Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
ANTOLOGI CERITA BINATAt'l"G DARI T ANAH PAPUA SERI CERIT A AN AK I 11111 00001697 Dhannojo Muhammad Jaruki PERPUSTAKAAN PUSAT BAHAS DEPARTEMEN PEtmlOIKAN t o : L Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta 2005 I AntaJogi Cerita Binatang dari Tanah Papua Ditebitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jalan Daksinapati Sarat IV, Rawamangun Jakarta 13220 Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang lsi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. PERPU3TAKAAN PUSAT BAHA!SA Klasifikssl ~1tJ No. Induk =_ ..2._"_1_ _ - ;.flO Tgl. a.. Ttd. ))It.c, : ~/( KATA PENGANTAR KEP ALA PUSA T BAHASA Sastra merupakan cermin kehidupan masyarakat pendukungnya, bahkan sastra menjadi ciri identitas dan kemajuan peradaban suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat mengidentifikasi perilaku kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali perilaku dan kepribadian masyarakat pendukungnya. Sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan masyarakat Indonesia dan identitas serta kemajuan peradaban bangsa Indonesia. Sastra Indonesia lama merupakan cerminan dari masyarakat Indonesia pada zaman itu. Demikian juga, cerita rakyat merupakan gambaran kehidupan rakyat di berbagai wilayah di Indonesia pada masa lalu. Cerita rakyat memiliki nilai-nilai luhur yang masih relevan dengan kehidupan masa kini. Untuk itu, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional melakukan penelitian tentang cerita rakyat dari berbagai wilayah di Indonesia. Kekayaan akan cerita rakyat itu menggambarkan kekayaan budaya bangsa kita pada masa lalu . Nilai-nilai luhur budaya bangsa yang termuat dalam cerita rakyat itu perlu 111 dipublikasikan kembali agar dapat dijadikan pelajaran bagi anak-anak bangsa dalam menemujkan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Buku Antologi Cerita Binatang dari Tanah Papua ini merupakan himpunan seri cerita anak yang berupa cerita rakyat dari tanah Papua yang memiliki daya tarik anakanak dalam menghayati kehidupan alam sekitar. Penerbitan cerita ini diharapkan dapat memupuk minat baca anak-anak dan dapat memperkaya pengetahuan ten tang kehidupan mas a lalu di tanah air kita. Untuk itu, kita sampaikan terima kasih kepada peneliti dan pengolah hasil penelitian sehingga menjadi bacaan yang menarik ini. Jakarta, 5 November 2005 iv Dendy Sugono PRAKATA Cerita rakyat merupakan bagian dari tradisi lisan yang layak digali, didokumentasikan, dan disebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat. Penggalian, pendokumentasian, dan publikasi secara luas akan dapat memperkaya khazanah budaya bangsa. Kekayaan khaz~ nah budaya bangsa yang berupa cerita rakyat yang beragam itu merupakan aset kebhinekaan budaya Nusantara. Jika dihubungkan dengan pemberlakuan otonomi daerah, upaya penggalian, pendokumentasian, dan publikasi kekayaan khazanah budaya bang~ yang beragam itu memiliki momentum yang tepat. Penggalian, pendokumentasian, dan publikasi cerita rakyat seperti dongeng--termasuk di dalamnya fabel yang terdapat di berbagai kalangan suku bangsa di Nusantara--akan dapat memberikan corak, warna, dan nuansa tersendiri bagi dinamika berkesenian dan berkebudayaan. Dalam hubungannya dengan dunia penv didikan, kehadiran buku kumpulan cerita rakyat dari berbagai macam kelompok etnis akan memberikan kontribusi tersendiri bagi pencapaian tujuan pendidikan . Hal itu didasarkan atas pemikiran bahwa di dalam cerita rakyat terdapat berbagai mac am nilai budaya yang diperlukan bagi dunia pendidikan. Di dalam cerita rakyat diyakini terdapat nilai edukatif, nilai etis, nilai filosofis, nilai estetis, dan nilai religius. Nilai-nilai itu tak pelak lagi diperlukan dalam upaya membangun mental-spiritual anak didik agar menjadi peserta didik yang berkarakter dan berjati diri. Penggalian, pendokumentasian, dan penyebarluasan cerita rakyat melalui publikasi buku dan melalui bangku-bangku sekolah secara efektif akan menunjang pembentukan karakter bangsa dan pada gilirannya bangsa itu akan memiliki jati diri yang sesuai dengan cita-cita pembangunan sumber daya manusia yang tangguh, tanggap lingkungan, dan memiliki kesadaran untuk mencintai khazanah budaya sendiri . Para guru dapat memanfaatkan potensi cerita rakyat untuk mengukuhkan eksistensi dan jati diri anak didik agar mereka memiliki benteng mental-spiritual yang cukup kokoh dalam hubungannya dengan era global dewasa ini. Era global vi justru semakin mendorong bangkit dan berkembangnya sikap mencintai budaya lokal. Cerita dari Tanah Papua ini berisi cerita rakyat, khususnya fabel yang digali dari daerah yang ada di Tanah Papua. Penyusun berharap, mudah-mudahan apa yang tersaji dalam Cerita dari Tanah Papua ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bermanfaat bagi perjalanan anak Papua menuju cita-cita yang hendak diraih. Penyusun VI! DAFTAR lSI Kata Pengantar KepaJa Pusat Bahasa . . III Prakata . '. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v IX Daftar lsi .... . ....... 1. Ebeu dan Naangga (Cerita dari Jayapura) ' .... . . .. .. . ... . 2. Hew dan Sogili (Cerita dari 6 Jayapura) . . . . . . . . . . . . . . . 3. Enggang dan Kasuari (Cerita dari Jayapura) . . . . . . . . . . . . . . . 9 4. Burung Kasuari yang Sombong 12 (Cerita dari Jayapura) .. . ... 5. Anjing Kili Bahe dan Kangguru 16 (Cerita dari Jayapura) .... .. 6. Kasuari Dikutuk (Cerita dari Jayapura) . . . . . . . . . . . . . . . 21 7. Burung Nuri Pembawa Berkat (Centa dan Jayapura) . . .... 25 8. Kucing dan Anjing (Centa dan 27 Jayapura) . . . . . . . . . . . . . . . 9. Kasuan dan Burung Pipit (Centa dan Jayapura) .. . . ....... 31 10. Buaya dan Ikan Hiu (Centa dan 34 Sarmi) . . . . . . . . . . . . . . . . . 11. Kepiting dan Burung Bangau 36 (Cerita Dari Sarmi) . . . . . . . . 12. Buaya yang BaikHati (Cerita dati Sarmi) . . . . . . . . . . . . . . . . . 39 ix 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Seniap, Keong Kecil (Cerita dari Merauke) . . . . . . . . . . . . . . . Burung Pombo (Cerita dari Merauke) . . . . . . . . . . . . . . . Berap dan Roh (Cerita dari Merauke) . . . . . . . . . . . . . . . Been, Burung Malam (Cerita dari Merauke) . . . . . . . . . . . . . . . Anjing dan Ikan (Cerita dari Merauke) . . . . . . . . . . . . . . . Sesino dan Teteg (Cerita dari Jayawijaya-Puncak Jaya) .... Anjing dan Kucing (Cerita dari Jayawijaya-Puncak Jaya) .... Tikus dan Kutu (Cerita dari Jayawijaya-Puncak Jaya) .... Burung Pipit dan Ular Pesako (Cerita dari Jayawijaya-Puncak Jaya) . . . . . . . . . . . . . . . . . . Babi dan Ikan Duyung (Cerita dari Fakfak-Mimika) . . . . . . . Tikus dan Kelelawar (Cerita dari Fakfak-Mimika) .......... Kasuari (Cerita dari FakfakMimika) . . . . . . . . . . . . . . . Bangau dan Teripang (Cerita dari Fakfak-Mimika) .......... Karabas dan Gurita (Cerita dari Fakfak-Mimika) ......... . x 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 68 27. Bilolo dan Bangau (Cerita dari Fakfak-Mimika) .......... 70 28. Enggang dan Kasuari (Cerita dan 72 Fakfak-Mimika) .. ........ 29. Nahanggir dan Pini (Cerita dari Fakfak-Mimika) .. . . . . . . . . 74 30. Kuskus dan Harimau (Centa dan Biak Numfor) .. ..... .... 76 31. Kancil dan Buaya (Centa. dari 79 Biak Numfor) . . ..... .... 32. Kasuari dan Mambruk (Cerita dari 82 Biak Numfor) ........ .. . 33. Kuskus dan Buaya (Cerita dari 84 Biak Numfor) ... . .. .. ... 34. Bangau dan Kura-kura (Cerita dari Biak Numfor) ..... ... 86 35 . Burung Gagak dan Kakaktua Putih (Cerita dari Yapen89 Warogen) ... . ...... .. . . 36. Burung Taun-Taun dan Kasuari 91 (Centa dan Yapen-Warogen) 37. Burung Cenderawasih dan Burung Pero-pero (Cerita dari Yapen93 Warogen) . . . . . ...... . . . 38. Bangau dan Kepiting (Centa dari Yapen-Warogen) . ..... ... 96 40. Elang, Aning, dan Kera (Centa dari Yapen-Warogen) .. .. .. . 99 Xl 41. 42. 43. 44. 45. 46 . 47 . 48. 49. 50. 51. Ntunibega, Burung Cenderawasih (Cerita dari Paniai-Nabire) ... Didi dan Pote (Cerita dari PaniaiNabire) . . . . . . . . . . . . . . . . Tikus Air Muda (Cerita dari Paniai - Nabire) ......... . Undanggam dan Dibuni (Cerita dari Paniai-Nabire) ....... . Dibuni dan Dapa (Cerita dari Paniai-Nabire) . . . . . . . . . . . Tauwoko dan Solago1aga (Cerita dari Paniai-Nabire) ....... . Kakaktua dan Taun-Taun (Cerita dari Manokwari) ......... . Belut dan Ular (Cerita dari Manokwari) . . . . . . . . . . . . . Tikus Tanah dan Tikus Rumah (Cerita dari Manokwari) .... Ayam dan Burung Maleo (Cerita dari Manokwari) . . . . ..... . Perang Sa~ (Cerita dari Sorong) 53. 54. 104 106 109 112 115 118 120 122 124 127 TaunTaun dan Kasuari (Cerita dari Sorong) . ...... . .. . . 129 Ahsku dan Ahkrik (Cerita dari Sorong) .. ... . . . .. .. . . . . 131 Tikus Rumah dan Tikus Hutan (Cerita dari Sorong) .... .. . 133 . . . ...... ..... .- 52. . .. .. . 102 XII 1. EBEU DAN NAANGGA (Cerita dari Jayapura) Pada zaman dahulu di pulau Atamala ada dua jenis binatang yang bemama Ebeu (kura-kura) dan Naangga (tikus air). Kedua binatang itu hidup di Yabehei . Pada suatu hari kedua binatang itu pergi mencari fele (bia) di hulu sungai. Mereka dengan mengendarai sebuah sampan mengikuti aliran sungai. Sesampai di tengah perjalanan, mereka mereka melihat sebutir ho (kelapa) yang terapung di atas air. "Hai, Naangga Iihatlah sebuah benda terapung-apung!" seru Ebeu. "0, ya, aku juga melihatnya," jawab Naangga. "Man kita mendekat ke benda itu." Setelah dekat denganbenda itu, mereka sepakat mengambil dan memasukldmnya ke dalam sampan. "0, temyata sebutir kelapa," kata mereka serempak setelah sebutir kelapa ada di sampan. Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan mencari fele di Yebeiyomo. Tidak lama kemudian mereka sampai di Yebeiyomo. Ebeu langsung melompat dan menyelam ke dalam air untuk mencari fele . "Naangga, aku menyelam," kata Ebeu sambi! melompat. "Baiklah, kamu menyelam lebih dahulu," jawab Naangga. Setelah melihat Ebeu tidak munculmuncul, Naangga lalu mengambil kelapa itu dan membelahnya. Ebeu yang ada di dalam air mendengar ada yang membelah keiapa. Ebeu lalu muncul dari dalam air. "Naangga, aku mendengar ada orang membelah kelapa," kata Ebeu. "Ah, tidak ada yang membelah kelapa," jawab Naangga . "Lalu suara apa yang kudengar itu?" tanya Ebeu. "Ah, itu hanya suara sampan menabrak batu," jawab Naangga. "Sudahlah kamu menyelam lagi saja." Setelah itu, Ebeu pun kembali menyelam mencari fele. Tidak lama kemudian, Ebeu mendengar ada yang membelah kelapa lagi. Ebeu lalu muncul ke permukaan air lagi. 2 "Naangga aku mendengar ada orang membelah kelapa lagi," kata Ebeu. "Wah, tidak ada yang membelah kelapa. Aku sudah bilang, suara itu suara sampan menabrak batu," jawab Naangga. "Tapi, sungguh aku mendengamya," kata Ebeu. "Percayalah, itu hanya suara sampan menabrak batu. Lebih baik engkau menyelam dan mencari fele lebih banyak lagi agar kita segera pulang!" seru Naangga. Ebeu kembali menyelam mencari fele lagi . Tidak lama menyelam, ia mendengar lagi suara menggaruk kelapa. Ia lalu muncul ke perrnukaan kembali. "Aku mendengar suara menggaruk kelapa, Naangga," kata Ebeu . "Percayalah, tidak ada suara menggaruk kelapa. Suara itu suara gesekan sampan dengan batu," jawab Naangga . Ebeu percaya begitu saja . Ia kembali menyelam. Sementara itu, selama Ebeu menyelam, Naangga memakan kelapa sampai habis. Setelah itu, ia menyusun serabut kelapa itu sehingga terlihat seperti kelapa masih utuh. Setelah memperoleh fele banyak, Ebeu muncul dan naik ke sampan . Setelah itu, Naangga mengajaknya puiang. 3 "Ayo, kita pulang. Hari telah sore," ajak Naangga. "Ayo," jawab Ebeu singkat. Dengan mengendarai sampan, mereka pulang. Setiba di rumah, mereka memasak fele yang didapatkannya. Tidak lama kemudian, fele masak dan mereka memakannya. "Kupaslah kelapa yang kita dapatkan tadi untuk dimakan bersama!" perintah Ebeu. "Lebih baik kamu saja yang mengupasnya," jawab Naangga. Ebeu pun setuju. Namun, betapa terkejutnya setelah mengetahui kelapanya sudah tidak ada isinya dan tinggal lcuJitnya saja. "Kenapa kelapanya tidak ada isinya, Naangga?" tanya Ebeu penuh curiga. "Entahlah, aku tidak tahu. Aku tidak memakannya. Mungkin manusia yang telah memakannya dan membuang kulitnya ke dalam air." Ebeu tahu bahwa Naangga telah berbohong. "Naangga, jika demikian persahabatan kita culcup sampai di sini saja," kata Ebeu pelan. "Mengapa? Apa salahku, Ebeu?" tanya Naangga pura-pura . 4 "Berkatalah kamu yang jujur!" pinta Ebeu. "Sungguh, Ebeu . Aku tidak makan kelapa," jawab Naangga. "Mustahil! Karena pada waktu kita mengambilnya, kelapa itu masih utuh," kat a Ebeu . Naangga diam dan menurtduk malu . Akhimya, mereka berpisah. Persahabatan yang telah lama mereka bina berakhir sudah. Ketidakjujuran dan kerakusan Naangga telah menyebabkan pennusuhan dan perpisahan. 5 2. HEW DAN SOGILI (Cerita dari Jayapura) Dahulu ada sek~r ikan keeil yang bernama Hew. Ia hidup dan berkembang di danau Sentani. Pada suatu hari, ia berenangrenang meneari makanan . Karena terlalu asyik, tanpa disadari Hew keeil telah masuk ke dalam sangkar yang dipasang oleh Sogili. Melihat Hew keeil terperangkap, Sogili amat senang. Ketika itu, Sogili sedang kelaparan. Bagi Sogili, Hew adalah makanan yang lezat. Hew keeil merasa teraneam. Ia berusaha melepaskan diri, tetapi usahanya diketahui Sogili. Tanpa berpikir panjang Sogili lalu menutup pintu keluar. Hew keeil terus berusaha meneari akal agar dapat keluar dari sangkar. Namun, usahanya tetap diketahui oleh Sogili. "Aku terlalu keeil untuk kamu makan," 6 kata Hew keci!. "Lumayan daripada aku kelaparan," jawab Sogili. "Tetapi, kamu tidak akan kenyang," kata Hew k.ecil. "Tidak apa-apa, yang penting perutku terisi," jawab Sogili. "Hai, Sogili! Jika kamu melepaskanku, aku akan datang lagi dan membawa ikanikan besar agar kamu kenyang," kata Hew kecil. "Sungguh kamu?" tanya Sogili. "Sungguh, aku tidak akan membohongimu, Sogili," jawab Hew kecil. Sogili terdiam. Rupanya Sogili tergiur dengan janji Hew keci!. "Baiklah, aku lepaskan kamu. Ingat, kamu tidak boleh berbohong," kata Sogili. "Kamu tidak usah khawatir. Ak:u akan segera datang kembali. Untuk itu, kamu tidak boleh pergi kemana-mana. Kamu harus menunggu di sini sampai aku kembali!" Hew kecil terlepas dari sangkar. Ia segera pergi menjauhi sangkar milik Sogili. Hari terus berganti, Sogili terus menunggu dan menunggu di dalam sarangnya. Sementara itu, Hew kecil yang ditunggutunggunya tidak kunjung datang. Akhimya, 7 Sogili mati keIaparan di dalam sarangnya. Hew kecil hidup bahagia bersama ikan-ikan lain di danau Sentani. 8 3. ENGGANG DAN KASUARI (Cerita dari Jayapura) Pada suatu hari burung enggang dan kasuari terbang masuk ke dalam hutan. Mereka pergi ke hutan berrnaksud mencari makan. Setiba di dalam hutan, mereka menjumpai pohon pala. Pohon pala tersebut sarat dengan buah sehingga mereka kegirangan dan lupa diri. "Kita makan buah pala yang masak saja," kata Enggang. "Buah pala yang belum masak, biarlah masak dulu." "Wah, jangan! Kita petik semua saja," jawab Kasuari . "Kasuari, esok atau lusa kita bisa datang ke sini lagi," kata Enggang. "Ah, tidak. Aku akan memetik dan memakan semua buah pala yang ada," bantah Kasuari. "Baiklah kalau maumu begitu," jawab 9 Enggang, "tetapi, aku tetap akan memetik dan memakan buah pala yang masak saja." Enggang tetap pada pendiriannya, me- . milih dan memakan buah pala yang telah masak. Sementara itu, Kasuari memakan semua buah pala yang ada. Kasuari dengan cepat memetiki buah pala itu . Karena ' ceroboh, banyak buah pala yang jatuh berguguran dan berserakan di atas tanah. "Rai, Kasuari, janganlah kamu ceroboh," kata Enggang. "Lihatlah banyak buah yang beIjatuhan ke tanah!" "Ah, tidak usah resah. Buah pala di pohon masih banyak," jawab Kasuari. "Ya, memang masih banyak, tetapi hematlah kamu sedikit. Janganlah kamu ceroboh," kata Enggang. "Sudahlah kamu urusi dirimu, jangan urusi aku," jawab Kasuari. Melihat perbuatan Kasuari yang ceroboh itu, Enggang menjadi marah. Enggang lalu menyepak Kasuari hingga jatuh. Pantat Kasuari tertikam kayu hingga robek dan bulu ekomya terlepas berantakan. Kasuari kesakitan. Kasuari juga tidak tidak dapat terbang karena sebagian bulunya terlepas. Ia hanya bisa beIjalan di at as tanah. PERPUSTAKAAN PUSAT BAHASA OE'PARTEMEN FENDIDIKAN NASlONAl 10 Sejak itu, jika Kasuari merasa lapar, ia tidak dapat memetik buah-buahan yang di atas pohon. Kasuari hanya bisa memakan buah yang jatuh di atas tanah. 11 4. BURUNG KASUARI YANG SOMBONG (Cerita dari Jayapura) Pada zaman dahulu para binatang membentuk suatu perkumpulan. Perkumpulan itu mereka bentuk untuk mengatasi masalah yang terjadi antarbinatang. Pada suatu hari ada sekelompok kupukupu yang sedang menyanyi dan menghisap madu. Tiba-tiba datang seekor kasuari dan menendang kupu-kupu yang sedang bersenang-senang itu. Kasuari menendang mereka karena menganggap bunga-bunga itu adalah miliknya. Sesudah itu, KasLlari mengepakkan sayapnya menuju sarang Elang. Sesampai di sana, Kasuari mengobrak-abrik sarang Elang. Elang amat terkejut. Dengan kekuatan yang dimilikinya, Elang berusaha mengatasi amukan Kasuari. "Rai, Kasuari. Mengapa tiba-tiba kamu 12 mengobrak-abrik sarangku?" tanya Elang. "Kamu jangan pura-pura tidak bersalah," jawab Kasuari. "Apa salahku kepadamu?" tanya Elang. "Kamu telah merusak pohon milikku," jawab Kasuari. "Pohon ini bukan milikmu dan tidak ada yang memiliki pohon ini," tantang Elang. "Kamu jangan macam-macam," kata Kasuari marah. Kasuari kembali merusak sarang Elang. Melihat sarangnya dirusak Kasuari, Elang marah. Elang menan tang Kasuari yang serakah untuk berkelahi. Perkelahian antara Elang dengan Kasuari terjadi sangat seru dan lama. Namun, karena Kasuari begitu kuat, Elang dapat dikalahkannya. Pada suatu hari , para penghuni hutan berkumpul untuk membicarakan kelakuan Kasuari. Dalam pertemuan itu, mereka bersepakat bahwa Kasuari harus diberi pelajaran agar tindakannya tidak sewenang-wenang. Namun, mereka bingung karena Kasuari terlalu kuat. Tak satu pun yang berani melawannya. "Aku yang akan melawannya," teriak burung wofur dari semak-semak. "Janganlah takabur," kata Babi Rutan. 13 "Aku tidak takabur. Aku berani melawannya," kata Wofur. "Rai, Wofur. Apakah kamu tidak takut kalau Kasuari itu mempunyai tenaga yang besar?" tanya Kuskus. "Aku tidak takut,"jawab Wofur, "tetapi, aku tidak menantangnya berkelahi." "Lalu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Kupu-kupu. "Aku akan menantangnya berlomba," jawab Wofur. "Sungguh, kamu berani menantangnya berlomba?" tanya Babi Rutan. "Sungguh, aku tidak takut kepadanya," jawab Wofur dengan lantang . Setelah itu, Wofur menyuruh utusannya memberi tahu kepada Kasuari. Utusan pun segera berangkat menemui Kasuari. "Rai, Kasuari, kamu ditantang lomba oleh Wofur," kata utusan. "Apa yang akan diperlombakan?" tanya Kasuari. "Ada dua lomba, yaitu lomba mematahkan sayap dan lomba kecepatan terbang ," jelas utusan. "Kapan dan di mana lomba itu akan diselengarakan?" tanya Kasuari. "Lomba itu akan diselenggarakan tujuh hari bgi dan lomba itu akan dilaksanakan di 14 padang rumput," kata utusan. "Baik, kuterima tantangan Wofur itu," jawab Kasuari. Pada hari yang telah ditentukan, Kasuari dan Wofur telah berada di padang rurnput. Pertandingan pun segera dimulai. Pertama, Wofur mempersilakan Kasuari menghantamnya lebih dahulu. Namun, berkali-kali Kasuari menghantam, sayap Wofur tidak patah karena sebelum bertanding Wofur telah menyelipkan ranting di dalarn sayapnya. Setelah itu, giliran Wofur menghantam Kasuari . Sekali Wofur menghantarn, sayap Kasuari patah. Kasuari merasa kesakitan. Selanjutnya, lomba kedua pun segera dimulai. Kasuari berkali-kali berusaha mengepakkan sayapnya, tetapi ia selalu jatuh karen a sayapnya telah patah. Penghuni hutan bersuka ria menyambut kemenangan Wofur. Hingga sekarang, Kasuari tidak bisa terbang. 15 5. ANJING KILl BARE DAN KANGGURU (Cerita dari Jayapura) Pada zaman dahulu di Yoka Waufo Boi, di sebelah selatan danau Sentani, ada sebuah kampung. Di kampung itu ada sebuah temp at yang diberi nama Emehole Koi Yau (tempat dansa kangguru) karena banyak kangguru berkumpul dan berdansa di temp at itu. Pada suatu hari, ketika Kangguru sedang asyik berdansa, tiba-tiba Anjing Kili Bahe datang dan duduk menonton. Kangguru tetap asyik menari. Kemudian sambil menari ke sana kemari, Kangguru menarik busur. Sesampai di depan Anjing Kili Bahe, Kangguru melepaskan busumya. Kangguru lalu menghentak-hentakkan kakinya sambi! berpantun: Berburu ke rimba raya, dapat anjing belang kaki Berguru pada saya, bila ingin berdansa-dansi 16 Mendengar Kangguru melantunkan pantun, anjing kili bahe merasa malu. Pada beberapa hari kemudian, Anjing Kili Bahe mengundang kawan-kawannya dari berbagai kampung untuk berkumpul. Anjing-anjing yang diundang amat heran . "Apakah maksudmu mengumpulkan aku?" tanya salah seekor anjing. "Aku sengaja mengumpulkan kalian karena ada sesuatu yang hendak aku sampaikan," jawab Anjing Kili Bahe. "Apa yang hendak kamu sampaikan kepada kami?" tanya salah seekor anjing itu. "Aku telah dihina o1eh Kangguru. Waktu itu, para kangguru sedang berdansa di Koi Yau . Aku duduk menonton mereka. Kangguru lalu menyindir keluarga kita yang tidak pandai berdansa-dansi," je\as Anjing Kili Bahe. "Lantas, apa yang akan kita lakukan?" "Kita mengundang mereka untuk berdansa di pesta keluarga. Di tengah mereka berdansa, kita akan membuat perhitungan kepada mereka." "Bagaimana caranya?" "Wah, amat mudah," kata Anjing Kili Bahe, "Nanti di kala mereka sedang asyik berdansa, aku akan memberikan aba-aba. Kemudian kalian menyerbu menyerang me- 17 reka." Pada suatu hari, Anjing Kili Bahe dan kawan-kawannya mengadakan pesta keluarga o Mereka mengundang Kangguru untuk berdansa. Ketika Kangguru berdansa, Anjing Kili Bahe memberikan aba-aba tanda menyerang . Semua anjing keluar menyerang kangguru, Kangguru dapat melarikan diri. "Wah, sialan! Tidak seekor pun kangguru yang dapat kutangkap," ujar Anjing Kili Bahe kecewa. Pada waktu Anjing Kili Bahe mengebuaya ke permukaan luh, muncullah sek~r air. "Hai kawan, bisakah kamu membantuku?!" tanya Anjing Kili Bahe. "Apa yang dapat kulakukan untukmu?" tanya Buaya. "Tolong seberangkan aku. Aku akan menangkap Kangguru yang saat ini sedang berenang ke Bu Yebei" . "Aku mau membantumu," jawab Buaya, "tetapi kamu akan memberikan imbalan apa kepadaku?" "Jika aku berhasil menangkapnya, aku akan menyerahkannya untuk kamu makan." "Benarkah janjimu itu?" "Sungguh, aku tidak akan membohongimu." 18 "0ke," jawab buaya, "naiklah kamu ke atas punggungku." Setelah Anjing Kili Bahe naik di atas punggung, Buaya segera berjalan menyeberangkannya. Di tengah perjaianan, Anjing Kili Bahe dapat menangkap dan membunuh seekor kangguru, kemudian Anjing Kili Bahe menyantapnya hingga habis. Anjing Kili Bahe lalu mengajak Buaya pulang. "Mari kita puiang!" ajak Anjing Kili Bahe . "Pulang?" tanya Buaya. "Ya, mari kita puiang!" "Sudahkah kamu berhasil menangkapnya?" "Sudah. Aku sudah berhasii menangkapnya." "Mana dagingnya?" tanya Buaya, "ke_ betulan aku sudah lapar." "Nanti di darat. Sekarang antarkan aku dulu ke daraL" Buaya berenang membawa Anjing Kili Bahe ke darat. Sesampai di darat, Anjing Kili Bahe segera melompat dan pergi. "Hai, kamu hendak ke mana?" tanya Buaya. "Aku hendak rriencari daun untuk membungkus daging kanguru,"jawab Anjing Kili Bahe. 19 "Mana bagianku?" "Sabarlah, bagianmu akan aku bungkus dahulu dengan daun." Buaya mengangguk. Ia sangat percaya kepada Anjing Kili Bahe. Anjing Kili Bahe berjalan mencari daun. Tak lama kemudian, ia menemukan sepotong kayu lapuk. Ia membungkusnya dengan daun dan membawanya. ke hadapan Buaya. "Kawan, sudah kamu bungkus daging kangguru itu?" tanya Buaya. "Sudah, kamu tidak perlu khawatir," jawab Anjing Kili Bahe. "Mana bagianku?" "Oh, ini bagianmu. Sekarang bukalah mulutmu!" Buaya membuka mulutnya lebar-Iebar. Anjing Kili Bahe melemparkan bungkusan kayu lapuk ke dalam mulut Buaya. Dengan susah payah, Buaya berusaha menelan bungkusan itu. Sementara itu, Anjing Kili Bahe mengambil ancang-ancang lalu berlari. Melihat gelagat anjing hendak berlari, Buaya secepat itu mengibaskan ekornya dan menghantam punggung Anjing Kili Bahe hingga melengkung. ltulah sebabnya sampai sekarang punggung anjing melengkung ke bawah. 20 6. KASUARI DIKUTUK (Cerita dari Jayapura) Pada zaman dahulu di desa Ngayun hiduplah sekelompok burung. Mereka hidup rukun dan saling menolong. Di an tara jenis burung itu, ada seekor burung kasuari yang memiliki perilaku yang mal as dan serakah. Setiap ada burung lain mendapatkan banyak makanan, ia memintanya dengan cara paksa. Jika tidak diberi, kasmtri itu tega memukulnya. Pada suatu hari, teIjadi pertengkaran antara Kasuari dengan seekor burung lainnya. Ketika pertengkaran itu terjadi, datanglah ketua kelompok dan menanyakan asal mula kejadian pertengkaran tersebut. "Hai, kawan-kawanku, mengapa terjadi pertengkaran?" tanya ketua kelompok. "Pertengkaran terjadi karena Kasuari meminta makanan yang kubawa dengan cara paksa," jawab seekor burung. "Hai, Kasuari, betulkah kamu meminta 21 makanan secara paksa?" tanya ketua kelompok. "Ti ... dak, aku tidak meminta dengan paksa," jawab Kasuari gagap. "Sungguh ... ! Kasuari meminta makanan kepadaku dengan paksa," jawab seekor burung, "Lihatlah makananku berserakan." "Rai, Kasuari, janganlah kamu berbohong! Katakanlah dengan sesungguhnya. Jika berbohong, kamu akan mendapatkan hukuman yang amat berat," ancam ketua kelompok. "Ya... , ya ... , aku telah memaksanya menyerahkan semua makanan kepadaku," jawab Kasuari. Setelah mengetahui perrnasalahannya, ketua kelompok memberikan huh.'l.lman pada kasuari. Kasuari dihukum tidak boleh makan selama tiga hari dan diberi tugas menjaga rumah ketua kelompok. Selain itu, Kasuari tidak diperkenankan mengikuti kawankawannya pergi mencari makanan. Mulai esoh harinya, Kasuari itu menjalani hukuman. Pada hari pertama menjalani hukuman, Kasuari itu tidak dapat menahan rasa lapar. Ia lalu memutuskan pergi mencari makanan. Kasuari secara sembunyi-sembunyi pergi hingga sampai di sebatang pohon patem. Ia am at gembira karena mendapatkan banyak 22 makanan. Tetapi, malang nasibnya, ketikaia sedang enak-enak menikmati makanan, datanglah sekelompok burung ke pohon palem itu. Mereka sangat marah melihat Kasuari itu . "Rai, Kasuari, mengapa kamu tidak menjalankan hukuman dengan baik?" tanya seekor burung. "Sudahlah, kamu diam saja," jawab Kasuari. "Aku tak dapat diam," kata seekor burung, "kamu harus kembali menjalani hukuman." "Apa yang akan kamu lakukan jika aku tetap mencari makanan di pohon palem ini?" tantang Kasuari . "Aku dan kawan-kawan secara beramairamai akan memukulimu." "Silakan jika berani!" "Kamu tidak takut? Kamu tidak percaya kalau aku dan kawan-kawan akan memukulimu?" Kasuari tidak perduIi. Ia tetap mengupasi makanan yang ada di hadapannya. Semen tara itu, seekor burung dan kawankawannya semakin marah. Kemudian mereka secara beramai-ramai memukuli Kasuari hingga jatuh. Mereka lalu membiarkan Kasuari makan makanan yang ada di tanah. 23 Akibat keserakahannya, Kasuari mendapatkan hukuman dan kawan-kawan menibencinya. 24 7. BURUNG NURl PEMBAWA BERKAT (Cerita dari Jayapura) Di sebuah dusun hiduplah seorang nenek yang sang at miskin bersama seekor burung nurinya. Pekerjaan sehari-hari nenek itu adalah mencari kayu bakar untuk dijual. Pada suatu hari, Nuri tinggal sendiri di mmah. Ketika itu, nenek sedang pergi ke hutan mencari kayu bakar dan menjualnya di pasar. Setelah semua kayu bakar yang dibawanya terjual, nenek segera pulang. Setiba di depan mmah, nenek memberi salam pada Nuri. "Selamat siang!" kata Nenek. Nuri diam, tak membalas salam Nenek. "Apakah kamu lapar?" tanya Nenek. "Tidak, aku tidak lapar," jawab Nuri. "Apakah kamu sakit?" tanya Nenek Jagi. "Ya, aku sakit," jawab Nuri. 25 Mendengar jawaban Nuri, Nenek segera meramu dan mengobati Nuri. Namun, setelah berhari-hari, Nuri tidak juga kunjung sehat. Malah sakitnya semakin parah dan akhimya mati. Sebelum akhir hayatnya, Nuri sempat berpesan kepada nenek. "Nek, jika aku mati, kuburkan mayatku di samping rumah dan Nenek bersihkan setiap hari. Jika suatu saat di atas kuburanku tumbuh sebuah pohon, rawatlah pohon itu hingga besar," pesan Nuri. Beberapa hari kemudian, Nuri mati. Nenek mengubumya di samping rumah. Selain itu, sesuai dengan pesannya, setiap hari Nenek membersihkan kuburannya. Pada suatu hari, ketika Nenek sedang membersihkan kuburan Nuri, tiba-tiba tumhuh sehatang pohon di atas kuhuran nuri. Nenek merawat dan menyiram pohon itu hingga besar. Pada suatu hari, ketika sedang menyiram pohon itu, Nenek sangat terkejut karen a melihat banyak perhiasan tergantung di ranting-ranting pohon itu. Nenek lalu mengambil perhiasan-:perhiasan itu dan menjualnya ke pasar. Sejak itu, Nenek tidak miskin lagi. Ia menjadi orang terkaya di kampungnya. Itulah berkat kecintaan Nenek kepada sesama makhluk hidup. 26 8. KUCING DAN ANJING (Cerita dari Jayapura) Di suatu kampung hiduplah sepasang nenek dan kakek. Mereka hidup rukun. Kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi. Namun, bertahun-tahun berumah tangga, mereka tidak dikaruniai seorang anak pun . Pada suatu hari, ketika nenek dan kakek sedang berada di rumah, datang seekor kucing. Nenek lalu memangku dan memberi makan kucing itu. Kucing itu pun menjadi betah tinggal di rumah mereka. Pada esok harinya, datang pula sek~r anjing. Mereka memperlakukan anjing itu sarna seperti mereka memperlakukan seperti kucing. Oleh karena itu, anjing juga betah tingga\ di rumah mereka. Pada suatu hari, Nenek dan Kakek pergi ke kebun. Mereka meminta agar Kucing dan Anjing menjaga rumah, memasak, dan membersikan rumah. 27 "Rai, Kucing dan Anjing, kami akan pergi ke hutan. Tunggulah rumah ini dengan baik," pesan Kakek. "Baik, aku siap menjaga rumah ini," jawab Anjing. "Tidak saja menjaga rumah, kalianjuga harus memasak dan membersihkan rumah," kata Nenek. "Baik, aku akan melaksanakan semua perintah itu," jawab Kucing. "Kami percayakan semua kepada kalian," kata Kakek seraya mengajak Nenek berangkat ke hutan. Sejak mereka pergi ke hutan, Kucing dan Anjing melaksanakan perintah mereka dengan baik. Ketika itu, Kucing selesai memasak. Sebagian masakan buat Nenek dan Kakek disimpan di lemari dan sebagian masakan untuk dirinya ditaruh di atas meja. Setelah itu, Kucing beIlJesan kepada Anjing. "Rai, Anjing, jagalah makanan inil" "Kamu hendak ke mana?" tanya Anjing. "Aku akan pergi ke hutan. Aku hendak membantu Nenek di kebun." "Percayalah, aku akan menjaga makanan itu." Pada siang hari, Kucing bersama Nenek dan Kakek pulang dari kebun. Setiba di rumah, Kucing melihat makanan telah tiada. 28 "Rai, Anjing disimpan di mana makanan itu?" tanya Kucing. "Makanan tetap di situ, aku tidak memindahkannya," jawab Anjing. "Di mana? Kemarilah!" Anj ing segera menghampin Kucing. Setiba di sa1).a, Kucing kembali mananyakan makanan itu. Anjing amat terkejut karena tidak sedikit pun makanan yang tersisa. "Sungguh aku tidak memakannya," kata Anjing ketakutan. "Aku tidak menuduhmu," jawab Kucing, "barangkali makanan itu te1ah dimakan oleh segerombolan tikus." Pada hari benkutnya, Nenek dan Kakek pergi ke kebun. Mereka meminta agar anjing dan kucing menjaga mmah, masak, dan membersihkan rumah . Mereka plll1 melaksanakan perintah mereka dengan baik. Seperti biasa, selesai memasak, Kucing menyimpan makanan untuk Nenek dan Kakek di leman. Sementara itu, makanan Kucing dan AnJing diletakkan di atas meja. Ran telah siang. Nenek, Kakek, Kucing tidak kunjurig Plliang. Sementara itu, Anjing sangat 1apar. Ia tidak dapat menahan rasa lapamya. Kemudian ia melahap makan itu . hingga habis . Beberapa saat kemlldian, seusai Anjing 29 makan, . Kucing pun pulang. Kucing segera menuju ke meja dan mengajak Anjing makan. Tetapi, setiba di meja, semua makan telah tiada. "Rai, Anjing, disimpan di mana makanan itu?" tanya Kucing. Anjing menunduk ketakutan. "Rai, Anjing, disimpan di mana makanan itu?" desak Kucing. "Makanan itu telah habis kumakan," jawab Anjing, "Aku sangat lapar dan tidak dapat menahannya." Kucing sangat marah dan melaporkan hal itu kepada Nenek. Nenek lalu menghukum Anjing, yaitu seumur hidupnya tidak dapat makan bersama dengan Nenek dan . Kakek. Anjing amat menyesal atas perbuatannya itu. Di samping itu, ia juga sangat marah dan benci pada Kucing. "Aku tidak akan berdamai dengan Kucing . Pemmsuhan ini tidak akan berakhir sampai kapan pun," ujar Anjing dengan geram. Itulah sebabnya hingga sekarang anjing dan kucing saling bennusuhan. 30 9. KASUARI DAN BURUNG PIPIT (Cerita dari Jayapura) Dahulu di Sentani terdapat bunmg Kasuan. Dulunya burung itu sangat pandai terbang. Kegemarannya adalah suka memakan burung kecil yang ada di hutan. Bila Kasuari datang, burung kecil terbang menghindar untuk mencari perlindungan . Burung-burung kecil itu merasa terganggu karena selalu di kejar-kejar oleh Kasuari. Pada suatu hari, burung-burung kecil itu berkumpul dan membicarakan cara untuk mematahkan sayap Kasuari yang jahat itu. Cara yang disepakati adalah memberikan hadiah kalung wasiat. Burung Pipit yang kecil bersedia mematahkan sayap Kasuari. Semua kawannya heran dan bertanya-tanya dalam hati, "Dapatkah ia mengalahkan Kasuari?" Burung-burung kecil itu kemudian pergi mencari burung Kasuari dan memberitahukan ten tang pemberian anugerah 31 kalung wasiat itu. Kasuari pun setuju atas anugerah itu dan mengucapkan banyak terima kasih. Pada suatu hari, Pipit mengumpulkan teman-temannya untuk mengundang Kasuari agar menuju bukit yang indah pemandangannya. Tujuannya ialah agar Kasuari dapat dijebak nantinya. Semua burung menunggu dengan hati berdebar-debar. Tidak berapa lama kemudian datanglah burung Pipit membawa kalung yang berwama kuning kemerahan pada paruhnya. Setibanya di tempat upacara penganugerahan, kalung wasiat pun segera dikalungkan pad a Kasuari . Setiap burung yang hadir diberi kesempatan untuk mencium kalung itu sebagai tanda penghormatan. Kasuari tidak mengerti apa maksud penghonnatan yang dilakukan oleh Pipit dan kawan-kawannya itu. Setiap kali burungburung kecil itu mencium kalung wasiat itu sambil mematuk mata Kasuari. Akibat patukan burung-burung kecil itu, Kasuari merasakan matanya pedih. Ia tidak tahan dan merasa kesakitan. Ia berusaha menghindar dan terbang lebih tinggi. Akan tetapi, karena penglihatannya sudah kabur dan kurang hati-hati, Kasuari jatuh dan kedua sayapnya patah. Semua burung menjadi takjub melihat 32 kejadian itu. Burung Pipit disanjung-sanjung atas kecerdikalli1ya. Kini ketenteraman hidup, kerukunan, dan kedamaian telah tercapai. Zaman kejayaan, keangkuhan, dan kesombongan Kasuari telah punah. Sekarang Kasuari tak berdaya lagi untuk terbang dan sebagai imbalannya patutlah ia berkelana di bawah pohon. Ia hanya dapat memakan buah-buahan yang dijatuhkan oleh burung kecil. Sejak kejadian itu burung Kasuari hanya mempunyai sayap kecil yang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. 33 10. BUAYA DAN IKAN HIU (Cerita dari Sarmi) Dahulu di daerah Sanni hiduplah seorang wanita. Wanita itu melahirkan anak yang bervlUjud seekor buaya. Meskipun demikian, buaya itu tetap dipelihara dan dijaga oleh wan ita itu dengan penuh kasih sayang . Pekerjaan utama warga des a Sarmi ialah sebagai neJayan. Hampir setiap hari warga desa itu pergi berJayar untuk menangkap ikan di laut. Di laut itu terdapat ikan hiu yang ganas. Ikan hiu itu paling tidak suka melihat layar perahu yang berkibar-kibar. Banyak perahu nelayan yang hancur akibat serangan ikan hiu yang ganas itu. Warga desa banyak yang mengeluh karena sering diganggu oleh hiu . Buaya yang sudah tumbuh menjadi besar itu merasa terpanggil untuk membela warga desa dari gangguan hiu. Buaya bertekad pergi ke ke laut untuk menemui hiu. "!bu, alangkah kasihan warga desa ini . 34 Mereka punya masalah besar. Banyak perahu nelayan hancur berkeping-keping akibat sergapan Hiu. Aku minta izin akan pergi ke laut, Bu" kata Buaya penuh harap. "Laut itu luas dan ganas, anakku. Hiu itu bukanlah lawanmu. Sebaiknya engkau pertimbangkan dulu keinginanmu itu." "Tekadku sudah bulat, Ibu. Hiu yang ganas dan suka merampas itu perlu diberi pelajaran." "Tapi engkau harus berhati-hati . Engkau tidak boleh ceroboh," pesim sang Ibu kepada Buaya. Buaya kemudian bergegas menujl1 ke laut. Ia berenang menaiki gelombang. Di laut temyata ikan hiu sedang berenang mencari makan. Ikan hiu dan buaya itu lalu saling berhadapan, bahkan hampir bertabrakan. "Hei, hati-hati kalau berenang," ujar Buaya memperingatkan. "Laut adalah kerajaanku. Siapa pun tidak berhak menganggu. Engkau patut berlutut di hadapan raja laut," Hiu itu berseru. Dengan tegas Buaya memperingatkan Hiu agar tidak suka menganggu orang. Hiu malah menantang Buaya berkelahi. Terjadilah perkelahian seru. Buaya. akhimya bisa mengalahkan Hiu. Hiu mati akibat keserakahan, kesombongan, dan kerakusannya. 35 11. KEPITING DAN BURUNG BANGAU (Cerita dari Sarmi) Dahulu di daerah Sanni, tepatnya di pinggir pantai, terdapat sebuah danau. Di danau itu banyak terdapat ikan dan kepiting. Mereka hidup bersam~ dan saling menolong. Pada suatu saat datanglah musim kemarau. Akibatnya, danau itu pun menjadi kering. Ikan dan kepiting berunding untuk mengatasi masalah itu. "Air danau ini tidak lama lagi akan mengering. Kita semua bisa mati," kata Ikan kepada Kepiting. "Ya, kita mesti cari bantuan untuk pergi dari danau ini . Kita harus mencari danau lain yang banyak aimya," jawab Kepiting sambil memegang kening. Ketika mereka sedang asyik berbincang. bincang, datanglah seekor burung bangau. 36 Bangau itu mendengar apa yang menjadi masalah ikan dan kepiting . Bangau itu kemudian berpura-pura baik hati dan akan menolong ikan dan kepiting pergi ke danau yang banyak aimya. "Rai, Ikan dan Kepiting, kalian tidak usah pusing. Aku datang akan membantu kalian. Aku bisa membawa terbang kalian menuju danau yang kalian inginkan," ujar Bangau berpura-pura ramah dan baik hati. Mendengar tawaraan itu, Ikan dan Kepiting sangat senang. Mereka berdua tidak tahu bahwa dirinya tertipu. Dengan paruhnya, Bangau kemudian mengangkat ikan dari danau. Bangau pun terbang membawa ikan masuk ke dalam semak-semak. Ikan-ikan itu kemudian dimakannya. Setelah itu Bangau kembali ke danau untuk menjemput Kepiting. Kini giliran Bangau mengangkat Kepiting dengan parulmya. Kepiting telah mengetahui rencana jahat Bangau. Ketika Bangau hendak mengangkat Kepiting dengan parulmya, Kepiting menjepit leher Bangau dengan kedua japitnya. Akhimya, Bangau yang jahat itu rebah di atas tanah menemui ajalnya. "Engkau menjadi mayat karena engkau jahat," kata Kepiting. Kepiting dan ikan yang selamat kemu- 37 dian berjalan keluar masuk hutan untuk mendapatkan danau yang banyak digenangi air. Setelah mendapat tempat yang baru, Kepiting dan Ikan kembali hidup rukun. 38 12. BUAYA YANG BAlK HATI (Cerita dari Sarmi) Di telaga Taomi, hidup berbagai macam binatang. Ada ikan, kepiting, kura-kura, dan buaya. Mereka hidup rukun dan damai. Di antara mereka tidak pemah terjadi pertengkaran. Air telaga itu mengalir dan bermuara ke laut. Di muara itu terdapat ikan gergaji besar yang selalu menantikan kedatangan penghuni telaga itu untuk dijadikan mangsanya. Suatu hari Buaya mendengar kabar itu dan ia sangat marah pada ikan yang rakus tersebut. Timbullah niat buaya untuk memberi pelajaran bagi ikan gergaji yang rakus itu. Buaya lalu mengumpulkan semua penghuni telaga untuk membantunya. Sesampainya di muara, Buaya langsung ke darat dan membiarkan yang lain untuk turun ke laut. Di antara mereka yang menjadi umpan adalah kura-kura. Kura-kura berlari menuju 39 Buaya. Setelah' jarak antara Buaya dan Ikan gergaji sangat dekat, Buaya pun melaksanakan aksinya. Ia menggigit Ikan Gergaji hingga mati. Sejak itu, kehidupan penghuni Telaga Taomi kembali hidup rukuri dan damai. 40 13. SENIAP, KEONG KECIL (Cerita dari Merauke) Seniap dan adiknya pergi memasang sero. Waktu mereka memasang sero dilihatnya ikan gulanak besar. Ikan besar itu mendekati sero sehingga membuat sero itu bergoyang-goyang. "Besok pagi aku akan menangkap ikan gulanak itu," kata Seniap. Sore hari, setelah memasang sero, mereka pu1ang dengan menggunakan perahu. Perjalanan ke kampung cukup lama. Esok paginya Seniap menyuruh istrinya .melihat sero yang dipasangnya. "Istriku, pergilah bersarna dengan adikmu untuk melihat sero yang kupasang di muara sebelah kampung ," kata Seniap pada istrinya. Lalu istri dan adik ipamya pergi melihat sero di muara. Seniap kemudian turun ke kali untuk mencari ikan gulanak. 1a 41 · tidak bisa menangkap ikan gulanak karena sangat licin. Lalu ia pergi ke muara menyusul istrinya. "Aku mendapat ikan gulanak besar yang masuk ke dalam sero," ujar istrinya dengan gembira. "Oh, itu gulanakk:u! Gulanakku!" ratap adiknya sambil menangis dan meminta agar kakaknya mau menyerahkan ikan gulanak itu. Seniap tidak memberikan ikan gulanak itu. Akhimya, adik Seniap pergi ke hutan sarr -)il menangis. 42 14. BURUNG POMBO (Cerita dari Merauke) Suatu hari burung pombo mandi di sungai. Setelah selesai mandi, ia naik ke atas perahu untuk beIjemur. Ketika itu datanglah burung Taun-taun. Karena merasa takut kepada taun-taun, Pombo mas uk ke dalam semak-semak yang banyak durinya. Badan Pombo pun luka-luka tertusuk duri-duri itu. Pombo berkata dalam hati, "Bagaimana aku ini? Hari ini aku harus membangun nimah bujang". Tanpa pikir panjang, Pombo lalu pergi ke hutan. Sesampainya di hutan ia pun menebang kayu untuk membangun rumah bujang. Ia membuat atap, menajamkan kayu, dan menancapkan tiang-tiang. Tidak berapa lama kemudian rumah pun selesai dibangun. Ia lalu mengundang semua burung untuk mengikuti acara syukuran. Sebagai tanda dimulainya pesta syukuran, beberapa burung memukul tifa. Burung-burung yang lain ada 43 yang menyanyi dan ada pula yang menari . Mereka bergembira mengucapkan syukur atas usaha Pombo yang dengan giat berhasil membangun rumah bujang. 44 15. BERAP DAN ROH (Cerita dari Merauke) Berap (kodak) selalu takut kepada Roh (hantu). Banyak anak-anak membunuh berap. Mereka memanah dan menusuk berap-berap itu. "Bunuh Berap!" teriak para roh. Mendengar teriakan itu, Berap sangat takut dan bersembunyi di balik tikar. Malam harinya Roh masuk ke dalam rumah Berap dan mengangkat Berap yang dibungkus tikar. Berap kemudian dibawa pergi ke suatu tempat. Di dalam bungkusan tikar itu, Berap berpikir keras agar bisa lepas dari cengkeraman Roh. Berap telah menemukan siasat untuk membunuh Roh. 1a menyiapkan sebatang kayu yang cukup tajam dan kemudian ia duduk di atas pagar. Berap bersiap-siap menunggu Roh. "Siapakah engkau?" Roh bertanya. 45 "Aku Berap yang kau cari!" Dengan geram Roh memanjat pagar untuk membunuh Berap. Berap diam-diam menyiapkan kayunya yang tajam. Ketika Roh semakin dekat, dengan cepat Berap menusukkan kayu ke jantung Roh. Roh akhimya mati . 46 16. BEEN, BURUNG MALAM (Cerita dari Merauke) Burung been selalu berkicau setiap malam. Seorang anak yang suka usil sering menirukan suara burung itu. Tingkah laku anak itu membuat burung been tidak suka. Ia lantas menegur anak yang suka usil itu. "Ah, mengapa engkau meniru-nirukanku? Jadi orang itu jangan suka latah!" "Eh, dasar burung jelek. Memangnya suaramu itu merdu?" ejek anak kecil itu. Burung itu menjadi marah. Ia mengambil senjata dari hutan yang berupa rahang buaya dan menusuk anak itu. Melihat anaknya terluka, bapak dan ibu anak itu pun mendekati anaknya. "Aduh anakku! Anakku!" "Wahai, Bapak dan Ibu, engkau tidak usah menyesali anakmu! Engkau tidak mendidik anakmu! Kaubiarkan anakmu berperilaku tidak baik," kata burung Been. 47 "Hei, burung been. Kami ini bukan burung. Kami adalah manusia yang tidak bisa kau hina," ujar orang tua si anak. "Hei, manusia. Mestinya kalian tahu bahwa menghormati makhluk lain merupakan perbuatan mulia. Anakmu terluka karena perilakunya tidak baik. Ia suka usil mengganggu makhluk lain ." Orang tua itu pun diam. Diamdiam ia dapat memahami perkataan burung been yang arif. Sejak peristiwa itu, orang tua itu tidak berani menggangu makhluk lain. Semua anaknya diajar untuk menghormat'i semua makhluk ciptaan Tuhan. 48 17. ANJING DAN IKAN (Cerita dari Merauke) Dahulu kala, di suatu tempat ada seekor anj ing yang hidup bersama manusia. Persabahatan mereka sangat alcrab dan mereka saling membantu dalam hidupnya. Namun, di daerah tempat tinggal mereka tidak ada air. Mereka merasa heran dan juga berpikir bagaimana cara mengatasinya. Kem\.ldian mereka sepakat untuk mencari di mana dapat ditemukan mata air. Ketika anjing itu sedang beIjalan-jalan, ia dikejutkan oleh suara ikan yang berbicara kepadanya. "Hai, sobat! Kau harus berhati-hati bergaul dengan manusia. Banyak manusia yang memiliki sifat jahat, bahkan ada manusia yang berniat akan membunuhmu! Untuk itu coba kau cabut pohon keladi yang ada di sekitarmu." 49 Anjing menuruti nasihat Ikan. Ia mencabut tanaman keladi itu. Dari tanah bekas pohon keladi itu keluarlah air yang sangat deras. Air itu semakin lama semakin deras hingga membuat orangorang yang suka berbuat jahat semuanya meninggal karena tenggel am. 50 18. SESINO DAN TETEG (Cerita dari Jayawijaya Puncak Jaya) Sesino adalah sejenis belalang, sedangkan Teteg adalah sejenis burung pipit. Pada suatu han, kedua binatang ini pergi jauh ke dalam hutan. Dalam peIjalanan itu Sesino merasa lapar. Mereka melihat buah pisang yang telah masak di pohon. Ia minta tolong pada Teteg untuk mengambi!kan pisang itu. "Perutku sudah keroncongan, kawan. Bisakah kau membantu mengambilkan pisang itu?" ujar Sesino sambi! memegangi perutnya. "Kau sendiri saja yang naik dan makan sepuas-puasnya. Aku biar menjaga di bawah. Kalau ada orang yang datang, nanti aku akan berteriak. " "Awas, jangan bohong! Kalau bohong, nanti aku kutuk kau!" Setelah berkata demikian, Sesino me- 51 manjat pohon pisang. Dengan lahap Sesino makan pisang-pisang masak itu. Ketika ia sedang asyik makan buah pisang, . ia mendengar Teteg berteriak dari bawah "Ada orang". Karena kaget dan takut, Sesino pun jatuh di atas bebatuan. Sesino terluka. "Mana orangnya?" tanya Sesino seraya menoleh ke kiri dan ke kanan. "Maaf, aku telah berbohong," kata Teteg. Sesino marah dan mengutuk Teteg. Teteg yang semula badannya besar kini menjadi kecil seperti burung pipit. Itulah cerita mengapa burung teteg bertubuh kecil seperti burung pipit. . 52 19. ANJING DAN KUCING (Cerita dari Jayawijaya Puncak Jaya) Pada zaman dulu, hiduplah seorang laki-Iaki yang sudah tua. Ia mempunyai anjing dan kucing. Kedua binatang ini bersahabat baik. Kemana pun pergi mereka selalu bersama-sama. Ketika malam tiba, anjing diberi tugas menjaga rumah. Ia hilir-mudik keliling rumah. Setelah lewat tengah malam, ia merasa sangat lapar. Lalu ia mencari makanan di tempat biasa ia makan. Ia sedih sebab ternyata di sana tidak ada makanan. Karena lapar, Anjing tidak sanggup meneruskan ronda malam. Ia menuju ke temp at tidur. Tak berapa lama kemudian, Anjing pun tertidur dengan pulas. Saat itu Kucing datang. Ia melihat temp at tidumya telah dipakai oleh Anjing. Kucing mencari akal untuk mengganggu Anjing agar pergi dari tempat tidumya. 53 Di temp at biasa makan, Kucing membunyikan piring seolah-olah sedang makan. Mendengar bunyi itu Anjing langsung bangun. Ketika anjing menuju temp at makan, diam-diam Kucing menyelinap pergi ke tempat tidur. Anjing kecewa lagi. Ia kira tuannya menyediakan makan untuknya. Ia hanya menjumpai piring kosong. Dengan kesal Anjing lalu kembali ke temp at tidur. . Alangkah terkejutnya dia melihat Kucing tidur dengan pulasnya. Anjing sangat marah karena merasa ditipu. Dengan geram Anjing manarik badan Kucing dari temp at tidur hingga jatuh. Kucing kaget dan marah karena merasa diganggu. Maka teIjadilah perkelahian di antara keduanya. Sejak itu anjing dan kucing selalu bermusuhan. 54 20. TIKUS DAN KUTU (Cerita dari Jayawijaya Puncak Jaya) Tikus dan Kutu mempunyai istri yang hidup dalam satu rumah. Mereka hidup akrab. Pada suatu hari, Tikus dan Kutu mengadakan musyawarah untuk memilih raja . Yang terpilih menjadi raja dari bangsa . tikus adalah Tikus Sasam, sedang dari bangsa kutu terpilih Kutu Pigit. Dalam musyawarah disepakati pula agar Raja Tikus harus membangun istana baru. Raja Tikus segera memerintahkan segenap warganya, termasuk warga kutu, agar dalam waktu dekat segera mernbangun istana yang luas dan megah. Akan tetapi, bangsa kutu menolak perintah itu . "Kamu dan rakyatmulah yang membangun istana baru itu," ujar Raja Kutu. "Kami tidak perlu membangun istana, karena kami bisa tinggal dalam pakaian dan rambut 55 manusia," lanjumya. . Esok harinya bangsa tikus menggali lubang di tanah sepanjang satu kilo meter sebagai istana baru mereka. Suatu ketika istana yang lama terbakar. Bangsa tikus menyelamatkan diri ke istana yang baru, sedangkan bangsa kutu yang tidak mengikuti saran tikus terbakar habis. 56 21. BURUNG PIPIT DAN ULAR PESAKO (Cerita dari Jayawijaya Puncak Jaya) Pada zaman dahulu di suatu lembah hiduplah seekor burung pipit dan ular pesako. Konon, keduanya memiliki kesaktian yang luar biasa. Mereka hidup bersahabat karib. Sifat mereka agak mirip dengan manusia. Suatu ketika, mereka mendengar berita ada sebuah kampung yang letaknya di selatan yang ditinggali sekelompok manusia. Di kampung itu banyak manusia yangmeninggal setelah usia 60-an ke atas . Kampung itu kini hanya dihuni oleh anak-anak usia 15--16 . tahun ke bawah. Penghuni kampung itu kini dalam keadaan sakit semua. Pipit dan Pesako sepakat untuk menyelamatkan manusia yang sakit di kampung tersebut. "Karena aku memiliki sayap, maka aku hanya memerlukan waktu 30 menit saja 57 untuk sampai ke sana," ujar Pipit. "Karen a akan menyeberangi sungai, naik gunW1g, dan turun lembah, kau harus berangkat lebih dulu," kata Pipit. Keduanya lalu sepakat, jika sudah tiba di kampung nanti Pesako akan mengatakan kepada orang-orang ''Nabulal Habulal", yang berarti 'manusia akan hidup abadi', sebab bisa berganti kulit. Sementara itu, Pipit akan mengatakan "Pong-pong", yang berarti 'setelah orang meninggal', akan ada upacara kematian. Pipit sampai terlebih dulu di kampung itu dan berkata "Pong-pong". Sejak itulah setiap kali ada kematian di kampW1g, warga masyarakat melaksanakan upacara kematian. 58 22. BABI DAN IKAN DUYUNG (Cerita dari Fakfak - Mimika) Dahulu kala babi dan ikan duyung merupakan kakak beradik. Mereka hidup di daratan. Dalam hidupnya sehari-hari mereka selalu bersama-sama. Sering mereka bertengkar karena soal pembagian makanan. Duyung, si adik, maunya mendapat bagian makan yang banyak. Pertengkaran selalu terjadi pada saat pembagian makanan. Pada suatu hari , mereka pergi ke hutan. Babi mengajak Duyung berlomba meluncur dengan menaiki pelepah nibung (palem). Setelah menyiapkan pelepah nibung, satu untuk Duyung dan satu lagi untuk Babi, Babi memberi contoh pada Duyung bagaimana cara menaiki peJepah nibung itu . Keduanya kemudian berlatih bersama. Mereka menggunakan sepotong kayu untuk menghentikan peluncumya. Tetapi Babi minta pada Duyung 59 untuk tidak menggunakan sepotong kayu itu. Duyung menuruti pennintaan itu. Perlombaan dimulai. Babi mengambil posisi dengan perhitungan bisa berhenti pada gundukan tanah dekat pohon yang tumbang. Sementara itu, Duyung tidak menggunakan perhitungan. Kini keduanya telah meluncur dengan nibung. Babi berhenti tepat di gundukan tanah hingga hidungnya terbentur tanah, sedangkan Duyung meluncur dengan cepat sekali hingga kecebur ke Jaut karena Duyung tidak menggunakan kayu untuk berhenti. "Kakak, tolong aku," kata Duyung. "Aku tidak bisa membantumu! Aku tidak bisa berenang!" kata Babi. Sejak itu adiknya berubah jadi ikan duyung yang hidupnya di laut sampai sekarang, sedangkan babi memiliki hidung pesek akibat ketika Iomba hidungnya membentur gundukan tanah. 60 23. TIKUS DAN KELELAW AR (Cerita dari Fakfak - Mimika) Diceritakan tentang keluarga tikus yang rajin dalam hidupnya. Suatu malam Mama Tikus dan anaknya pergi berkebun: Ketika itu Mama Tikus membersihkan kebun dan anaknya bermain di sekitar kebun. Anak Tikus melihat banyak kulit pisang berserakan di bawah pohon. "Ini pasti ada yang mencurinya", pikir Anak Tikus. Anak Tikus mencari tahu siapa yang mencuri pisang itu. Tiba-tiba Anak Tikus terkejut mendengar suara Kelelawar seperti pesawat. Dengan ketakutan, Anak Tikus mengintip di balik semak-semak. Alangkah terkejutnya Anak Tikus itu ketika melihat Kelelawar itU wajahnya mirip dengan Mamanya. "Aku tidak percaya, aku akan lihat lagi . . Apakah mungkin Kelelawar itu saudara Mama", pikir anak Tikus itu. Kemudian Anak tikus memberanikan diri menyapa 61 Kelelawar. "Selamat malam, Om" sapa Anak Tikus. "Selamat malam, . Dik? Mengapa malam-malam begini ada di sini sendiri", balas Kelelawar. "Aku sedang membantu Mama kerja!" lanjut Anak Tikus. "Oh, begitu. Kau sungguh Anak Tikus yang pintar dan rajin," puji Kelelawar. Kelelawar lalu terbang meninggalkan Anak Tikus itu. Karena ingin tahu, ketika sampai di rumahnya, Anak Tikus itu menanyakan kepada mamanya mengapa wajah Kelelawar mirip Mama. "Mengapa wajah Om Kelelawar tadi mmp dengan wajah Mama dan bisa terbang?" tanya Anak Tikus. Dengan tenang Mamanya menjawab. "Waktu sekolah dulu, Om Kelelawar mengambil jurusan penerbangan sehingga dia bisa terbang, sedangkan Mama mengambil bidang terowongan sehingga kita tidak bisa terbang dan hidup ki ta di dalam tanah." Anak Tikus percaya dan diajak tidur mamanya. 62 24. KASUARI (Cerita dari Fakfak - Mimika) Menurut cerita, dahulu burung kasuari termasuk burung yang bersayap dan bisa terbang. Ia bisa mencari makan di atas pohon dan di bawah pohon. Hal ini menyebabkan burung-burung lainnya tidak dapat memperoleh makanan yang cukup karena dihabiskan oleh Kasuari . Sikap tamak Kasuari sangat mencemaskan di kalangan burung. Pada suatu hari, bangsa burung mengadakan rapat untuk membahas masalah itu . Dalam rap at itu burung kasuari tidak diundang. Burung wafur bertindak sebagai pemimpin rapat. Rapat memutuskan mengadakan perlombaan terbang paling tinggi dan paling lama di udara antara burung wafur dengan burung kasuari . Persyaratannya, sebelum terbang mereka harus dapat mematahkan sayap lawannya. 63 Burung kasu3.1i mendapat giliran pertama untuk mematahkan sayap burung wafur. Namun, sebelumnya burung wafur telah menyelipkan ranting kecil pada sayapnya. Ketika burung kasuari berhasil mematahkan, burung wafur purapura menjerit kesakitan seolaholah sayapnya telah patah. Sekarang giliran burung wafur untuk mematahkan sayap burung kasuari. Burung kasuari menjerit kesakitan sekuatkuatnya karen a sayapnya benarbenar patah. Perlombaan terbang pun dimulai. BI,lrung wafur bisa terbang tinggi dan lama sekali, sedangkan burung kasuari jatuh ketika berusaha terbang. Kini burung kasuari tidak bisa terbang lagi karena sayapnya telah patah. Burung kasuari mengakui kekalahannya karena tidak bisa terbang, apalagi terbang tinggi dan lama seperti burung wafur. Akhimya, muIai saat itu burung kasuari tidak dapat terbang lagi dan hanya bisa mencari makan di bawah pohon. 64 25. BANGAU DAN TERIPANG (Cerita dari Fakfak - Mimika) Bangau dan Teripang suatu saat bermain di laut. Keduanya telah bersahabat lama. Teripang hidupnya bergantung pada pasang-surutnya air laut. Setiap Bangau mencari makan selalu permisi pada Teripang. Pada suatu pagi, Bangau kaget bangun dari tidumya· karen a temyata . air sudah pasang dan disertai gelombang ombak yang besar dan tinggi. Bangau dengan sabar menunggu walaupun perut teras a lapar. Bangau tahu, kalau air sudah surut pasti banyak ikan yang sembunyi. Rupanyaakibat gelombang ombak yang besar, Teripang terjepit di batu karang. Teripang berteriak minta tolong. "Sobat, tolonglah! Aku terjepit di batu karang, sakit sekali!" Bangau bergegas menuju ke tempat temannya yang tertimpa musibah. Temyata seluruh badan Teripang penuh dengan luka- 65 luka. Dari luka itu keluar cairan putih yang membentuk benang putih. Cairan putih ini menipunyai zat perekat. Bangau bermaksud menolong Teripang, tetapi setelah mendekatinya, ia melihat ikan-ikan kecil terjerat oleh cairan putih tersebut. Bangau langsung makan ikan tersebut sampai kenyang, hingga tidak ingat lagi pada Teripang yang memerlukan pertolongan. Setelah makan, Bangau kemudian terbang meninggalkan Teripang yang masih dalam keadaan terjepit. Teripang terus dihantam gelombang ombak yang besar. Bangau yang sudah kenyang lupa kepada temannya. Badan Teripang yang luka semakin parah dan keluar terus cairannya. Datanglah seekor ikan kumis yang membantu merawatnya. Esok harinya Bangau datang lagi untuk mencari makan. Bangau melihat ada seekor ikan yang agak besar di dekat Teripang. Dalam benalrnya ia berkata, "Seandainya aku mendapatkan ikan itu, aku akan cepat kenyang dan langsung pUlang." Dengan langkah pasti, Bangau mendekati Teripang dan Ikan Kumis. Kaki Bangau terlilit cairan putih hingga tidak dapat melangkah. Ketika Bangau bergerak, kakinya semakin sakit. Keinginan Bangau untuk mendapatkan ikan besar itu gaga!. 66 Bangau menyadari atas hukuman yang menimpa dirinya. Bangau minta tolong pada Teripang. "Maaf..., Bangau! Aku tidak dapat menolongmu karena aku sedang sakit berat." Air laut semakin lama semakin naik. Akhimya, Bangau pun mati tenggelam karena kakinya terikat oleh cairan putih yang keluar dari bad an Teripang. 67 26. KARABAS DAN GURITA (Cerita dari Fakfak - Mimika) Karabas (belut laut) dan Gurita adalah penghuni tetap di batu karang laut. Bentuk badan Karabas memanjang sehingga mudah sembunyi di lubang-lubang batu karang laut. Makanan Karabas adalah ikan kecil yang lewat di depan lubang-lubang batu karang · tempat ia sembunyi. Sementara itu, Gurita selalu berpindahpindah dalam mencari makan. Suatu ketika Gurita merasa kecapaian setelah mencari makan. Ia ingin istirahat, tetapi tidak menemukan ternpat yang arnan. Ia mendekati Karabas untuk menumpang istirahat. Kesempatan itu digunakan oleh Karabas untuk rnenyiasati Gurita. Karabas ingin rnerasakan tangan Gurita yang empuk dan halus. Karabas rnengizinkan Gurita untuk istirahat di ternpatnya. Agar arnan, Gurita dirnintamemasukkan tangannya ke lubang- 68 lubang batu karang. Gurita menuruti permintaan Karabas. Gurita memasukan tangannya tanpa curiga. Pada saat itulah Karabas menggigit tang an Gurita sampai putus. Gurita berteriak kesakitan. Karabas dengan lahapnya memakan tangan Gurita. Bau darah dari luka-luka tangan Gurita menyebabkan banyak ikan datang. Karena merasa terancam, Gurita membuat lubang dengan caramengumpulkan batu-batu karang kecil. Ia bersembunyi di dalam lubang itu sampai sembuh lukanya. Untuk meneruskan hidupnya, Gurita makan kepiting yang lewat atau masuk di rumahnya. Sarnpai sekarang kalau ada lubang dari tumpukan batu-batu karang kecil yang terdapat kulit-kulit kepiting, berarti di situlah rumah Gurita. 69 27. BILOLO DAN BANGAU (Cerita dari Fakfak - Mimika) Bilolo adalah sejenis hewan yang berjalan dengan kulitnya. Ia berangan-angan bisa terbang seperti Bangau. Ia sering duduk terrnenung. Pikirannya melambung ke langit. Suatu hari, ketika Bilolo sedang termenung, ia dikejutkan oleh Bangau yang datang secara tiba-tiba. "Apa yang kau lakukan sobat?" tanya Bangau. "Aku ingin terbang seperti engkau! Aku ingin menjelajahi bukit dan lembah yang indah!" jawab Bilolo. Mendengar jawaban Bilolo, Bangau merasa bangga dan hebat. Dengan kesombongannya itu, Bangau menantang Bilolo untuk ikut perlombaan. "Sobat Bilolo, aku ada usul", kata Bangau, "bagaimana kalau kita adakan lomba lari? Jika kau menang akan aku berikan sa- 70 yapku padamu . Tetapi kalau aku yang menang, kau menjadi makananku". Bilolo berpikir sejenak. "Ben aku waktu seminggu untuk membuat persiapan," kata Bilolo. Sebelum perlombaan dimulai, Bilolo dan Bangau menyepakati ketentuan lomba. Bangau diminta memanggil nama "Bilolo" setiap mendekati satu tanjung. Begitu juga Bilolo harus menjawab dengan menyebut nama "Bangau". Kini tibalah saatnya perlombaan lari dimulai. Setiap mendekati tanjung, Bangau memanggil nama "Bilolo". Ketika ada panggilan dan Bangau, Bilolo yang ada di setiap tanjW1g menjawab dengan menyebut nama "Bangau". Demikian seterusnya. Akhimya Bangau kehabisan tenaga. Ia jatuh pingsan di tepi pantai. Mulai saat itu, Bangau tidak sombong lagi kepada temannya yang lemah. Bangau mengakui telah dikalahkan oleh Bilolo pada saat perlombaan lari. 71 28. ENGGANG DAN KASUARI (Cerita dari Fakfak - Mimika) Pada suatu hari burung enggang dan burung kasuari terbang mencari makan. Di hutan itu terdapat pohon pala. Pohon itu berbuah lebat. Burung enggang dan burung kasuari hinggap di pohon itu. Sebelum mereka memakan buah pala, burung enggang . berkata kepada Kasuari: "Sobat..., kita boleh makan buah-buah yang masak saja, sedangkan yang mentah biarkan untuk kita makan besok [agi." Kasuari diam saja, tidak menghiraukan perkataan Enggang. . Enggang memilih buah-buah yang sudah masak untuk dimakannya, sedangkan Kasuari memetik semua buah baik sudah masak maupun yang belum masak untuk dimakan. Banyak buah yang jatuh ke bawah pohon sampai menumpuk di tanah. Melihat perbuatan Kasuari itu, Enggang 72 mengingatkannya lagi untuk memetik buah pala yang masak saja. Meskipun sudah berkali-kali diingatkan oleh Enggang, tetapi Kasuari tidak menghiraukan. Enggang kesal, kemudian Kasuari ditendang hingga jatuh. Pantatnya tertusuk kayu hingga robek dan bulu-bulu sayap dan ekomya terlepas. Kasuari tidak dapat terbang lagi. Ia hanya dapat berjalan di tanah. Apabila lapar, Kasuari tidak bisa mengambil buah-buahan yang di atas, tetapi hanya mengambil buah yang berguguran di tanah. 73 29. NAHANGGIR DAN PINI (Cerita dari Fakfak - Mimika) Nahanggir terrnasuk pekeIja keras. Ia membuat lubang untuk dijadikan rumah. PekeIjaan itu dilakukannya tanpa . mengenal lelah. Ia baru berhenti bekerja ketika lubang yang digali sudah siap dihuni. Pini (penyu) mempunyai kebiasaan mencari makan di karang-karang. Pini selalu mencari rumput yang segar untuk dimakan. Banyak rumput dicabutnya hingga rumah Nahanggir tertutup. Nahanggir terpaksa mendekati Pini dan berkata: "Sobat, kau boleh mengambil apa saja di sini, tetapi jangan mengganggu istri dan anak-anakku yang ada di sekitar sini. Kalau kau tidak hati-hati mereka bisa mati akibat perbuatanmu. Aku minta kau memahami keadaan kami." Pini tersinggung mendengar permintaan Nahanggir karen a merasa dilarang makan 74 rumput-rumput itu. "Rumput-rumput ini bukan kamu yang menanam. Aku makan rumput-rumput ini yang tumbuh sendiri. KaIian jangan membuat rumah di sini," kata Pini. Mendengar jawaban Pirti itu, Nahanggir hanya diamsaja. Tak lama kemudian datng~ lah rombongan Pini. Dengan sengaja mereka menutupi semua lubang rumah tempat Nahanggir dan keluarganya. Pini dan kawankawan terus mendorong· pasir-pasir itu dengan dadanya untuk menutupi lubang-lubang rumah Nahanggir. Di luar dugaan Pini, ketika mendorong pasir-pasir itu dadanya tertusuk pisau hingga perutnya terbelah. Akhimya, Pini dan kawankawan banyak yang mati akibat ulahnya sendiri. Setelah penshwa itu, Pini dan Nahanggir sepakat untuk damai dan hidup rukun. 75 30. KUSKUS DAN HARIMAU (Cerita dari Biak Numfor) Pada suatu malam yang cerah, bintangbintang bertaburan di langit menghiasi indahnya malam. Malam itu, seekor kuskus keluar dari sarangnya mencari buah-buahan untuk dimakan. Dilihatnya sebuah pohon bakau yang sarat buahnya. Dihampirinya pohon itu sambil melihat ke kiri dan ke kanan dengan hati-hati. Ia khawatir kalau-kalau ada binatang buas yang mengintipnya. Kuskus mulai memanjat pohon dengan semangat karena buah yang hendak dimakannya sangat lebat. Sesampainya di atas pohon itu, ia mulai memetik buah satu-persatu lalu memakannya. Kuskus merasa gembira karena perutnya kenyang dan tidak ada satu pun binatang buas datang menganggu. Setelah itu, Kuskus ingin membuang hajat. Dari atas pohon itu, ia membuang hajat dan kotorannya jatuh berserakan di 76 bawah pohon. Baunya menyebar ke manamana. Tak disadarinya, bau kotorannya tercium oleh Harimau yang sedang mencari mangsa di malam itu. Kuskus masih merasa aman. Harimau datang mengikuti bau kotoran yang tersebar itu hingga di bawah pohon bakau temp at Kuskus makan. Harimau lalu melihat ke atas pohon. Harimau tidak melihat Kuskus yang bersembunyi di sela-sela dedaunan. Harimau terns berjalan-jalan sambil mengendus-endus dan melihat ke atas pohon lagi. Secara tidak sengaja, Kuskus menginjak ranting kering dan ranting itu patah dan jatuh menimpa punggung Harimau. Harimau kaget dan melihat ke atas pohon. Dilihatnya Kuskus sedang bersembunyi. Harimau berkata, "Hei ... Kuskus! Ranting yang kau injak jatuh mengenai tubuhkll. Kau jangan bersembunyi lagi, aku sudah melihat kau. Malam ini juga dagingmu akan menjadi santapanku. Hem... , sudah lama aku merindukan dagingmu yang lezat itu." Kuskus ketakutan sambil berpikir mencari jalan untuk meloloskan diri dari ancaman Harimau. Tiba-tiba datanglah sekawanan kunang-kunang yang jumlahnya banyak sekali. Kunang-kunang itu hinggap di pohon bakau temp at Kuskus bersembunyi. Kuskus 77 menunggu hingga seluruh dahan pohon itu penuh dihinggapi kunang-kunang. Kemudian Kuskus mulai menggoyangkan pohon bakau itu hingga seluruh dahan pohon bergoyanggoyang dan berjatuhanlah kunangkunang itu . Kuskus berkata: "Hei, Harimau, waspadalah, apiapi itu akan membakar tubuhmu. Cepatlah lari. Kalau tidak, kau akan hangus terbakar." Harimau mem banting banting badannya di atas akar pohon bakau karen a kunangkunang yang jatuh mengenai tubuhnya. Harimau mengira bahwa kunangkunang yang jatuh mengenai tubuhnya itu adalah api sungguhan. Kuskus menggoyanggoyang lagi dahan pohon itu dan berjatuhanlah kunangkunang mengenai badan Harimau. Harimau semakintakut. Ia bergulingguling di atas akar pohon bakau. Harimau lemas kehabisan tenaga. Tubuhnya penuh luka karena digosokgosokkan di akar kayu. Akhirnya, harimau itu mati . Melihat Harimau telah mati, Kuskus turun dari pohon dan kemudian lari menyelamatkan diri. 78 31. KANCIL DAN BUAYA (Cerita dari Biak Numfor) Pada suatu hari, Kancil berjalan-jalan di tepi sungai untuk mencari makan. Sungai itu tampak teduh karena daun pepohonan di kanan-kirinya sangat rimbun. Di sungai itu banyak batang pohon kering yang hanyut dari hulu ke muara. Di antara batang-batang yang hanyut itu, Kancil melihat Buaya purapura tidur sambi! mengintai mangsanya. Kancil berjalan dengan penuh waspada sambil melirik tingkah laku Buaya itu yang mengancam dirinya. Kancil tahu Buaya itu semakin mendekat ke tempat Kancil berdiri. Batang pohon yang kering terus hanyut mengikuti arus ke laut. Buaya semakin mendekati temp at Kancil. Kancil yang cerdik menyindir Buaya yang pura-pura tidur itu. "Hari ini aku melihat sesuatu yang luar biasa karena semua batang pepohonan kering hanyut terus ke laut, tetapi batang kayu yang 79 satu ini tidak bisa hanyut." Buaya tetap diam di tempatnya. Ia hanya membuka matanya. Kemudian Kancil menyindir lagi. "Rei, kalau kamu batang kayu tentu akan hanyut mengikuti arus ke laut. Tetapi kalau kamu Buaya yang mati tentu matanya tidak bisa terbuka." Sindiran itu dimaksudkan oIeh KanciI agar Buaya segera pergi dari tempat itu. Siasat Kancil berhasil. Buaya merasa malu, kemudian perlahan-lahan menghanyutkan diri bersama batang-batang pohon kering. Dengan kecerdikanannya itu, Kancil selamat dari ancaman Buaya. Kancil kemudian pergi meninggalkan temp at itu. Kancil Ian menyusuri tepi sungai ke hulu. Buaya melihat Kancil pergi ke hulu, maka cepat-cepatlah ia menyelam dan berenang mengikuti Kancil. Buaya berhasil mendahului Kancil. Sebelum sampai ke hulu, Kancil melihat banyak ikan kecil di tepi sungai. Kancil mendekati ikan-ikan kecil itu. Ia bermaksud hendak menangkap ikan-ikan kecil itu. Ketika Kancil memasukkan kakinya ke dalam air yang keruh, Buaya menggigit kaki Kancil. "Sekarang tibalah saatnya kumakan dagingmu," ujar Buaya dengan gembira. 80 Kancil tenang-tenang saja. Ia mulai berpikir mencari akal untuk mengelabui Buaya. Tiba-tiba Kancil melihat sebatang kayu kecil hanyut di sampingnya. Kancil mengambil kayu kecil itu kemudian menancapkan dekat kakinya. "Hei Buaya, kenapa kamu menggigit ranting kering? Apakah kamu tidak bisa mencari daging lagi? Ini kuberi sekerat daging untukmu," kata Kancil dengancerdik. "Wah, jangan-jangan Kancil betu!. Aku telah menggigit ranting kering," pikir Buaya. Tanpa berpikir panjang lagi dilepaslah kaki Kancil dan ditangkapnya ranting kayu itu. Seketika itu juga Kancil melompat ke darat. Ia lari menyelamatkan diri. Berkat kecerdikannya, Kancil selamat dari ancaman Buaya. 81 32. KASUARI DAN MAMBRUK (Cerita dari Biak Numfor) Pada suatu pagi yang cerah, tampaklah seekor Kasuari sedang beIjalan-jalan sambi I menikmati keindahan alam di dalam rimba. Kasuari telah menguasai temp at itu dan bersahabat dengan bukit dan pepohonan yang terdapat di rimba itu. Setelah puas menikmati keindahan alam, ia berhenti untuk beristirahat. Sambil beristirahat, Kasuari makan buah sagu yang masak dan berjatuhan di atas tanah. Ketika Kasuari sedang menikmati makanan datanglah seekor burung mambruk yang juga sedang menikmati udara pagi yang cerah. Mambruk menghampirinya seraya mengucapkan salam. "Selamat pagi, Sobat. Kapan kau tiba dan kapan kau akan pulang?" "Aku tiba sejak pagi tadi dan akan pulang besok sore," jawab Kasuari. 82 "Apa sajakah kegiatanmu di sini?" tanya Mambruk. "Aku bennaksud mengadakan kunjungan di dusun ini" jawab Kasuari. Sambil bercakap-cakap Mambruk mencari makan di sekitar itu. Setelah bercakapcakap, keduanya sepakat pergi bersama-sama untuk mencegah terjadinya perampokan atas hasil-hasil hutan yang terdapat di dusun mereka. Mereka berdua pun sepakat akan memanfaatkan hasil hutan itu untuk kehidupan anak cucunya di hari mendatang. Ketika malam datang, mereka berdua sepakat untuk bermalam bersama-sama di temp at itu. Malam itu terdengar suara jangkrik yang bersahut-sahutan. Mambruk memilih tidur pada dahan besar, sedangkan Kasuari memilih tidur di dahan-dahan yang rendah. Ketika sedang tidur, dahan yang dihinggapi Kauari patah karena tubuh Kasuari terlalu berat. Kasuari pun jatuh ke tanah dan terluka. Kasuari bersumpah tidak akan tidur di dahan kayu lagi. Sejak peristiwa itu, Mambruk dan Kasuari sepakat untuk membagi wilayah kekuasaan. Mambruk merajai udara dan Kasuari merajai tanah. 83 33. KUSKUS DAN BUAYA (Cerita dari Biak Numfor) Pada suatu hari Kuskus mencari makan di tepi pantai. Ketika itu air sedang surut sehingga Kuskus bisa mencari makan sampai jauh ke dalam. Kuskus masuk di celah-celah batu-batu karang. Ketika sedang asyik mencari makan, tiba-tiba air pasang. Kuskus berusaha ke darat dengan cara melompat ke atas batu-batu karang yang masih kelihatan di permukaan laut. Setelah Kukus sampai di tepi pantai, datanglah seekor Buaya. Buaya itu mendekat dan heridak menyantap Kuskus. Kuskus berteriak minta tolong, tetapi suaranya hanya membentur dinding-dinding karang terjal. Tak ada yang datang menolong. Kuskus kemudian melihat sebatang kayu yang hanyut di dekatnya. "Rai, Kayu tolongiah aku," pintanya. Mendengar hal itu Kayu berkata pad a Buaya 84 "Makan saja Kuskus itu." Buaya kemudian mengejar Kuskus. Tidak lama kemudian datanglah Kelapa Kering yang hanyut bersama ombak. "Rai, Kelapa bantulah aku untuk menyelamatkan dari Buaya ini", pintanya. Kelapa Kering berkata, "Buaya ... , makan saja Kuskus itu". Kuskus hampir putus asa. Dilihatnya Kancil di tepi pantai dan ia pun minta tolong pada Kancil. Kancil datang menghampiri Kuskus dan Buaya. Setelah mengerti bahaya yang dihadapi oleh Kuskus. Kancil menasihati kepada Buaya dan Kuskus. Begini kata Kancil "Sebelum Buaya menyantap Kuskus, aku akan mengadakan perlombaan terlebih dahulu. Aku menghitung satu ... dua ... tiga dan siapa yang paling cepat kembali ke tempatnya, Buaya masuk ke air dan Kuskus melompat ke darat itulah pemenangnya. Setelah itu Buaya dapat memangsa Kuskus". "Sekarang bersiap-siaplah," kata Kancil kepada Kuskus dan Buaya. Kancil mulai menghitung "satu ... dua ... tiga .... " Buaya masuk dalam air dan berenang. Kancil dan Kuskus meloncat ke atas karang, kemudian lari masuk hutan meninggalkan Buaya. Akhimya Kuskus selamat dari bahaya berkat pertolongan Kancil. 85 34. BANGAU DAN KURA-KURA (Cerita dari Biak Numfor) Pada suatu hari, Bangau berjalan-jalan sambi! mencari makan di tepi sungai. Bangau melihat seekor Kura-kura yang sedang tidur di bawah pohon mangrove. Bangau kemudian hinggap di punggung Kura-kura. Kurakura terkejut dan menghindari Bangau. Bangau kecewa karena ikan-ikan kecil yang akan ditotoknya lari berenang masuk ke dalam sungai. Bangau merasa kesal. Kemudian Bangau mengolok-olok Kura-kura. "Kulitmu kasar, jelek, dan kotor. Kau hanya bisa merayap dengan kaki pendek. Apa yang bisa kau banggakan? Lihatlah aku. Aku bisa terbang dengan sayap, wama buluku indah, kuat dan bisa lihat dunia yang luas". Kura-kura juga tak mau kalah. Ia pun mengolok-olok Bangau, "Kakimu kecil, 86 lehennu panjang. Kau tidak kuat dan lambat terbang". Bangau dan Kura-kura terus berdebat. Tidak ada yang mau mengalah. Dengan sombong Bangau menantang Kura-kura untuk mengadu k,ecepatan. Kura-kura meneriina tantangan itu. Bangau dan Kura-kura lalu sepakat menetapkan temp at yang akan digunakan untuk perlombaan. Sehari sebelum perlombaan, Kura-kura mengumpulkan teman-temannya. Kemudian Kura-kura mengatur siasat. "Kita akan mengadakan lomba adu cepat dengan Bangau. Kita harus bisa mengalahkan Bangau yang sombong itu. Caranya, kalian berbaris dengan jarak satu kilo meter di sepanjang tempat yang telah ditentukan. Sebelum Bangau tiba di setiap kilo meter, kahan berteriak dan katakan aku sudah sampai satu jam yang lalu! Engkau terlambat datang Bangau. Paculah kecepatanmu lagi' . Demikian seterusnya sampai pada akhir perlombaan. Aku sendiri akan berangkat bersama dengan Bangau dari temp at perlombaan ." Perlombaan dimulai. Kura-kura dan Bangau sudah siap di tempatnya masingmasing. Bangau terbang di atas jalan dan Kura-kura merayap di parit. Bangau pun 87 terbang dan Kura-kura masuk ke dalam pant. Bangau mengeluarkan segenap kekuatan agar bisa menang. Pada temp at yang telah ditentukan Kurakura sudah muncul menunggu Bangau. Begitu Bangau tiba, Kurakura mengolokolok Bangau. "Aku sudah sampai satu jam yang lalu. Engkau terlambat datang, Bangau. Paculah kecepatannmu lagi." Se.lanjutnya, sampai pada kilo terakhir, Kurakura sudah menunggu Bangau sambil tidurtiduran. Ketika Bangau tiba, Kurakura kembali mengejek Bangau. ''Hai sudah satu jam yang lalu aku menunggu. Ayo Bangau, paculah kecepatanmu!" Bangau kelihatan payah dan lunglai. Kurakura terus mengolokolok Bangau. "Mana kecepatanmu? Temyata aku lebih cepat. Aku lebih gesit. Lihat, aku sudah tiga jam menunggu di sind" Bangau malu dihina dan dipermainkan oleh Kurakura. Akhimya, Bangau yang sombong itu pun kalah dalam perlombaan. 88 35. BURUNG GAGAK DAN KAKAKTUA PUTIH (Cerita dari Yapen - Waropen) Pada zaman dahulu kala ada dua ekor burung yang hidup bersama-sarna. Dua ekor burung itu adalah Kakaktua Putih dan Gagak. Pada suatu hari kedua burung ini pergi rnencari sagu di hutan. Setelah rnereka tiba di hutan, rnereka rnenernukan sebuah pohon sagu. Mereka berdua lalu rnenebang pohon sagu itu. "Pohon sagu ini harus dikupas dulu, kernudian ditokok," kata Gagak kepada Kakaktua Putih. "Sagu ini tidak boleh ditokok. Setelah ditebang, biarkan saja begitu. Nanti air yang keluar bisa kita pakai untuk rnembuat papeda." Kakaktua Putih rnenyarnpaikan pendapatnya. Gagak rnernaksakan kehendaknya. "Ternan, pohon sagu ini harus dikupas 89 dan ditokok, hasilnya diperas sehingga sarisarinya bisa digunakan untuk membuat papeda." Namun, Kakaktua .Putih tidak mau mengikuti kemauan Gagak. Gagak marah dan memukul kepala Kakaktua Putih dengan menggunakan penokok sagu. ltulah sebabnya hingga kini ada bekas luka di kepala bunmg kakaktua putih . . 90 36. BURUNG TAUN-TAUN DAN KASUARI (Cerita dari Yapen - Waropen) Dahulu kala di desa Kamanap, Yap en Selatan hiduplah dua ekor burung taun-taun dan burung kasuari. Kedua makhluk ini sangatlah akrab. Mereka hidup berdampingan di bawah pohon beringin. Setiap hari mereka mencari nafkah demi kelangsungan hidup mereka. Mereka saling menghargai satu sama lain. Pada suatu saat mereka memiliki rencana pergi mencari makan. Pagi-pagi benar mereka sudah keluar dari temp at tinggalnya pergi mencari makan. Mereka menemukan sebuah pohon yang sarat dengan buah. Mereka berdua terbang dan hinggap di pohon yang banyak buah itu. Tiba-tiba Taun-taun menjatuhkan semua buah di pohon itu ke bawah sampai habis seluruh buah yang ada di pohon tersebut. Kasuari terbang turun dan 91 memakan semua buah yang dijatuhkan oleh Taun-taun. Setelah semua buah habis dimakan oleh Kasuari, berkatalah Taun-taun kepada Kasuari. "Hai, Kasuari terkutuklah engkau, karena kerakusanmu engkau tidak akan bisa terbang seperti semula." Semenjak itulah, Kasuari tidak bisa terbang ke atas pohon karena seluruh tubuhnya teras a berat. Kedua sayapnya pun tidak bisa digunakan \agi untuk terbang . Akhimya mereka pun berpisah untuk mencari hidup sendiri-sendiri . Taun-taun terbang kembali ke sarangnya dengan menguasai angkasa, sedangkan Kasuari tinggallah di bawah pohon dengan menguasai tanah. 92 37. BURUNC CENDERAWASIH DAN BURUNG PERO-PERO (Cerita dari Yapen - Waropen) Pada suatu hari, bunmg cenderawasih dan burung pero-pero sedang asyik benmiinmain di atas ranting-ranting pohon. Kedua burung itu bersahabat karib. Sebenamya burung cenderawasih tidak memiliki bulu dan wama seindah sekarang ini. Keindahan itu hanya dimiliki oleh bunmg pero-pero. S uatu hari cuaca sangat cerah dan laut pun teduh, Cenderawasih dan Pero-pero bermain-main di pesisirpantai. Kemudian kedua burung ini terbang mengikuti angin sampai mereka tiba di suatu tempat. Ketika mereka sedang asyik bermain-main, tiba-tiba muncullah perasaan irihati Cenderawasih. Cenderawasih berniat untuk mengambil dan memiliki semua keindahan dari bulu yang dimiliki oleh Pero-pero. 93 Cenderawasih berkata kepada Peropero, "Sahabatku Pero-pero, apakah kamu tidak merasa lelah?" "Ya, aku merasa lelah" jawab Peropero. Pero-pero tidak berpikir tentang apa yang sudah dipikirkan Cenderawasih. Setelah mendengar jawaban dari Pero-pero, maka Cenderawasih mengajak dan membujuk Pero-pero. "Sahabatku karena kau lelah, aku akan mengelus tubuhmu agar dapat tidur sejenak. Setelah beristirahat, kau akan kuat kembali, kemudian kita berdua akan pulang ke sarang." Pero-pero kini telah tertidur dibelai Cenderawasih. Di saat Pero-pero tidur, Cenderawasih rnencabuti buIu-buiu Pero-pero satu persatu sarnpai habis dan menggantikannya dengan bulunya yang hanya berwarna coklat. Lalu Cenderawasih terbang meninggalkan Pero-pero sendiri. Ketika menjelang senja, Pero-pero terbangun. la sangat terkejut melihat bulu-bulunya yang indah sudah berubah. Cenderawasih pun sudah pergi meninggalkannya. Pero-pero menjadi sedih dan menyesali apa yang menimpa dirinya. Dengan penuh kesedihan dan penyesalan ia terbang kernbali 94 ke hutan. Pero-pero merasa malu dan tidak kembali ke sarangnya . Ia mengembara di hutan-hutan yang jauh dati keramaian. 95 38. BANGAU DAN KEPITING (Cerita dari Yapen - Waropen) Dahulu hiduplah burung bangau di Nubuai . Setiap hari ia keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Burung bangau terbang menyusuri tepi sungai hingga memasuki hutan bakau. Kawasan itu telah dijelajahinya semua. Saat yang paling menyenangkan baginya adalah saat air telah surut karen a tanah berlumpur di sekitar hutan bakau itu kering. Dengan surutnya air, Bangau menjadi mudilh menangkap ikan, kepiting, dan udang. Bangau senang sekali makan kepiting. Setiap kali pulang dari sungai, di samping membawa ikan, ia juga membawa kepiting. Suatu ketika Bangau berburu ikan. Dengan matanya yang tajam ia berhasil menemukan seekor kepiting yang tengah berada di antara sekawanan ikan. Kepiting itu tidak menyadari akan adanya bahaya yang meng- 96 ancam hidupnya. Ketika Kepiting lengah, Bangau menerkamnya dan dibawa terbang. Di tengah perjalanan, Bangau melintas di atas bebatuan. Tepat di atas batu itu Kepiting terlepas dari cengkeraman Bangau dan jatuh sehingga Kepiting tersebut han cur. Dagingnya berserakan sampai ke dalam air dan menjadi santapan ikan. Bangau kali ini gagal untuk mendapat makanan. Bangau kembali ke tempatnya semula. Gerombolan ikan masih ada tempat itu. Bangau berhasil menangkap seekor ikan, lalu mernbawanya ke tepi pantai dan di situlah ikan tersebut dilahap sampai habis. Hal itu dilakukan berulang-ulang sampai kawanan ikan itu habis dimakannya. Setelah menghabiskan ikan-ikan tersebut, ia pun beristirahat. Dari arah laut angin berhembus sepoisepoi menyebabkan Bangau mengantuk dan akhirnya tertidur pulas. Ketika Bangau sedang tidur, datanglah seekor anjing. Betapa girangnya Anjing itu karena mendapat rejeki yang cukup besar. "Makanan ini tentu lezat sekali," begitu pikir Anjing. Dengan perlahan-lahan dan penuh hatihati Anjing mendekati Bangau yang tertidur pulas. Dengan sekali terkam, Bangau telah berada dalam cengkeraman Anjing. Bangau 97 berontak berusaha melepaskan diri, tetapi usahanya sia-sia. Akhimya, Bangau menjadi santapan lezat bagi Anjing dan tak sedikit pun yang tersisa. 98 39~ ELANG, ANJING, DAN KERA (Cerita dari Yapen - Waropen) Dikisahkan bahwa Elang, Anjing dan Kera merupakan kawan karib . Mereka selalu bekerja sarna. Pada suatu hari Elang, Anjing, dan Kera pergi ke hutan untuk berburu. Mereka bertiga berangkat pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit. Setibanya di hutan, mereka mulai membagi tugas untuk menangkap buruart. Setelah berhasil menangkap beberapa buruan, di antaranya kuskus pohon dan tikus tanah, mereka beristirahat. Kemudian mereka berunding untuk menambah hasil buruannya. Setelah berunding, disepakati Elang mendapat tugas menjaga hasil buruan mereka, sedangkan Anjing dan Kera yang pergi berburu. Ketika Anjing dan Kera sudah pergi, datanglah sekawanan babi hutan menyerang Elang untuk merebut hasil buruan- 99 nya. TeIjadilah perkelahian an tara Elang dan Babi Rutan. Elang tidak berdaya menghadapi musuhnya, dan akhirnya Babi Rutan dapat merampas hasil buruan yang dijaga Elang. Ketika Anjing dan Kera datang membawa hasil buruannya yang kedua, Elang melaporkan peristiwa penyerangan Babi Rutan. Sekarang giliran Anjing yang bertugas menjaga hasil buruannya yang kedua. Namun, seperti yang dialami oleh Elang, Anjing pun gagal menghadapi kawanan Babi Rutan yang menyerang dan merampas semua hasil buruannya. Tidak berapa lama, datanglah Elang dan Kera membawa hasil buruan yang ketiga. Begitu mereka tiba Anjing menceritakan pula peristiwa yang menimpa dirinya, melawan Babi Rutan yang ganas itu. Kini giliran Keralah yang akan bertugas menjaga hasil buruannya yang ketiga. Berangkatlah Elang dan Anjing untuk berburu lagi karena hasil buruan mereka belum cukup untuk persediaan makan beberapa hari. Setelah beberapa saat, datang lagi sekawanan Babi Rutan menyerangnya. Seperti yang dialami oleh Elang dan Anjing, Kera pun tidak sanggup melawan sekawanan Babi Rutan itu. Semua hasil buruan yang ketiga pun habis dirampas oleh Babi hutan. 100 Menjelang matahari terbenam, Elang dan Anjing datang dari berburu, tetapi tanpa membawa hasil. Kera menceritakan kegagalannya melawan sekawanan Babi Rutan yang merampas hasil buruan mereka. Akhirnya, mereka pulang ke rumahnya . tanpa membawa hasil. Mereka tetap sabar, tabah, dan tetap setia dalam menghadapi kegagalannya itu. 101 40. NTUNIBEGA SI BURUNG CENDERAW ASIH (Cerita dari Paniai - Nabire) Ntunibega adalah jenis burung cenderawasih yang terkenal di Tanah Papua. Ntunibega betina memiliki bulu berwama kuning dan punya ekor panjang yang sangat indah. Bulu berwama kuning dan ekor panjang yang indah itu ibarat busana bagi kaum wanita. Sebaliknya, Ntunibega jantan memiliki bulu yang sangat pendek. Setiap ada upacara adat, Ntunibega betina selalu menari sambi I mengibaskan buIu-bulu dan ekomya yang indah, sedangkan Ntunibega jantan hanya sebagai penonton saja. Pada suatu hari, keduanya kawin dengan mengadakan pesta yang meriah. Banyak kerabat mereka yang ikut hadir turut memeriahkan pesta dengan menari dan menyanyi. Beberapa tahun kemudian Ntunibega betina hamil dan melahirkan 102 anaknya. Waktu melahirkan anak, Ntuibega betina sangat susah melipat bulunya yang indah. Waktu anaknya buang kotoran, bulu induknya menjadi hitam dan terlepas. Kejadian itu terus-menerus tak ada hentinya hingga buhl-bulunya yang indah rontok satupersatu. Dia berpikir keras. Akhimya, dia memutuskan untuk menyerahkan bulunya itu pada suaminya. "Suamiku yang tercinta, aku khawatir buluku yang indah ini akan menjadi rusak. Oleh karen a itu, bagaimana kalau bulu-bulu yang indah ini kuberikan padamu?" ujar Ntunibega betina. "Baik, aku akan memakai dan selalu menjaganya." kata Ntunibega jantan dengan perasaan gembira. Lalu bulu berwama kuning yang indah itu dikenakan oleh Ntunibega jantan. Setelah pertukaran bulu itu, kalau ada upacara atau kegiatan yang menan adalah Ntunibega jantan, sedangkan Ntunibega betina rela hanya sebagai penonton. Dengan penyerahan itu sampai sekarang yang memiliki bulu kuning yang indah adalah Ntunibega jantan. 103 41. DIDI DAN POTE (Cerita dari Paniai - Nabire) Didi dan Pote hidup bersahabat. Keduanya sangat akrab sekali. Didi adalah tikus besar yang puny a rumah di hutan. Pote adalah tikus kecil yang berbulu manusia. Didi setiap hari memakan bangkai, ulat, dan daun. Pada suatu hari Pote berkata kepada Didi. "Didi, ikutlah bersamaku mencuri tanaman dan makanan manusia!" Mendengar perkataan Pote, Didi langsung menolak. Bahkan Didi menasihati Pote agar tidak suka mencuri milik orang lain. Keduanya kemudian berpisah dan pergi mencari jalan sendiri-sendiri. Didi pergi ke hutan mencari makanan. Didi mendapatkan makanan yang banyak sekali. Makanan itu kemudian dibawanya pulang. Ketika Didi tiba di rumah, Pote tidak ada di rumah. Didi kemudian mencari Pote di hutan . Didi sangat kaget temyata Pote 104 telah mati ken a jerat. Didi menangis sedih. "Oh, Pate alangkah malang nasibmu," ujar Didi. "Engkau menemui ajal gara-gara mencuri buah-buahan dan tanaman orang. Seandainya engkau menuruti nasihatku tentu engkau akan selamat" sambil meratapinya. Didi kemudian melepas jerat yang mengikat tubuh Pate. Mayat Pate dibawa pulang ke rumah. Setiba di n.unah Didi mengundang para tetangganya untuk melaksanakan upacara pemakaman. Para tetangga . banyak yang datang memenuhi undangan Didi yang sangat dihormati . Dalam upacara pemakaman itu Didi menyampaikan pidato singkat. "Saudara-saudaraku, Pate telah mendahului kita. Sebelum menghembuskan nap as terakhir, Pate merasa malu dan menyesal . karen a telah sering mencuri milik orang lain. Pate pada akhir hayatnya sadar bahwa mencuri itu perbuatan yang tidak · terpuji. Saudara-saudaraku, marilah kita mendoakan Pate semoga penyesalannya itu dapat mengurangi dosa-dosanya." 105 42. TIKUS AIR MUDA (Cerita dari Paniai - Nabire) Di daerah Paniai hiduplah seekor tikus air rnuda. Suatu pagi yang cerah, tikus air rnuda itu keluar dari sarangnya. Ia suka sekali berkaca di air danau yang jemih. Ia juga sangat bangga terhadap badannya yang gagah dan kuat. Ia yakin bahwa dirinyalah yang paling sernpuma di antara golongan tikus yang ada di daerah itu. Ia keluar rnasuk sarangnya dengan sornbongnya. Ia merasa rugi kalau hidup sendiri. Esok harinya ia beIjalan-jalan untuk rnencari ternan. Dalam peIjalanan ia bertemu tikus tua dan tujuh ekor anakdengan sek~r nya yang cantik sedang rnengeIjakan kebun. Tikus Tua berkata, "Hai Tikus Air Muda yang tampan, gagah dan kekar, hendak ke rnanakah engkau pagi-pagi begini?" "Oh, aku sedang rnencari ternan untuk 106 bennain," jawab Tikus Air Muda. "Ah, anak muda memang sukanya bermain. ltu tidak baik. Hai, Tikus Air Muda, maukah engkau membantu pekerjaan kami? Hari ini kami harus menyelesaikan kebun ini. " Tikus Air Muda tertarik pada tawaran Tikus Tua. Sambil melirik anak-anak tikus yang cantik, Tikus Air Muda pun berkata, "Aku suka bekerja keras. Bila kuterima pekerjaan itu, hadiah apa yang akan engkau berikan?" "Bila engkau bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, engkau boleh memilih anakku yang cantik ini sabagai istrimu!" jawab Tikus Tua dengan ramah. "Aku sanggup menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya!" kata Tikus Air Muda dengan penuh semangat. Tikus Air Muda mulai bekerja dengan semangat. Tikus Air Muda temyata dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Setelah itu, Tikus Air Muda diberi hadiah Sulung sebagai istrinya. Beberapa bulan kemudian istri Tikus Air Muda hamil. Ketika Tikus Air Muda pulang dari bepergian tidak dijumpainya istrinya yang sedang hamil itu. Tikus air Muda itu kemudian sibuk mencari istrinya. Ia 107 kemudian menyusuri sungai untuk men emukan istrinya. Ia memanggil-manggil istrinya sambil bernyanyi. Selama mendendangkan lagu tersebut binatang lain ikut menyaksikan. Kemudian binatang yang ada itu dikumpulkan untuk membantu mencari istrinya. Akhimya istrinya dapat diketemukan. Istrinya sudah melahirkan empat anak di dalam gua. Setelah itu istri dan anak-anaknya dibawa pulang kembali ke rumah. Mereka pun hidup dengan bahagia. 108 43. UDANGGAM DAN DIBUNI (Cerita dari Paniai - Nabire) Udanggam (udang) dan Dibuni (kelelawar) adalah dua sahabat karib. Segala peristiwa suka dan duka dialami bersama. Pada suatu hari mereka berdua terkena musibah, yakni harus menanggung rasa lapar. Ini terjadi karena musim kerriarail berkepanjangan. Banyak yang menemui ajal akibat kelaparan. Semua tanaman layu dan mati. Pagi-pagi benar Udanggarn dan Dibuni keluar dari rumah. Mereka naik turon gunung untuk mendapatkan makanan. Setelah lama mencari mereka dapat menemukan kebun pisang. Di kebun itu banyak terdapat tanaman pi sang yang buahnya sangat lebat. Dibuni langsung memanjat dan makan buah pisang di atas pohon. Udanggarn tidak dapat memanjat. Udanggarn pasrah dan menunggu Dibuni di bawah pohon pisang. "Sabat, aku tidak bisa memanjat batari.g 109 pisang ini. Tolong ambilkan untukku barang sebuah saja," pinta Udanggam pada Dibuni. "Baik," kata Dibuni. Dibuni melemparkan kulit-kulit pisang yang habis dimakan ke arah Udanggam. Udanggam marah dan kesal sekali. Udanggam diam-diam pergi memanggil ular dan mencari duri yang ada di sekitarnya. Dia lalu kembali ke bawah pohon pisang memasang duri-duri. Walaupun perutnya bertambah lapar, Udanggam diam saja. "Hai, Udanggam, kalau kau lapar makanlah kulit pisang ini. Lumayan untuk mengganjal perut," ejek Dibuni sambil melemparkan kulit pi sang ke tubuh Udanggam. Udanggam masih diam saja. Setelah merasa kenyang, Dibuni akan turun dari pohon. Namun, Dibuni terkejut ketika dilihatnya ada ular yang sedang merayap menaiki batang pisang. Karena takut, Dibuni lalu melompat dari pohon pisang. Dibuni jatuh di tanah yang banyak durinya. Sekujur tubuhnya pun luka-Iuka. Darah mengalir dari luka itu. Dibuni sangat marah pada Udanggam. "Hai, Udanggam, kau harus dibuang ke dalam api!" "Itu yang aku tunggu. Aku bisa menghangatkan badan," jawab Udanggam santai. 110 Dibuni tambah marah. "Kalau begitu kau kubuang ke dalam air," teriak Dibuni. "Jangan, nanti aku mati" kata Udanggam tak mau kalah. "rtu yang aku cari," teriak Dibuni sambil bergerak dan menangkap Udanggam. Udanggam lalu dibuang ke dalam air. "Terima kasih," ujar Udanggam, "kau telah mengirimku kembali ke rumah sendiri," ujar Udanggam seraya berenang-renang dengan riang. III 44. DIBUNI DAN DAPA (Cerita dari Paniai - Nabire) Dibuni (kelelawar) dan Dapa (katak) telah lama saling bersahabat. Mereka hidup dalam satu kampung di daerah Paniai. Dibuni dan Dapa selalu bersama-sama dalam segala hal. Sedih dan senang ditanggung bersama. Suatu hari mereka menanam pisang di kebunnya. Pisang yang ditanam beraneka ragam. Sayangnya pisang yang ditanam Dibuni selalu mati, sedangkan pisang yang di tanam Dapa dapat tumbuh dengan sangat subur dan berbuah lebat. Beberapa hari berikutnya pisang Dapa sudah tua den I sebagian mulai kuning. Sebenamya Dibuni merasa iri atas kC'berhasilan Dapa, tetapi ia berusaha menyembunyikan perasaannya. "Ah, Dapa tidak bisa memanjat pisang. Nanti kalau pisang sudah masak pasti aku yang disuruh mengambilnya," Dibuni berkata 112 dalam hati. Dibuni kemudian duduk santai di rumahnya sambil menunggu kehadiran Dapa. Setiap hari Dapa berusaha memanjat pisang yang sudah tua itu, tetapi usahanya selalu gagal. Dia tidak dapat memanjat pisangnya yang sudah masak. Kemudian Dapa menemui Dibuni untuk minta tolong mengambilkan pisang yang sudah masak. "Hai kawan, tolong panjatkan pisang yang sudah masak itu!" suaranya pel an. "Aku janji nanti hasilnya kita bagi dua," lanjutnya. "Baik!" sambut Dibuni dengan senang. Dibuni mulai memanjat pohon pisang yang buahnya sudah masak itu. Dapa hanya menjaga di bawah pohon. Diam-diam Dibuni memetik pisang yang masak dan langsung memakannya dan pisang yang muda dibuang ke bawah. Dapa melihat kelakuan Dibuni menjadi sangat marah. Dapa kemudian pergi ke kali. Di pinggir kali Dipa berdoa. "Ya, Tuhan, berilah pelajaran bagi Dibuni yang tidak tahu diri." Doa Dapa dikabulkan oleh Tuhan. Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Air sungai meluap-luap hingga banyak pohon yang roboh. Waktu itu Dibuni masih tidurdi atas pohon karena kekenyangan makan 113 pisang. Pohon pisang tempat tidur Dibuni itu pun hanyut. Dibuni jatuh dan terseret air bah. Dibuni tak dapat berenang. Ia timbul tenggelam di antara pepohonan yang dihanyutkan air. Akhimya Dibuni mati kekenyangan minum aIr. 114 45. TAUWOKO DAN SOLAGOLAGE (Cerita dari Paniai - Nabire) Tauwoko (babi hutan) mempunyai saudara kembar sebanyak tiga ekor. Mereka hidup di hamparan rumput yang luas. Di sekitar temp at itu dikelilingi danau , rawa, dan sungai. Selain mereka, tempat itu juga dihuni oleh Solagolage (biawak) yang besar. Solagolage itu biasa makan daging manusia. Musim kemarau tiba. Semua tanaman mengering dan mati. Tauwoko bersaudara kesulitan mendapatkan makanan. Mereka bertiga kemudian bermusyawarah. "Kak, kita bisa tinggal di pinggir sungai ini. Walaupun kita tidak makan, kita bisa minum air," usul bungsu. "Jangan dik, nanti kita dimakan Solagolage," kata kakaknya. "Lebih baik kalian pergi dari sini," lanjut sang kakak. 115 "Baik," jawab adiknya serentak. Sebelum berangkat, kakaknya mengingatkan agar adik-adiknya berhati-hati bila bertemu Solagolage. "Nanti kalau kalian bertemu Solagolage, katakan bahwa kalian masih kecil. Suruh tunggu kakak yang besar." "Baik, Kak," jawab si bungsu. Si bungsu mulai beIjalan dan sesampainya di 'rawa bertemu dengan Solagolage. Solagolage berkata, "Rai Tauwako yang cantik, mari kuantar!" "Ah aku masih kecil! Aku sedang menunggu kakak!" jawab si bungsu. "Tidak usah ditunggu, mari jalan bersamaku saja," lanjut Solagolage. Si bungsu menolak dan terus beIjalan menuju seberang. Tiba-tiba Tauwoko sudah berada di hadapan Solagolage. "Rei, mari kuantar!" bujuk Solagolage. "Tidak, aku berpenyakitan. Nanti penyakitnya menular ke badan kamu," jawab Tauwoko. Mendengar ucapan Tauwako, Solagolage marah. "Cepat pergi!" terialrnya. Giliran terakhir si sulung yang datang. Diam-diam Solagolage berpikir, kalau Tau116 wako tetap lewat berarti dirinya akan tetap kelaparan. Tanpa berpikir panjang, tiba-tiba Solagolage menerjang si sulung. Si sulung tidak mau kalah. Si sulung menerkam perut Solagolate dengan taringnya. Akhimya dalam pertempuran itu Solagolage mati dirobekrobek dengan taring si sulung. Bangkai Solagolate kemudian ditenggelamkan ke dalam air. Si sulung menang dan segera menyusul adik-adiknya yang sudah menunggu di seberang kali. 117 46. KAKA TUA DAN TAUN-TAUN (Cerita dari Manokwari) Pada suatu hari burung kakatua mencari makanan sendirian di hutan. Ia hinggap di pohon matua yang besar dan sarat buahnya. Ia makan sampai kenyang dan lupa tidak menyiapkan air. Tanpa sepengetahuan Kakatua, burung taun-taun mengintip di bawah pohon matua. Dia melihat Kakatua hilirmudik mencari air, tetapi tidak mendapatkan air itu. "Rai, sabat, di dalam kayu itu ada airnya," kata Taun-Taun. Tanpa merasa curiga, Kakatua langsung mengikuti saran Taun-Taun. Kakatua langsung menjulurkan paruhnya untuk menghisap air yang ada dalam kayu itu. Ketika Kakatua sedang mengisap air, Taun-Taun menggunakan kesempatan untuk mencabuti bulu Kakatua yang indah itu. Dengan gerakan 118 yang sangat cepat, ia memasang bulu itu pada ekornya. Taun-Taun kemudian terbang meninggalkan Kakatua yang sudah tak bisa terbang lagi. Kakatua hanya duduk membisu merenungi nasibnya. 119 47. BELUT DAN ULAR (Cerita dari Manokwari) , Belut dan Ular dahulu kala adalah dua makhuk yang bersahabat karib. Kemana saja selalu berdua. Pada suatu hari, mereka berjalan untuk melihat sekumpulan kodok yang sedang bergerombol. Kemudian kedua sahabat itu sepakat untuk menangkap kodok itu untuk dijadikan santapan mereka. Tak berapa lama, keduanya sudah mengumpulkan berpuluhpuluh kodok. Ular merasa curiga terhadap kelakuan Belut. Sebab Ular sudah banyak sekali mena'ngkap kodok, tetapi Belut baro satu kali. Dugaan Ular ternyata benar. Belut telah berbuat curang. Belut selalu memakan beberapa tangkapannya tanpa sepengetahuan Ular, padahal mereka sepakat untuk makan bersama hasil tangkapannya sesudah terkumpul. WaJaupun Ular tahu perbuatan Belut kurang baik, ia diam saja. Ular takut Belut 120 tersinggung dan persaudaraan mereka terputus. Ketika Ular baru mau menangkap kodok lagi, tiba-tiba Belut berkata, "Sobat..., sudah cukup." "Baik," jawab Ular. "Tangkapan kita sudah banyak. Biarkan saja yang lain hidup. Sekarang kita bagi sarna-sarna! Silakan Sobat yang hitung," kata Belut. "Kau sajalah yang hitung," jawab Ular. Si Belut dengan semangat menghitung dan membagi menjadi dua bagian. Belut lagilagi melakukan kecurangan dalam menghitung. Belut mendapat bagian lebih banyak dan Ular mendapat bagian sedikit. Ular meminta agar Belut bersikap adil dan meminta menghitung ulang. "Tidak, tidak perlu dihitung ulang. Buang-buang waktu saja," kata Belut. Karena BeJut tidak menerima permintaan Ular, Ular kemudian mernbeberkan sernua kecurangan yang dilakukan Belut. Belut rnerasa rnalu karen a aibnya dibongkar oleh Ular. Belut kernudian lari rnasuk ke dalarn lumpur. ltulah sebabnya sampai sekarang tempat hidup Belut di dalarn lumpur karen a rnalu akibat perilakunyasering berbuat curang kepada ternan. 121 48. TIKUS TANAH DAN TIKUS RUMAH (Cerita dari Manokwari) Dahulu Tikus Tanah dan Tikus Rumah saling bersahabat. Pada suatu hari, kedua sahabat ini mencari makan bersama. Dalam petjalanan, mereka menemukan serumpun kacang. Mereka berdua bersama-sama makan kacang itu. Tikus Tanah mendapat bagian sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh mulut Tikus Tanah sangat panjang dan kurang lincah sehingga makannya lambat. Tikus Rumah mulutnya pendek dan sangat lincah sehingga bisa makan kacang banyak sampai kenyang. Walaupun masih Iapar, Tikus Tanah dengan perasaan kecewa mengajak pulang Tikus Rumah. Dalam petjalanan pulang, mereka menemukan buah gerabah yang sudah masak. Tikus Rumah mengaj ak makan besama-sama. Tikus Tanah dengan rakus makan buah gera- 122 bah sampai kekenyangan. Karena kekenyangan, Tikus Tanah tidak bisa berjalan lagi. Akhimya, Tikus Tanah menemui ajalnya. Tikus Rumah sedih karen a merasa bersalah, kemudian ia menguburkan Tikus Tanah, sahabatnya itu dengan meneteskan air mata. 123 49. AYAM DAN BURUNG MALEO (Cerita dari Manokwari) Menurut cerita, Ayam dan Burung Maleo dulunya adalah dua sekawan yang hidup di hutan. Pada suatu hari, ketika dalam perjalanan mencari makan, mereka berdua mendapatkan buah langsat merah yang jatuh di tanah. Dengan lahapnya mereka makan bersama-sama. Karena sedang asyik makan, mereka tak tahu ada sekawanan babi yang mengintainya. Untunglah Maleo sadar dan cepat bereaksi. Ayam disuruhnya pergi bersembunyi . "Kawan, engkau cepatlahbersembunyi. Biar aku yang menghadapi babi-babi itu," kata Maleo. Ayam segera lari bersembunyi. Maleo mendekati babi-babi itu, kemudian dengan cerdik berlari dan berputar-putar. Babi-babi 124 itu mengejar Maleo. Namun, karen a merasa lelah, babi-babi itu pun rebah ke tanah. Setelahitu, babi-babi tidak berdaya. Maleo mencari Ayam dan mengajaknya pergi untuk menyelamatkan diri . Dalam pengembaraannya itu, mereka bertelur. Telur mereka tercecer di sembarang tempat. Bangsa ular senang menemukan telur-telur itu sebagai makanan di sepanjang jalan. Ayam dan Maleo kemudian sepakat untuk membuat sarang supaya telurnya aman terlindungi. Maleo telah selesai membuat sarangnya dan siap untuk dipergunakan tempat bertelur. Namun, temyata Ayam tidak mampu membangun sarang untuk telumya. Karena merasa tidak aman dan malu dengan Maleo, Ayam akhimya memutuskan untuk pergi mencari perlindungan supaya hidupnya tenang dan tidak gelisah karen a terus dikejar Ular dan Babi. Dengan perasaan malu, Ayam menyam- . paikan maksudnya kepada Maleo. "Maleo, aku tidak sanggup membangun sarang sendiri. Aku tahu kelemahanku sendiri. Aku harus mencari perlindungan manusia. Aku akan pergi ke kampung mengabdi pada manusia." Mendengar kata-kata Ayam itu, Maleo jadi sedih. Maleo sedih karen a harus berpisah 125 dengan Ayam, sahabatnya yang paling baik. Setelah menimbang-nimbang baikdan buruknya, Maleo mengizinkan Ayam pergi. "Demi keselamatan dan masa depanmu, . dengan berat hati aku harus melepaskan kepergianmu. Harapanku, semoga engkau aman bersama manusia," kata Maleo seraya memeluk sahabatnya. "Selamat jalan, Sobat, semoga bahagia." 126 50. PERANG SATWA (Cerita dari Sorong) Dahulu semua binatang mempunyai bahasa yang sama. Mereka saling menghargai dan saling membantu dalam segal a hal. Pada suatu hari, mereka mengadakan musyawarah untuk membangun sebuah rumah. Semua binatang yang hadir mengangkat Kajo (katak pohon) sebagai ketua, Mtah (anjing) sebagai wakil ketua, Fane (babi), Rukair (kasuari), Jieh (kangguru) dan masih ada binatang lainnya. Sesuai dengan hasil musyawarah, Kajo kemudian membagi tugas kepada masingmasing peserta. Kajo memerintahkan pada Mtah untuk rnencari rnakan. Kernudian Mtah pergi ke tempat Rawi yang banyak terdapat ikannya. Mtah dan rombongan dengan sukacita menangkap ikan-ikan itu sampai lupa waktu yang ditetapkan, sedangkan binatangbinatang lain yang bekerja membangun ru- 127 mah panggung merasa lapar dan resah. Setelah makanannya terkumpul, Mtah mengirim utusan ke rumah untuk mengabarkan bahwa satu dua hari lagi rombongannya akan tiba. Keesokan harinya, pagipagi benar Kaut Samu menyambut kehadiran Mtah dan rombongan yang membawa makanan itu. Kaut Samu memberitahukan kepada Mtah. "Mtah telah melanggar batas waktu yang telah disepakati! Kajo dan semua binatang marahmarah pada Mtah karena mereka menunggu sampai kelaparan," kata Kaut Samu. Mendengar hal itu, Mtah kecewa karena jerih payahnya tidak dihargai. Kemudian Mtah memerintahkan pada rombongannya untuk membunuh Kajo dan semua binatang yang marah kepadanya. Peperangan tidak bisa dihindari. Dalam perang itu, Kajo terbunuh dan yang iainnya lari untuk menyelamatkan diri. Begitulah ceritanya, sampai sekarang Mtah (anjing) banyak bermusuhan dengan binatangbinatang lain. 128 51. TAUN-TAUN DAN KASUARl (Cerita dari Sorong) Di hutan belantara di Sorong hiduplah burung taun-taun dan burung kasuari. Ketika tiba musim buah-buahan, terbanglah TaunTaun mencari makanan yang manis . Ia hinggap di pohon yang sangat !ebat bualmya, sedangkan Kasuari berada di bawah pohon tersebut menunggu bila ada buah yang jatuh. "Hai kawan turunkan buah itu untukku," pinta Kasuari. "Siapa sunih kau tidak punya sayap," jawab Taun-Taun. Kasuari tinggaJ di bawah pohon sampai sore sambi! berharap ada buah yang jatuh, tetapi harapannya sia-sia. Setelah kenyang, Taun-Taun kembali terbang meninggalkan Kasuari. Tiba!ah saatnya kini musim kemarau. Pohon-pohon tidak berbuah. Semuanya kering karena tidak ada hujan. Taun-Taun 129 merasa haus dan lapar serta kepanasan. Kemudian ia turun ke tanah untuk mencari makanan. Datanglah Kasuari menghampiri Taun-Taun. "Rei sobat, kenapa kau turun juga ke tanah? Akukira kau jago di atas pohon. Karena itu, hidup di dunia ini jangan suka sombong, Sobat," ujar Kasuari menasihati Taun-Taun yang tidak mau diajak kerja sarna itu. 130 52. AHSKU DAN AHKRIK (Cerita dari Sorong) Di suatu temp at hiduplah Ahkrik (katak kecii) dan Ahsku (katak raksasa) . Ahsku biasa hidup di sungai, sedangkan Ahkrik biasa tinggal di atas pohon-pohon yang terdapat di pinggir sungai. Ahkrik merasa kepanasan dan keiaparan karena pada saat itu musim kemarau. Lalu ia berteriak pada Ahsku. "Ahsku, tolong turunkan hujan karena aku sudah keiaparan, " pinta Ahkrik dengan suara nyaring, "krik..krik. ..krik. .... !". Ahsku diam. Ia pura-pura tidak mendengar permintaan Ahkrik. Ahsku enggan menurunkan hujan. Ia hanya mendesah, "Ahs ... ahs ... ahs .... !" yang maksudnya hujan jangan turun. Ahkrik tidak tahan kepanasan dan sangat haus. Ia lalu melompat ke sungai, tetapi jatuh di bawah pohon, tidak sampai ke l31 sungai karena tenaganya sudah habis. Di bawah pohon temp at Ahkrik jatuh itu ada ular besar. Anehnya Ahsku tidak mau menolong Ahkrik. Ahsku hanya diam saja ketika ular besar itu memangsa Ahkrik. Kasihan Ahkrik tidak berdaya dan akhimya mati dimakan oleh ular besar. 132 53 TIKUS RUMAH DAN TIKUS HUTAN (Cerita dari Sorong) Pada suatu hari Tikus Rumah bertemu dengan Tikus Rutan. Tikus Rutan kelaparan karen a beberapa hari tidak mendapatkan makanan. Tikus Rutan mengetahui bahwa di gudang Pak Tani terdapat banyak sekali kaeang yang disimpan di gudang. Tikus Hutan minta bantuan pada Tikus Rumah. "Rai sobat, aku kelaparan. Tolong aku bagaimana earanya supaya bisa mengambil kaeang tanah milik Pak Tani itu. Kulihat Pak Tani menyimpan banyak sekalikaeang tanah di gudang rumahnya." "Ah, itu masalah keeil. Nanti aku akan mengambilkan kaeang itu untukmu." Malam itu Pak Tani sudah tidur nyenyak. Tikus Rumah pun masuk mengambil kaeang tanah yang ada dalam rumah Pak Tani. Saat itu Tikus Hutan menunggu di 133 belakang rumah Pak Tani . Tikus Rumah berhasil mengambil kacang tanah. Kacang tanah itu lalu diberikan kepada Tikus Rutan. "Terima kasih sobatku yang baik, kau telah menolongku dan sekarang aku tidak lapar lagi," kata Tikus Rutan. Suatu hari, Tikus Rutan mengundang Tikus Rumah ke rumahnya untuk menghadiri pesta. Mereka berdua telah sampai di depan rumah Tikus Rutan. Tikus Rutan masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya kemudian diikuti Tikus Rumah. Namun, apa yang terjadi? Karena tidak hati-hati, Tikus Rumah terjepit pintu yang sempit dan akhirnya mati . Tikus Rutan merasa sedih ternan baiknya telah mati. PERPUSTAKAAN PUSAT -SAHA A OEPARTBtEN PENO/CIKAN NASiONAL 134 K arya sastra. baik sastra lama maupun sastra modern, yang ditulis dalam berbagai bahasa dan dengan berbagai sistem aksara di pelbagai wilayah Nusantara , pada hakikatnya adalah salah satu puncak pencapalan kebudayaan suku-suku bangsa di Indonesia. Sebagai khazanah budaya bangsa, karya-karya tersebut perlu dilestarikan. Upaya pelestarian yang dapat dilakukan an tara lain dengan cara mempubUkasikannya supaya dapat dibaca , dikaji, dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Aniologi Cerita Binatang dari Tanah Papua yang berisi cerita rakyat yang ada di tanah Papua merupakan Sala:l satu karya yang mempublikasikan daerah untuk dibaca khalayak seluruh Nusantara. p 899.: D