Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
Makalah ilmiah-4 The high performance liquid chromatography validation method of Doxycycline for residue study in broiler Agustina Dwi Wijayanti1, R. Gagak Donny Satria2 1,2 Faculty of Veterinary Medicine Gadjah Mada University, Yogyakarta Jl. Fauna 2, Karang Malang, Yogyakarta 55281 Telp/fax: (0274) 560861 Abstract The simple, precise and accurate reversed-phase liquid chromatography method had developed and validated for the determination of doxycycline residue in broiler meat. The novel commercial drugs of doxycycline have been used as the preventive agent in broiler and give the risk of accumulated drug in tissues as the consequence of drug which has widely penetration and distribution. The confirmation method of residue need to be established for doxycycline. The composition of mobile phase was acetonitrile:methanol:oxalatic acid solution 0.126% (3:1:6). Separation and quantification was achieved on a fused silica capillary column (Shimpack ODS column) with diameter 5µm and 150mm length, equipped with degasser, detector spectrophotometer uv-vis and controller system. The limit of detection (LOD) of doxycycline was 0.01µg/mL and limit of quantification (LOQ) was 0.05µg/mL. The intraday and interday recoveries were 82-104% and 85-105% and precision as CV% were 0.86 and 1.02 respectively. The spiking of drug on musculus resulted 100.6-100.9% of recoveries and precision as CV% were 0.68-1.79, respectively. Keywords: Validation method, Doxycycline, Broiler, HPLC. Pendahuluan Doksisiklin sebagai turunan tetrasiklin memiliki distribusi yang lebih luas dan aktivitas farmakologik melebihi golongan tetrasiklin sebelumnya (Prats et al., 2005). Senyawa ini telah banyak diproduksi sebagai obat veteriner, termasuk diantaranya untuk pencegahan dan pengobatan infeksi pada unggas. Pemakaian doksisiklin pada unggas produksi menyebabkan residu dikarenakan sifat penetrasi jaringan yang tinggi serta mampu menembus cairan serebrospinal, prostat dan mata (Plumb, 1999). Sifat distribusi dan penetrasi doksisiklin yang tinggi sangat memungkinkan terjadinya residu obat pada jaringan broiler. Kontrol residu antibiotik diperlukan untuk mengidentifikasi adanya residu dalam produk. Metode screening perlu diteguhkan dengan metode konfirmasi untuk dapat mengukur kadar residu dari sampel. Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat validasi metoda pengukuran yang ditentukan secara High Performance Liquid Chromatography (HPLC) untuk dapat diaplikasikan dalam studi residu pada broiler. Doksisiklin merupakan bentuk turunan dari oksitetrasiklin dan memiliki waktu paruh lebih panjang dan ekskresi lebih lama. Aktivitasnya secara in vitro dua kali lebih besar dibandingkan tetrasiklin (Brander et al., 1991). Menurut Prats et al. (2005) aktivitas farmakokinetik doksisiklin melebihi golongan tetrasiklin sebelumnya dalam arti lebih larut lemak, absorpsi lebih baik, distribusi jaringan lebih luas, eliminasi lebih lama dan afinitas yang rendah terhadap kalsium (Riond dan Riviere, 1990 serta Goren et al., 1998). Penelitian mengenai profil farmakokinetik jaringan doksisiklin pada broiler menunjukkan bahwa obat ternyata lebih banyak ditemukan dalam jaringan hati, ginjal dan otot dibandingkan dalam plasma (Ismail dan El-Kattan, 2004 serta Wijayanti et al., 2009). Analisis antibiotika golongan tetrasiklin dalam muskulus pada Disampaikan dalam Kongres Nasional Pertama Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia, Denpasar 26 Maret 2011 1 Makalah ilmiah-4 ayam telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Schneider dan Chen (2004) melakukan ekstraksi sampel daging ayam diantaranya dengan bufer McIlvine-EDTA dan sentrifugasi serta memperoleh kadar residu tetrasiklin, oksitetrasiklin dan klortetrasiklin masing-masing terdeteksi sebesar 100ng/gram pada pembacaan gelombang 615 nm. Metode lain dikembangkan oleh Schneider dan Lehotay (2004) berupa homogenisasi sampel muskulus ayam dengan asetronitril dan amonium hidroksida, kemudian dilanjutkan proses sentrifugasi serta pembacaan supernatan pada panjang gelombang 505nm. Metode pemisahan dengan kromatografi cukup baik digunakan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa antibiotika. Analisis dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph) saat ini merupakan metoda yang paling efektif (method of choice) (Moats, 1992). Materi dan metode Bahan -bahan yang digunakan adalah obat standar doksisiklin hyclate ( D9891, untuk HPLC, Sigma-Aldrich, USA), Bufer McIlvine dan Mc Ilvine Ethylen Diamine Tetra Acetid Acid (Mc Ilvine EDTA), metanol dan asetonitril ( untuk HPLC , Merck, Jerman), Aquabidest ( Ikapharmindo Putramas, Jakarta. Analisis kadar menggunakan seperangkat HPLC merek Shimadzu versi 6,1 dengan kolom C18 Shimpack ODS diameter 5 μm dan panjang 150 μm, LC-10Advp, Detektor UV SPD10A, controller system SCL-10Avp,oven CTO-10Avp dan degasser DGU-14. Penelitian dibagi menjadi beberapa tahap yaitu untuk melihat linearitas, profil peak, presisi dan akurasi dari obat standar.Tahap untuk mengukur spesifisitas dinyatakan dengan melihat tingkat linearitas dan profil peak. Dari larutan standar dibuat berbagai konsentrasi yaitu 0,05, 0,5, 0,1, 1, 10 dan 25 mg/mL kemudian diinjeksikan (perulangan 6x) ke HPLC sebanyak 20 µg/mL. Spiking obat dalam jaringan (muskulus) broiler juga dibuat dengan pengenceran 0,5, 0,1 dan 10 µg/mL. Ekstraksi jaringan dilakukan menurut metode AOAC internasional (AOAC, 1996) menggunakan bufer Mc Ilvine EDTA dan serial homogenisasi dan sentrifugasi. Presisi dihitung dengan melihat nilai rekoveri dan akurasi dihitung berdasarkan CV% (rerata standar deviasi dibagi perulangan dikalikan 100%). Diskusi Beberapa komposisi fase gerak telah dicoba dan disimpulkan bahwa penambahan metanol menyebabkan waktu elusi senyawa bertambah dan resolusi peak tidak terlalu baik (tailing). Penambahan larutan asam oksalat mampu memperpendek waktu elusi dan memperbaiki profil peak menjadi lebih sempit, sehingga diperoleh komposisi optimal mobile phase adalah asetonitril:metanol:larutan asam oksalat (0,126%) dengan perbandingan 3:1:6. Pengaturan alat dipilih dengan laju alir 1 mL/menit, detector uv 346 nm, suhu kolom 30 °C dan volume injeksi 20 µL. Spesifisitas dilihat dengan melihat kemampuan alat dalam memberikan respon terhadap sampel, yaitu terhadap obat standar dan spiking obat dalam jaringan (otot). Terhadap obat standar dan spiking obat dalam jaringan, masing-masing dibuat serangkaian pengenceran dengan respon seperti dalam Tabel 1. Nilai kadar obat terendah yang mampu dideteksi (LOD) adalah 0,01µg/mL dan nilai terendah yang mampu dikuantifikasi (LOQ) adalah 0,05µg/mL. Disampaikan dalam Kongres Nasional Pertama Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia, Denpasar 26 Maret 2011 2 Makalah ilmiah-4 Tabel 1. Parameter analitik untuk kurva kalibrasi doksisiklin ___________________________________________________________________________ Senyawa Matrik Kisaran konsentrasi Persamaan regresi Koefisien korelasi ___________________________________________________________________________ Doksisiklin fase gerak 0,05-25 µg/mL Y=2349,2+20796,2x r= 0,99 Doksisiklin muskulus 0,5 - 10 µg/mL Y=5153,2+995,4x r=0,99 ___________________________________________________________________________ Profil peak doksisiklin terlihat jelas dan tidak tumpang tindih (overlap) dengan puncak senyawa lain (Gambar 1a dan 1b). Tingkat ketelitian dan ketepatan pengukuran dinyatakan dengan nilai kesalahan acak (CV%) dan rekoveri intraday dan interday. Nilai presisi dinyatakan dengan tingkat kesalahan acak (CV%) dan didapatkan hasil 0,86 (intraday) dan 1,02 (interday). Sementara nilai akurasi dinyatakan dengan rekoveri dan didapatkan hasil 82-104% (intraday) dan 85-105% (interday). Hasil spiking obat dalam jarigan otot (muskulus) memberikan nilai akurasi 100,60-100,90% dan presisi 0,68-1,79%. Gambar 1a. Profil peak doksisiklin sebagai larutan standar dalam fase gerak dengan waktu retensi 2,650 menit Gambar 1b. Profil peak doksisiklin dalam spiking muskulus broiler dengan waktu retensi 2,408 menit. Menurut Snyder et al., (1997) nilai akurasi cukup baik jika kurang dari 10% dari nilai sesungguhnya, yaitu 90-110%, sementara presisi dikatakan baik jika dalam kisaran 10-20% dari nilai sesungguhnya. Suatu metode analisis untuk penelitian dengan sampel biologis akan memenuhi syarat ketepatan apabila nilai ratarata perolehan kembali berkisar 15 % (85 – 115%) dari nilai sebenarnya, sedangkan syarat ketelitian dipenuhi jika koefisien variasi (CV) kurang dari 15 %. Disampaikan dalam Kongres Nasional Pertama Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia, Denpasar 26 Maret 2011 3 Makalah ilmiah-4 Kesimpulan Berdasarkan hasil validasi , maka metoda analisis secara HPLC untuk mengukur kadar residu doksisiklin dalam muskulus broiler dalam penelitian ini memiliki spesifisitas, presisi dan akurasi yang tinggi. Daftar pustaka AOAC, 1986. Official Methods of Analysis of AOAC International, 16th ed. Food composition, Additives, Natural contaminants. Vol I & II. Pub. By AOAC International. Maryland. USA. 123-130. Brander, G.C., Pugh, R.J., and Bywater, W.L., 1991. Veterinary Applied Pharmacology and Therapeutics.5th ed. Bailliere Tindall ELBS. 436,467-473. Goren, E., De-Jong W.A., Doornenbal P., and Laurense T. 1998. Therapeutic efficacy of doxycycline hyclate in experimental Escheria Coli infection in broilers. Vet.Q,. 10.48-52. Ismail, M.M. and El-Kattan, Y.A. 2004. Dispotition kinetics of doxycycline in chickens naturally infected with Mycoplasma gallisepticum. Brit. Poultry Sci. 45 (4.5): 550-556. Moats, W.A., 1992, Analysis of Antibiotic Drug Residues in Food Products of Animals Origin, 133-135, Edited by V.K. Agarwal, Plenum Press, New York.33-44. Plumb, D.C., 1999, Veterinary Drug Handbook, 3rd ed. 122-123, Iowa State University Press/Ames. 125-130. Prats C., Elkorchi G., Giralt M.,Cristofol C., Pena J., Zorrilla I., Saborit J.,and Perez B. 2005. PK and PK/PD of doxycycline on drinking water after therapeutic use in pigs. J Vet Pharmacol Ther .,28: 525-530. Riond J.L., and Reviere J.E. 1990. Pharmacokinetic and metabolic inertness of doxycycline in young pigs. Am J Vet Res.,51:1271-1275. Schneider, M. and Chen,G. 2004. Time-resolved luminescence screening assay for tetracyclines in chicken muscles. Anal. Chem. Acta : Aug.2004. Schneider, M. and Lehotay, S. 2004. A rapid fluorescence screening assay for tetracyclines in chicken muscle. J. AOAC Int. May.2004. Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch J.L. 1997. Practical HPLC Method Development.2nd ed. John Wiley & Son, Inc. New York.1-22,686-700. Wijayanti, A. D., L. Hakim, I. Widiyono, & T. Irianti. 2009. Pharmacokinetic profile and pharmacokinetic / phrmacodynamic (PK/PD) parameter of doxycycline in broiler plasma and tissues after single dose intravenous administration. Media Ked. Hew. Journal 25:104-109. Disampaikan dalam Kongres Nasional Pertama Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia, Denpasar 26 Maret 2011 4