat jelas Alamat korespondensi: DR. Dr. Yoga Yuniadi, SpJP, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta E-mail: [email protected] 56 di sadapan inferior. Gambaran yang khas pada suatu kepak atrium tipikal (KAT, typical atrial flutter). Morfologi gelombang kepak yang khas itu terjadi akibat aktivasi atrium kiri oleh sirkuit reentry di atrium kanan. Aktivasi atrium kiri secara infero-superior melalui breakthrough di sinus koronarius dan fossa ovalis menyebabkan morfologi gelombang kepak yang dominan negatif di sadapan inferior. Laju siklus reentry pada KAT umumnya berkisar 200 mdet, pada pasien ini 196 mdet. Suatu KAT pada umumnya (hampir selalu) mempunyai laju QRS yang regular. Hal ini terjadi karena sirkuit reentry yang stabil pada KAT menyebabkan hambatan konduksi yang tetap di nodal AV. Yang sering terjadi adalah hambatan 2:1 pada nodal AV, artinya setiap 2 kali sirkuit reentry KAT hanya 1 yang diteruskan ke ventrikel oleh nodal AV. Oleh karena itu, suatu takikardia regular dengan laju QRS 150-an kpm harus selalu difikirkan suatu KAT sebagai salah satu diagnosis diferensialnya. Pada hambatan nodal AV 2:1 gelombang kepak sulit diidentifikasi, karena terkubur di dalam kompleks QRS. Manuver Valsava atau pemberian adenosine akan memperbesar hambatan nodal AV sehingga rangkaian gelombang kepak dapat terlihat jelas. Kompleks QRS yang iregular pada gambar 1 menyebabkan morfologi gelombang kepak yang jelas terlihat di sadapan inferior. Yang menjadi pertanyaan, kenapa laju QRS iregular? Keadaan ini disebut sebagai KAT dengan konduksi AV yang bervariasi. Modulasi konduksi AV pada keadaan masuknya impuls kepak atrium yang regular terjadi akibat perubahan pada sistem saraf otonom atau karena pengaruh obat yang menghambat konduksi nodal AV. Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 29, No. 1 • Januari 2008 Yuniadi Y: Gambaran Gigi Gergaji pada Takikardia QRS Sempit Iregular Modulasi otonomik mengakibatkan kecepatan impuls melalui nodal AV bervariasi. Gambar 2 memperlihatkan rekaman elektrogram intrakardiak. Rekaman kateter HALO yang diletakkan mengelilingi anulus trikuspid menujukkan arah aktivasi dari kutub HALO 9-10 (proksimal) menuju ke kutub HALO 1-2 (distal). Kutub HALO proksimal diletakkan di dinding septum sedangkan kutub distal di dinding lateral bawah atrium kanan. Dengan demikian arah aktivasi adalah berlawanan arah dengan arah jarum jam. Gelombang V yang direkam oleh kateter ablasi (ABLd) tampak iregular. Perhatikan bahwa hubungan antara gelombang A dengan V bervariasi dari mulai 2:1 hingga 4:1. Ablasi frekuensi radio pada daerah cavotricuspid isthmus dapat menyembuhkan KAT. Di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, tingkat keberhasilan ablasi KAT lebih dari 96%. Simpulan Suatu gambaran gigi gergaji dengan kompleks QRS yang bervariasi disebabkan oleh KAT dengan konduksi AV yang bervariasi (Typical atrial flutter with variable AV conduction). Gambar 1. Tampak suatu takikardia QRS sempit yang iregular. Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 29, No. 1 • Januari 2008 57 Jurnal Kardiologi Indonesia Gambar 2. Rekaman elektrogram intrakardiak pada KAT. I, II, III dan V1 adalah rekaman EKG permukaan. HALO adalah kateter elektroda duodekapolar yang diletakkan mengelilingi anulus trikuspid. HALO 1,2 adalah kutub distal sedangkan HALO 9,10 adalah kutub proksimal. CS adalah kateter elektroda dekapolar yang diletakkan di dalam sinus koronarius. ABLd adalah kateter ablasi yang diletakkan di ventrikel kanan. A = gelombang A, adalah rekaman bipolar aktivasi KAT di atrium kanan. V = gelombang V, adalah rekaman bipolar aktivasi ventrikel kanan. Inzet adalah diagram atrium kanan pada pandangan left anterior oblique. Tampak posisi kateter HALO. KT = katup trikuspid, Os SK = ostium sinus koronarius, VKS = vena kava superior, VKI = vena kava inferior. 58 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 29, No. 1 • Januari 2008