Download ESAI

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
Nama : Bagas Prasetyo Nugraha
NIM
: 21313052
Kelas : Bahasa Indonesia untuk Komunikasi Ilmiah
TUGAS ESAI
Sudah hampir satu semester terlewati, momen pembelajaran yang dilakukan selama ini pun
masih terasa kurang berkesan, bagaimana tidak, walaupun materi yang diberikan terbilang mudah
untuk difahami, namun ada beberapa kekurangan yang dialami. Salah satu yang paling kentara
adalah media interaktif dan penyampaian yang dirasa sangat kurang mengakomodir kebutuhan,
walaupun hal ini bisa disisasati dengan memanfaatkan adanya teknologi, katakanlah dengan
adanya aplikasi Zoom ataupun G-meet namun, tetap saja barangkali kebutuhan interaksi yang real
itu sangat dibutuhkan. Karena disamping kecakapan intelektual, kecakapan sosial pun juga
menjadi indicator dari keberhasilan Pendidikan, khusus nya di tingkat Perguruan Tinggi.
Pengasahan kepekaan sosial ini lah yang perlu dikembangkan. Karena pada akhirnya juga ilmu
pengetahuan yang didapat haruslah melahirkan satu produk kebijaksaan, artinya kerbermanfaatan
dan kebenaran ilmu pengetahuam itu diuji dan di validasi ketika bisa direspon oleh masyarakat
sosial.
Pergulatan argumentasi juga harus turut dikembangkan oleh kita sebagai mahasiswa,
karena pada dasarnya suatu kebeneran yang mutlak itu tidak akan pernah valid dan konkrit ketika
tidak diuji dengan argumentasi yang lain. Apabila kita melihat kembali kepada satu tokoh
pencetus Sosialisme, sahabat dekat Karl Marx yaitu Friedrich Engels didalam salah satu karyanya
membahas tentang ‘tesis’,’anti-tesis’ dan ‘sintesis’. Hal itu bisa kita fahami bahwa, katika ada satu
ide atau gagasan, maka harus ada penyeimbang dari ‘tesis’ itu yang disebut dengan ‘anti-tesis’ dari
sana ketika kedua gagasan itu beradu maka akan muncul ide gagasan yang mewadahi dari setiap
perspektif ‘tesis’ maupun ‘anti-tesis’ yang disebut juga sebagai ‘sintesis’. Berbeda argument
bukan berarti berbeda tujuan, artinya bisa saja seseorang berfikir untuk sesuatu yang ideal, namun
untuk mencapai idealisme itu setiap orang pasti berbeda-beda dalam menafsirakn setiap jalan
untuk sampai kesana. Dari sini toleransi dalama berpendapar perlu dikembangkan pula, karena
dewasa ini banyak sekali konflik-konflik perbedaan, muali dari konflik perbedaan agama, budaya
sampai perbedaaan pandangan politik. Pada akhirnya kita harus saling belajar dan bisa memahami
satu sama lain .
Related documents