Download ada - Universitas Dian Nuswantoro

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
PENELITIAN IPTEKS
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN IPTEKS
PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENCEGAH KASUS
KEMATIAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS KOTA
SEMARANG
Oleh :
Maryani Setyowati, S.KM, M.Kes/ NIDN. 0604037501
Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes/NIDN.0617037901
Dibiayai oleh LPPM dengan No. Kontrak : 012/A.35-02/UDN.09/II/2014
Tahun Anggaran 2013-2014
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
JULI, 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian
: PENERAPAN
DATA
MINING
UNTUK
MENCEGAH KASUS KEMATIAN IBU DAN
ANAK DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG
Peneliti/ Pelaksana
Nama Lengkap
NIDN
NPP
Jabatan Fungsional
Program Studi
Nomor HP
Alamat surel (e-mail)
:
:
:
:
:
:
:
:
Anggota (1)
Nama Lengkap
NIDN
NPP
:
: Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes
: 0622087601
: 0686.11.2000.292
Biaya dari LPPM
: Rp. 5.000.000,00
Maryani Setyowati, S.KM, M.Kes
0604037501
0686.11.2010.380
Asisten Ahli/ AA
DIII Rekam Medis dan Informatika Kesehatan
081326271072
[email protected]
Semarang, 2 Maret 2015
Menyetujui,
Ketua Pusat Penelitian
Juli Ratnawati, SE, MSi
NPP.0686.11.1998.149/NIDN.062107401
Ketua Peneliti
Maryani Setyowati, M.Kes
NPP. 0686.11.2010.380/NIDN.0604037501
RINGKASAN
Kasus kematian ibu dan anak masih sering terjadi di wilayah Jawa Tengah, khususnya
Kota Semarang, hal ini dapat ditunjukkan dengan AKI (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka
Kematian Bayi), dan AKBa (Angka Kematian Balita) yang merupakan salah satu indikator
untuk menggambarkan ukuran derajat kesehatan masyarakat, dalam hal ini dapat diartikan
sebagai kondisi atau keadaan yang menjadi masalah di bidang kesehatan, serta belum dapat
tercapainya target untuk mencapai MDG’s, yaitu untuk menurunkan kematian ibu dan anak.
Adanya duplikasi data tentang AKI yang digunakan oleh pihak pemerintah, dapat
mencerminkan ketidakpastian informasi bagi masyarakat sehingga publik merasa bingung
untuk memilih data tersebut. Selain itu penyebab kematian ibu dan anak tidak saja dari faktor
risiko yang dialami ibu maternal, tetapi juga didapatkan belum adanya pemanfaatan data dari
pelayanan KIA, yang digunakan untuk pencegahan terjadinya kasus kematian ibu dan anak
dengan menggali informasi yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bentuk pengolahan data dengan menerapkan data mining di pelayanan KIA
yang dapat dimanfaatkan sebagai pencegahan kasus kematian ibu dan anak yang terjadi di
wilayah puskesmas. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Adapun
sampel penelitian ini secara teknik non acak dengan mempertimbangkan adanya kasus
kematian ibu dan anak yang terjadi di puskesmas. Sedangkan metode pengumpulan data
secara wawancara dan observasi.
Adapun hasil dari penelitian ini berupa model pengelolaan data untuk pelayanan KIA
dengan menggunakan penerapan data mining yang dapat dilakukan di puskesmas.
Kata Kunci : Data mining, kematian ibu dan anak, puskesmas Kota Semarang
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya atas
telah dilakukannya penelitian ini, walaupun masih dapat dikatakan jauh dari sempurna,
karena adanya keterbatasan waktu serta tenaga. Namun penelitian tetap dapat berjalan dengan
lancar atas dukungan dan bantuan semua pihak yang terkait dalam penelitian ini.
Kami selaku Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Edi Nursasongko, M.Kom sebagai Rektor Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Dian Nuswantoro Semarang
3. Juli Ratnawati, SE, M.Si sebagai Ketua Pusat Penelitian LPPM Universitas Dian
Nuswantoro Semarang
4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang
5. Kepala Puskesmas yang menjadi lokasi penelitian.
Kami juga mohon dukungan dan bantuannya untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya.
Hormat Kami,
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN ............................................................................................................
i
PRAKATA
............................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................
1
A. Latar Belakang ...............................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................
4
D. Target Luaran .................................................................................................
5
E. Kontribusi Penelitian .....................................................................................
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
6
A. Program Kesehatan Ibu dan Anak .................................................................
6
B. Angka Kematian Ibu dan Anak .....................................................................
7
C. Data Mining ...................................................................................................
8
D. Keaslian Penelitian.........................................................................................
10
E. Kerangka Teori dan Konsep .........................................................................
10
BAB III. METODE PENELITIAN ...........................................................................
11
A. Rancangan Penelitian .....................................................................................
11
B. Lokasi Penelitian............................................................................................
11
C. Populasi dan Sampel Studi.............................................................................
11
D. Variabel Penelitian .........................................................................................
11
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................
12
F. Instrumen Penelitian ......................................................................................
13
G. Metode Pengolahan Data ...............................................................................
13
H. Metode Analisis Data .....................................................................................
14
I. Penafsiran dan Penarikan Kesimpulan Penelitian..........................................
14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
15
BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Karakteristik Responden
................................................
16
Tabel 4.2. Sarana dan Infrastruktur Program Pelayanan KIA ...................................
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran Penelitian Ipteks
Lampiran 2. Format Biodata Tim Peneliti
Lampiran 3. Pedoman Observasi
Lampiran 4. Pedoman Wawancara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa
tujuan dari pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan setinggitingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dinilai dengan beberapa indikator, yang
dapat mencerminkan suatu kondisi tertentu seperti mortalitas atau kematian dari
kelompok masyarakat tertentu. Mortalitas atau kematian dapat diartikan sebagai kejadian
kematian pada masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat tertentu yang dapat
menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, dapat pula digunakan sebagai
indikator
dalam
penilaian
keberhasilan
pelayanan
kesehatan
dalam
program
pembangunan kesehatan. (DKK Semarang, 2012) Sehingga dapat dikatakan bahwa
kematian dari kelompok usia tertentu termasuk ibu maternal dan anak, akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan dari suatu pelayanan kesehatan di Indonesia dan
dapat menjadi permasalahan di bidang kesehatan.
Kematian ibu dan anak dapat diukur dengan adanya indikator yaitu Angka
Kematian Ibu maternal (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita.
Berdasarkan Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 didapatkan bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, ratarata kematian ini jauh melonjak dibandingkan dengan hasil SDKI tahun 2007 yang
mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil dari SDKI tahun 2012 juga
menyebutkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32 per 1000 kelahiran hidup,
hai ini terjadi lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun
pertama kehidupan anak dari mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonates.
(SindoNews.com, 2013). Peningkatan angka kematian ibu dan bayi yang meningkat tajam
menjadikan suatu permasalahan atau ironi karena target MDG’s Indonesia pada tahun
2015 sebesar 108 per 100.000 kelahiran hidup hal ini dikemukakan oleh Laksono
Trisnantoro, Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Gadjah Mada pada tanggal 29 Oktober 2013, hal ini dapat terjadi karena
kurangnya perhatian pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di daerah dalam
konteks desentralisasi dan AKI dan AKB di daerah yang ada didaerah tidak dijadikan
sebagai indikator kinerja program tersebut. (Satu.com, 2014) Hasil SDKI tahun 2012
menjelaskan bahwa berbagai program pemerintah belum berhasil menekan angka
kematian ibu, walaupun sudah dilakukan salah satu program yang menjadi andalan
pemerintah adalah Jaminan Persalinan (Jampersal), yang berupa bantuan finansial yang
diberikan kepada penduduk miskin agar mereka dapat bersalin dibantu oleh tenaga
kesehatan yaitu bidan atau dokter di tempat pelayanan kesehatan. (Ruslan, 2013)
Kasus kematian ibu dan anak juga terjadi di wilayah Jawa Tengah khususnya Kota
Semarang yang masih ditemukannya kasus kematian ibu dan anak, berdasarkan Profil
Kesehatan Kota Semarang tahun 2012 didapatkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar
9,0 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Angka Kematian Balita (AKBa) sebesar
1,6 per 1000 kelahiran hidup. Untuk Angka Kematian Ibu maternal (AKI) didapatkan
data sebesar 77,5 per 100.000 kelahiran hidup, indikator ini sangat penting karena dapat
digunakan untuk memantau kematian terkait dengan kehamilan, yang dipengaruhi oleh
status kesehatan umum, pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya sebagai
indikator keberhasilan dalam pembangunan di sektor kesehatan. (DKK Semarang, 2012)
Walaupun dapat dikatakan adanya penurunan untuk Angka Kematian Anak atau
bayi dan balita maupun Angka Kematian Ibu maternal, namun masih ditemukannya kasus
kematian ini merupakan permasalahan untuk pelayanan kesehatan tersendiri khususnya
puskesmas, yang merupakan pelayanan primer atau pelayanan dasar yang langsung dan
mudah terjangkau oleh masyarakat dari berbagai golongan.
Namun ada penolakan dari instansi pemerintah terhadap AKI hasil SDKI 2012,
dari Kemenkes menengarai bahwa lonjakan AKI yang cukup tinggi disebabkan oleh
kurang tepatnya metodologi perhitungan yang digunakan, oleh karena itu Kemenkes lebih
memilih menggunakan AKI yang dihitung berdasarkan hasil Sensus Penduduk yang
dilaksanakan ada tahun 2010 atau SP-2010 karena jika menggunakan SP-2010 maka AKI
secara nasional menjadi lebih rendah yaitu hanya sebesar 259 per 100.000 kelahiran
hidup. Meskipun menggunakan AKI yang dihitung berdasarkan hasil SP-2010 dengan
hasil SDKI dapat disimpulkan yang sama yaitu pemerintah belum berhasil menekan AKI
selama lima tahun terakhir dan sulit untuk mencapai target AKI sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Adanya perbedaan cara penghitungan yang digunakan
pemerintah dapat memunculkan dua angka dari indikator yang sama dan hal ini tentu
dapat membingungkan publik. Selain itu keengganan pemerintah menggunakan SDKI
2012 bakal memunculkan bahwa pemerintah mengabaikan obyektifitas statistik, dalam
hal ini publik akan menganggap pemerintah hanya akan menggunakan data statistik bila
potret yang disajikan mengkonfirmasikan keberhasilan pemerintah. Seharusnya AKI yang
dihasilkan dari SDKI 2012 dapat diterima dengan baik dan dapat sebagai bahan evaluasi
berbagai program yang ditujukan untuk menekan angka kematian ibu. (Ruslan, 2013)
Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca
persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi
di Indonesia. Upaya untuk menurunkan Angka Kematian ibu dan bayi masih diperlukan
adanya inovasi baru dan tidak bisa dengan cara-cara biasa. Menurut hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapatkan penyebab langsung kematian
ibu hampir 80% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Sementara itu
risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan yang menjadi
penyebab tidak langsung kematian ibu. Ada tiga risiko faktor keterlambatan yaitu
terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk atau termasuk terlambat mengenai tanda
bahaya, terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan terlambat
memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan. Sedangkan pada bayi
terdapat dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal atau 28 hari pertama kehidupan,
penyebab terbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematuritas asfiksia atau
kegagalan bernafas spontan dan infeksi. (Dirjen Bina Gizi dan KIA, 2012)
Berdasarkan data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa setahun sebelum survey
terdapat 82,2% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, namun masih ada kesenjangan
antara perdesaan (72,5%) dan perkotaan (91,4%). Tampaknya penduduk cukup banyak
yang tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan, terbukti hanya 55,4% persalinan terjadi di
fasilitas kesehatan, sedang yang melahirkan di rumah tercatat sebanyak 43,2%. Dari
jumlah ibu yang melahirkan di rumah, 51,9% ditolong sementara sebanyak 40,2%
ditolong dukun bersalin. (Depkes, 2010).
Adanya perbedaan angka dalam indikator AKI secara nasional dan belum
dimanfaatkannya indikator sebagai ukuran keberhasilan untuk program KIA di pelayanan
kesehatan, hal ini didukung juga dari belum dimanfaatkannya data dan informasi yang
ada di puskesmas. Selama ini pihak puskesmas Kota Semarang hanya menggunakan data
dan informasi untuk pembuatan laporan yang sesuai permintaan dan dikirimkan ke Dinas
Kesehatan Kota Semarang. Sebenarnya masih banyak data dan informasi yang dimiliki
oleh pihak puskesmas yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat langsung di wilayah kerjanya. Seperti kartu ibu dan
kartu anak sebagai data di pelayanan KIA yang dapat digali secara mendalam untuk
mengetahui riwayat kesehatan atau faktor risiko dari masa kehamilan, persalinan maupun
melahirkan, sehingga dapat dilakukan pencegahan dari kasus kematian ibu dan anak.
Proses penggalian informasi untuk program pelayanan KIA di puskesmas dapat
dilakukan dengan metode data mining, yang merupakan suatu proses untuk menggali nilai
tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui
secara manual. (Han & Kamber, 2006) Dengan diperolehnya informasi-informasi yang
berguna dari data-data yang ada, hubungan antara item dalam transaksi, maupun
informasi yang potensial, selanjutnya dapat diekstrak dan dianalisa serta diteliti lebih
lanjut dari berbagai sudut pandang. Informasi yang ditemukan ini selanjutnya dapat
diaplikasikan untuk aplikasi manajemen, melakukan query processing, pengambilan
keputusan yang dapat dimanfaat oleh berbagai pihak. (ITS, 2013)
Masalah yang terjadi di puskesmas saat ini pada umumnya memiliki banyak
tumpukan data yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan belum adanya basis data
untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas sendiri dapat mengakibatkan
kesulitan dalam pencarian data dan pemanfaatan informasi untuk pengambilan keputusan
bagi pihak puskesmas. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mendalami tentang
data mining untuk mencegah kasus kematian ibu dan anak di puskesmas Kota Semarang.
B. Perumusan Masalah
Masih ditemukannya kasus kematian ibu dan anak yang ditunjukkan dengan masih
tingginya AKI dan AKB yang dapat disebabkan adanya kurang dimanfaatkannya data dan
informasi dari pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas Kota Semarang sehingga
memunculkan pertanyaan “Bagaimanakah bentuk pengolahan data untuk pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA) di puskesmas?”
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum : menerapkan Data Mining untuk mencegah kasus kematian ibu dan
anak di puskesmas Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui bentuk pengelolaan data untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA) di puskesmas.
b. Mengetahui jenis-jenis data dan laporan yang digunakan untuk pelayanan KIA di
puskesmas
c. Menganalisis dan memanfaatkan informasi untuk pengambilan keputusan di
puskesmas
D. Target Luaran
1. Menghasilkan bentuk pengolahan data yang tepat untuk mendukung suatu
keputusan dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA).
2. Membantu pihak puskesmas untuk dapat memanfaatkan data dari pelayanan KIA
serta mampu menganalisis dari hasil pengolahan data untuk dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan dalam program pelayanan KIA.
3. Menghasilkan bentuk publikasi ilmiah.
E. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam
memperkaya ilmu dalam bidang sistem informasi kesehatan dengan menghasilkan suatu
bentuk pengolahan data yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan
khususnya bidang kesehatan dan dapat bermanfaat bagi puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kota Semarang sebagai pengambil kebijakan bidang kesehatan di wilayah Kota
Semarang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Program Kesehatan Ibu dan Anak
1. Pengertian Program KIA
Upaya Kesehatan ibu dan anak di bidang kesehatan yang menyangkut adanya
pelayanan dari pemeliharaan ibu hamil, menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah. (Nurmasite, 2013)
2. Tujuan Program KIA
Tujuan Program KIA adalah tercapainya keampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus dari Program KIA, adalah :
a. Meningkatnya kemampuan ibu berupa pengetahuan, sikap dan perilaku dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga paguyuban 10
keluarga, Posyandu, dan sebagainya.
b. Meingkatnya upaya kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-kanak atau TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersain, ibu nifas, dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
menyusui, bayi, dan balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggota keluarganya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
3. Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
4. Pelayanan dan Jenis Indikator Pelayanan KIA
Pelayanan KIA meliputi :
a. Pelayanan antenatal, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan
dengan ketentuan waktu minimal 1 kli pada triwulan pertama, minimal 1 kali
pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga.
b. Pertolongan persalinan, ada jenis tenaga yang memberikan pertolongan
persalinan kepada masyarakat yaitu :
(i) Tenaga profesional, terdiri dari dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan dan perawat.
(ii) Dukun bayi terlatih, yang merupakan dukun bayi yang telah mendapatkan
latihan tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
c. Deteksi dini ibu hamil berisiko, ada beberapa faktor risiko pada ibu hamil.
Risiko kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. (Nurmasite,
2013)
Ada beberapa jenis indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), yang
dapat digunakan untuk melihat gambaran derajat kesehatan masyarakat yaitu
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Balita (AKBa).
B. Angka Kematian Ibu dan Anak
1. Indikator Kesehatan
Ada beberapa pengertian dari indikator, antara lain :
a. Indikator adalah suatu variabel yang membantu kita dalam mengukur
perubahan-perubahan baik yang terjadi secara langsung maupun tidak
langsung (WHO, 1981)
b. Indikator adalah ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi,
misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator untuk status gizi
bayi tersebut. (Wilson dan Saparuchat, 1993)
c. Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang
dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan
berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari masyarakat.
(Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat,
1969)
d. Indikator adalah ukuran kuantitatif yang pada umumnya terdiri dari pembilang
(numerator) dan penyebut (denominator).
2. Angka Kematian Ibu dan Anak
Penetapan indikator harus memenuhi syarat yaitu SMART, dan juga perlu
memperhatikan kesepakatan-kesepakatan untuk memfokuskan pada upaya-upaya
kesehatan yang berguna untuk menurunkan Angka Kematian Bayi, Angka
Kematian Balita, dan Angka Kematian Ibu, yang termasuk dalam kelompok
indikator untuk derajat kesehatan yaitu mortalitas.
Angka kematian bayi (AKB) dapat diukur dengan menggunakan rumus yaitu
jumlah bayi umur kurang 1 tahun yang meninggal di suatu wilayah dala 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup pada wilayah dan tahun yang sama.
Angka kematian balita (AKBa) dapat diukur dengan menggunakan rumus yaitu
jumlah anak kurang 5 tahun yang meninggal di wilayah tertentu dalam 1 tahun per
1000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu (AKI) dapat diukur dengan menggunakan rumus yaitu jumlah
kematian ibu maternal dalam wilayah selama 1 tahun per 100.000 kelahiran hidup
dalam wilayah dan tahun yang sama. (Kemenkes RI, 2003)
C. Data Mining
1. Pengertian Data Mining
Data mining berisi pencarian trend atau pola yang diinginkan dalam database
yang besar untuk membantu pengambilan keputusan di waktu yang akan datang.
Data mining berhubungan dengan sub-area statistik yang disebut exploratory data
analisys, yang mempunyai tujuan sama dan bersandar pada ukuran-ukuran
statistik, dan juga berhubungan erat dengan sub-area artificial intelligent yang
disebut knowledge discovery dan machine learning.
Data mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik
pembelajaran
komputer
(machine
mengekstraksi
pengetahuan
learning)
(knowledge)
secara
untuk
menganalisis
otomatis.
Definisi
dan
lain
menyebutkan suatu pembelajaran berbasis induksi (induction-based learning)
adalah proses pembentukan definisi-definisi konsep-konsep yang akan dipelajari.
Knowledge Discovery in Database (KDD) adalah penerapan metode saintifik pada
data mining, atau data maining merupakan satu langkah dari proses KDD.
Data mining merupakan proses iteratif dan interaktif untuk menemukan pola atau
model baru yang sahih atau sempurna, bermanfaat dan dapat dimengerti dalam
suatu database yang sangat besar (massive databases). (Hermawati, 2013)
2. Model dan Teknik Data Mining
Dalam perkembangan teknologi data mining, terdapat model atau mode yang
digunakan untuk melakukan proses penggalian informasi terhadap data-data yang
ada, menurut IBM ada 2 bagian model data mining, yaitu : verification model dan
discovery model. Model pertama yaitu verification model, dengan menggunakan
perkiraan (hypothesis) dari pengguna dan melakukan test terhadap perkiraan yang
diambil sebelumnya dengan menggunakan data-data yang ada, penekanan
terhadap model ini adalah terletak pada user yang bertanggung jawab terhadap
penyusunan perkiraan (hypothesis) dan permasalahan pada data untuk meniadakan
atau menegaskan hasil perkiraan yang diambil. Model kedua adalah discovery
model merupakan sistem secara langsung menemukan informasi-informasi
penting yang tersembunyi dalam suatu data yang besar. (ITS, 2013)
Adapun teknik data mining ada beberapa teknik dan sifat, yaitu : (Hermawati,
2013)
a. Classification (Predictive)
b. Clustering (Descriptive)
c. Association Rule Discovery (Descriptive)
d. Sequential Pattern Discovery (Descriptive)
e. Regression (Predictive)
f. Deviation Detection (Predictive)
D. Keaslian Penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan metode data mining yaitu
Analisa Rekam Medis unuk Menentukan Pola Kelompok Penyakit menggunakan
Klasifiaksi dengan Decision Tree J48, yang dilakukan oleh Edy Kurniawan, I Ketut
Purnama, dan Surya Sumpeno. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu objek yang
digunakan serta metode data mining yang digunakan.
E. Kerangka Teori dan Konsep
Puskesmas
Laporan DKK
Program KIA
kkuyu
SP3
Data KIA
Data Mining
Sumber : modifikasi dari berbagai teori
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan metode
observasi dan wawancara karena penelitian ini menggali lebih dalam tentang data
dan informasi program Kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di puskesmas wilayah Kota Semarang, yang termasuk
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang.
C. Populasi dan Sampel Studi
Populasi penelitian merupakan data dan informasi program KIA dari seluruh
puskesmas yang ada di wilayah kota Semarang, sebanyak 37 puskesmas. Adapun
sampel penelitian yang digunakan merupakan bagian dari populasi penelitian
dengan
diambil
menggunakan
teknik
sampling
non
acak,
dengan
mempertimbangkan adanya kasus kematian Ibu atau anak di puskesmas wilayah
Kota Semarang, berdasarkan data kematian yang didapatkan dari Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Semarang.
D. Variabel Penelitian
No.
1.
Variabel
Program KIA
Definisi Operasional
Instrument
Program Kesehatan Ibu
Pedoman wawancara
dan anak yang ada di
dan pedoman
pelayanan kesehatan
observasi
terutama puskesmas, yang
menangani secara khusus
kesehatan ibu dan anak,
terdiri dari berbagai
pelayanan untuk
meningatkan kesehatan ibu
maternal, bayi, balita, dan
anak prasekolah
2.
Data KIA
Jenis formulir atau kartu
Pedoman wawancara
yang digunakan dalam
dan pedoman
pelayanan KIA, berupa
observasi
Kartu Ibu dan Kartu Anak,
yang dicatat secara manual
maupun komputerisasi
berupa catatan tentang
riwayat kesehatan bayi,
balita, serta riwayat
kehamilan bagi ibu
maternal.
3.
4.
Informasi atau laporan
Jenis laporan yang
Pedoman wawancara
pelayanan KIA
dihasilkan dari pelayanan
dan pedoman
KIA di puskesmas
observasi
Suatu proses ekstraksi
Pedoman Observasi
Data Mining
informasi berguna dan
potensial dari sekumpulan
data KIA yang terdapat
secara implisit dalam suatu
basis data
E. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara kepada Kepala Puskesmas responden di Kota Semarang mengenai
kebijakan dan peranan informasi sebagai pendukung keputusan, serta
pelaksanaan program KIA di puskesmas masing-masing. Selain itu, juga
dengan petugas bagian KIA untuk mengetahui jenis dan bentuk data yang
digunakan untuk pelayanan KIA, dan juga petugas SP3 (Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Puskesmas) untuk mengetahui bentuk pengelolaan data dan
informasi dengan menggunakan aplikasi SIMPUS.
2. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap jenis-jenis formulir bagian KIA,
jenis-jenis laporan bagian KIA, program pelayanan KIA, dan pengolahan data
dengan SIMPUS.
F. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
Kuesioner digunakan sebagai panduan dalam mewawancarai Kepala
Puskesmas reponden, petugas KIA, dan petugas SP3. Kuesioner yang
digunakan merupakan kuesioner terbuka untuk mendapatkan dan menggali
informasi yang lebih dalam tentang program KIA, kebijakan yang digunakan
dalam pelayanan KIA, bentuk pengelolaan data dan informasi di pelayanan
KIA, standarisasi dan integrasi data puskesmas dengan DKK Semarang,
pencapaian target dari indikator AKI, AKB, dan AKBa.
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis
data dan informasi dari pelayanan KIA, prosedur pencatatan dan pelaporan
program KIA, dan sistem pencatatan dn pelaporan puskesmas (SP3)
H. M etode Pengolahan Data
1. Collecting
Mengumpulkan data dengan metode wawancara dan observasi.
2. Tabulating
Mengelompokkan
data
berdasarkan
masing-masing
memasukkan data ke dalam tabel-tabel yang sejenis.
3. Editing
jenisnya
dan
Memperbaiki data sesuai dengan tujuan penelitian.
I. Metode Analisis Data
Data akan dianalisis dengan metode deskriptif, yaitu menggambarkan hasil
dari penerapan data mining, yang berupa informasi tentang pelayanan KIA
yang dapat dimanfaatkan untuk pencegahan kasus kematian ibu dan anak di
puskesmas Kota Semarang.
J. Penafsiran dan Penarikan Kesimpulan Penelitian
Penafsiran hasil penelitian dilakukan dengan cara Triangulasi Peneliti, metode,
teori, dan sumber data merupakan salah satu cara paling penting dan mudah
dalam uji keabsahan hasil penelitian. (Bungin, 2011). Hasil penelitian yang
berupa informasi yang bermanfaat bagi pelayanan KIA di puskesmas dilakukan
pengujian berdasarkan triangulasi tersebut sehingga dapat menghasilkan suatu
hasil penelitian yang sahih.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
I. Kegiatan Tim Peneliti
1. Persiapan Tim : kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan tim yang terdiri dari ketua
peneliti dan anggota peneliti yang berjumlah 2 (dua) orang dengan melakukan koordinasi
untuk perijinan, perencanaan untuk pengumpulan data, dan memperbanyak proposal
untuk lampiran ke lokasi penelitian atau puskesmas. Kegiatan ini dilakukan mulai bulan
April tahun 2014 dalam jangka waktu selama 1 (satu) bulan dan dapat berjalan lancar
sesuai yang direncanakan, adapun kendala atau hambatan yang dijumpai tidak banyak
memiliki pengaruh terhadap jalannya penelitian yang berupa jadwal untuk koordinasi.
2. Perijinan : kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh ijin untuk kegiatan pelaksanaan
penelitian. Perijinan yang dilakukan, meliputi :
a. Perijinan dari LPPM Universitas Dian Nuswantoro Semarang tanggal : 21 April 2014,
nomor : 076/A.38.02/UDN-09/IV/2014, sebagai surat pengantar untuk perijinan di
pemerintahan.
b. Perijinan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kota Semarang, yang
berupa Surat Rekomendasi Survey/Riset Nomor : 070/768/V/2014 , tanggal : 20 Mei
2014, yang berlaku dari tanggal 20 Mei 2014 s.d 20 Agustus 2014, yang menyatakan
bahwa pihak dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemkot Semarang tidak
keberatan/ dapat menerima untuk pelaksanaan penelitian ini, surat ini sebagai
pengantar ke Dinas Kesehatan Kota Semarang.
c. Perijinan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tanggal : 30 Mei 2014, Nomor :
071/4960 perihal perijinan, yang menyatakan bahwa pihak Dinas Kesehatan Kota
Semarang dapat menerima penelitian di lokasi wilayah kerja DKK atau puskesmas.
Kegiatan perijinan ini memerlukan waktu 1 (satu) bulan karena adanya proses birokrasi
yang cukup lama sebelum melaksanakan penelitian. Kendala atau hambatan yang
dijumpai berupa waktu yang lama untuk proses perijinan yang di Dinas Kesehatan Kota
Semarang, yang memerlukan waktu selama 2 (dua) minggu, karena adanya kendala teknis
berupa listrik mati dan hari libur yang banyak pada bulan Juni 2014. Alokasi waktu untuk
perijinan sesuai dengan jadwal yang direncanakan yaitu selama 1 (satu) bulan.
3. Pengumpulan data : kegiatan ini meliputi pengumpulan atau pengambilan data di
puskesmas sesuai lokasi yang dipilih, dengan melakukan observasi atau pengamatan di
pelayananan KIA, wawancara dengan Kepala puskesmas, petugas, dan melakukan kajian
dokumen. Adapun puskesmas yang dipilih untuk penelitian meliputi : Puskesmas Poncol,
Puskesmas Gayamsari, dan Puskesmas Pandanaran yang merupakan puskesmas di
wilayah Kota Semarang.
II. Program Pelayanan KIA
Berdasarkan wawancara dengan pengelola program pelayanan KIA di ketiga
puskesmas tersebut, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
No.
Jabatan
Instansi
Latar belakang
pendidikan
1 Bidan Pengelola Program KIA
Puskesmas Poncol
D 3 Kebidanan
2 Bidan Pengelola Program KIA
Puskesmas Gayamsari
D 3 Kebidanan
3 Bidan Pengelola Program KIA
Puskesmas Pandanaran
D 3 Kebidanan
Jumlah
3 (tiga) orang
Dari ketiga puskesmas yang menjadi lokasi penelitian didapatkan bahwa petugas
pengelola Program KIA mempunyai latar belakang pendidikan kebidanan atau seorang
bidan Pembina serta dibantu oleh petugas lain yang merupakan bidan juga untuk
pelayanan dalam maupun luar gedung.
2. Sarana dan Infrastruktur Program Pelayanan KIA
Tabel 4.2. Sarana dan Infrastruktur Program Pelayanan KIA
No.
Puskesmas
Jenis Sarana dan
Fungsi
Jumlah
infrastruktur
1
Poncol
a. Komputer PC
Menginputkan data
Pelayanan KIA dalam
program SIMPUS
1
b. Laptop
Menginputkan data untuk
1
pengelola Program KIA
c. Buku register
Mencatat data pelayanan
Set
KIA secara manual
d. Jaringan internet
Jaringan komunikasi data
dan informasi :
a. koneksi antara bagian di
puskesmas
b. koneksi antara puskesmas
dengan DKK (SIMPUS
online)
2
Gayamsari
a. Komputer PC
Menginputkan data
2
Pelayanan KIA dalam
program SIMPUS
b. Laptop
Menginputkan data untuk
1
pengelola Program KIA
c. Buku register
Mencatat data pelayanan
Set
KIA secara manual
d. Jaringan internet
Jaringan komunikasi data
dan informasi :
a. koneksi antara bagian di
puskesmas
b. koneksi antara puskesmas
dengan DKK (SIMPUS
online)
3
Pandanaran
a. Komputer PC
Menginputkan data
1
Pelayanan KIA dalam
program SIMPUS
b. Buku register
Mencatat data pelayanan
KIA secara manual
c. Jaringan internet
Jaringan komunikasi data
dan informasi :
a. koneksi antara bagian di
Set
puskesmas
b. koneksi antara puskesmas
dengan DKK (SIMPUS
online)
3. Program Pelayanan KIA
Berdasarkan observasi dan wawancara dari ketiga puskesmas didapatkan hasil
berikut :
a. Puskesmas Poncol : peneliti melakukan kegiatan observasi dengan mengamati
program yang ada di pelayanan KIA, serta melakukan wawancara dengan petugas
pengelola Program KIA dan petugas pengolah data KIA. Adapun hasil
pengumpulan data dari Puskesmas Poncol sebagai berikut :
i) Jenis-jenis pelayanan KIA meliputi : Program ANC, pelayanan ibu hamil, ibu
nifas, KB, papsmear, IMS, imunisasi dan pelayanan luar gedung puskesmas.
ii) Petugas di pelayanan KIA, berjumlah 4 orang yang terdiri dari : 3 (tiga) orang
bidan dan 1 (satu) petugas bagian gizi.
b. Puskesmas Pandanaran : peneliti melakukan kegiatan observasi dengan mengamati
program yang ada di pelayanan KIA, serta melakukan wawancara dengan petugas
pengelola Program KIA, petugas pengolah data KIA dan Kepala Puskesmas.
Adapun hasil pengumpulan data dari Puskesmas Pandanaran sebagai berikut :
i) Jenis-jenis pelayanan KIA meliputi : Program ANC, KB, Imunisasi, MTBS,
MTBM dan Neonatal.
ii) Petugas di pelayanan KIA, berjumlah 5 orang yang terdiri dari : 3 (tiga) orang
bidan PNS, 1 (satu) orang bidan honorer, dan 1 (satu) orang tenaga administrasi.
c. Puskesmas Gayamsari : peneliti melakukan kegiatan observasi dengan mengamati
program yang ada di pelayanan KIA, serta melakukan wawancara dengan petugas
pengelola Program KIA dan petugas pengolah data KIA. Adapun hasil
pengumpulan data dari Puskesmas Gayamsari sebagai berikut :
i) Jenis-jenis pelayanan KIA meliputi : Program ANC, pelayanan ibu hamil, ibu
nifas, KB, papsmear, IMS, imunisasi dan pelayanan luar gedung puskesmas.
ii) Petugas di pelayanan KIA, berjumlah 3 orang yang terdiri dari : 3 (tiga) orang
bidan.
Adapun Program pelayanan KIA yang dilakukan di puskesmas tersebut merupakan
pelayanan dalam maupun luar gedung, untuk pelayanan luar gedung selain petugas
yang datang juga dibantu oleh kader dengan kegiatan di posyandu maupun pustu.
3. Bentuk Pengelolaan Data Program Pelayanan KIA di Puskesmas
Adapun bentuk pengelolaan data Program Pelayanan KIA di puskesmas tersebut,
yaitu :
a. Puskesmas Poncol :
i) Jenis formulir pelayanan KIA meliputi : Kartu Ibu, kartu anak, pemeriksaan
IMS, buku register ANC, register bayi sakit.
ii) Jenis laporan yang dihasilkan dari pelayanan KIA : Laporan bulanan Program
Kesehatan Anak, laporan bulanan Rujukan Kasus Neonatal-Bayi-Balita,
Laporan bulanan Deteksi Dini Kelainan Tumbuh Kembang Anak/APRAS,
laporan bulanan pelaksanaan MTBS 2 bulan sampai 5 tahun, Laporan bulanan
MTBM, Laporan bulanan Data Kematian Bayi dan Anak Balita, Laporan
bulanan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Ibu, Laporan PWS KIA, Laporan
bulanan ibu hamil resiko.
iii) Jenis pengolahan data di pelayanan KIA, berupa manual dan sistem informasi
kesehatan ibu yang termasuk dalam SIMPUS online. Petugas masih
menggunakan pencatatan secara manual yaitu berupa buku register yang
dicatat untuk harian.
iv) Kasus kematian ibu di wilayah Puskesmas Poncol masih dijumpai pada tahun
2013, karena faktor ibu selama kehamilan tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, serta kader yang belum banyak aktif untuk melaporkan kejadian
terkait kasus bumil risti. Selain itu adanya kesulitan untuk pendataan yaitu
pasien yang dalam wilayah tidak selalu periksa di puskesmas disebabkan ada
pasien yang lebih menyukai pelayanan kesehatan selain puskesmas, belum
adanya data status gizi buruk di wilayah puskemas.
b. Puskesmas Pandanaran : peneliti melakukan kegiatan observasi dengan
mengamati program yang ada di pelayanan KIA, serta melakukan wawancara
dengan petugas pengelola Program KIA, petugas pengolah data KIA dan Kepala
Puskesmas. Adapun hasil pengumpulan data dari Puskesmas Pandanaran sebagai
berikut :
i) Jenis formulir pelayanan KIA meliputi : Kartu Ibu, kartu anak, KB, imunisasi,
buku register kunjungan harian ibu hamil, register ibu hamil resiko tinggi,
register harian MTBM 0 – 2 bulan, register harian MTBS 12 – 59 bulan.
ii) Jenis laporan yang dihasilkan dari pelayanan KIA : Laporan PWS KIA, Laporan
bulanan ibu hamil risiko, Laporan bulanan Kesehatan Ibu dan KB, Laporan
Kesehatan Anak, Laporan data pelaksanaan MTBS usia 2 bulan sampai 5 tahun.
iii) Jenis pengolahan data di pelayanan KIA, berupa manual dan sistem informasi
kesehatan ibu yang termasuk dalam SIMPUS online. Petugas masih
menggunakan pencatatan secara manual yaitu berupa buku register yang dicatat
untuk harian.
iv) Kendala dan hambatan yang dijumpai untuk pelayanan KIA yaitu adanya
kekurangan tenaga pengelola data.
c. Puskesmas Gayamsari : peneliti melakukan kegiatan observasi dengan mengamati
program yang ada di pelayanan KIA, serta melakukan wawancara dengan petugas
pengelola Program KIA dan petugas pengolah data KIA. Adapun hasil
pengumpulan data dari Puskesmas Gayamsari sebagai berikut :
i) Jenis formulir pelayanan KIA meliputi : Kartu Ibu, kartu anak, pemeriksaan IMS,
buku register ANC.
ii) Jenis laporan yang dihasilkan dari pelayanan KIA : Laporan bulanan Program
Kesehatan Anak, laporan bulanan Rujukan Kasus Neonatal-Bayi-Balita,
Laporan bulanan Deteksi Dini Kelainan Tumbuh Kembang Anak/APRAS,
laporan bulanan pelaksanaan MTBS 2 bulan sampai 5 tahun, Laporan bulanan
MTBM, Laporan bulanan Data Kematian Bayi dan Anak Balita, Laporan
bulanan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Ibu, Laporan PWS KIA, Laporan
bulanan ibu hamil risiko.
iii) Jenis pengolahan data di pelayanan KIA, berupa manual dan sistem informasi
kesehatan ibu yang termasuk dalam SIMPUS online. Petugas masih
menggunakan pencatatan secara manual yaitu berupa buku register yang dicatat
untuk harian.
iv) Kasus kematian ibu di wilayah Puskesmas Gayamsari masih dijumpai pada
tahun 2013, karena faktor ibu selama kehamilan tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan disebabkan ibu yang meninggal merupakan pendatang baru, sehingga
pihak puskesmas tidak dapat mendeteksi secara dini untuk mengetahui faktor
risiko dari ibu tersebut.
Bentuk pengelolaan data untuk program Pelayanan KIA di puskesmas wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang mempunyai jenis dan format yang sama, serta
pihak puskesmas melakukan pengumpulan, pencatatan, dan pelaporan program
pelayanan KIA sesuai yang dibutuhkan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang
(DKK) dengan menggunakan program SIMPUS online, yang membantu pengelolaan
data di puskesmas.
B. PEMBAHASAN
Program pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) merupakan salah satu program
pokok atau wajib yang dilaksanakan di puskesmas seluruh Indonesia, termasuk
puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang, yang meliputi pelayanan
untuk ibu hamil selama kehamilan dan juga pelayanan bayi sampai anak bertujuan untuk
terciptanya ibu dan anak yang sehat, walaupun sudah dilakukan berbagai kegiatan yang
ada di Program pelayanan KIA namun masih juga dijumpai kasus kematian ibu dan bayi
serta balita, hal ini terkait juga dengan adanya pengelolaan data dan informasi
sebagaimana yang dinyatakan oleh Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat pada
sambutan dalam Pedoman PWS KIA tahun 2009, yaitu bahwa sistem pencatatan dan
pelaporan puskesmas merupakan komponen penting dalam upaya penurunan angka
kematian anak dan ibu di Indonesia. Hal ini sudah dilakukan di puskesmas wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Semarang yang menggunakan aplikasi SIMPUS online untuk
pengelolaan data Program Pelayanan KIA, sedangkan pelayanan KIA di puskesmas
wilayah kerja DKK Semarang sudah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dari pusat
dan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah puskesmas sempat.
Bentuk pengelolaan data Program pelayanan KIA yang selama ini dilakukan sesuai
dengan kebutuhan pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang, hal ini sesuai dengan
sambutan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Pedoman PWS KIA tahun
2009, yang menyatakan bahwa “ Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelola dan
pelaksana program KIA pada tingkat kabupaten/kota dan Puskesmas, pengelola program
KIA harus mampu mengolah data KIA guna memperkuat manajemen program, sebagai
bahan perencanaan dan monitoring program KIA di Kabupaten/ Kota. Sebagian besar
data KIA sudah tersedia di lapangan walaupun ada keterbatasan beberapa data yang
terkait dengan kematian ibu dan anak serta penyebabnya. Namun demikian data KIA
tersebut sering kali belum atau tidak digunakan untuk membuat perencanaan, monitoring
dan evaluasi program KIA berdasarkan data” . Hal ini dapat dijumpai di puskesmas, yang
belum memanfaatkan data Program Pelayanan KIA secara optimal seperti pengolahan
dengan menggunakan model Data Mining, karena terbatasnya sumber daya manusia atau
petugas yang memiliki latar belakang pengelolaan data dan informasi, karena selama ini
petugas pengelola data merupakan bidan yang tugas utamanya adalah melayani kesehatan
ibu dan anak, sehingga perlu waktu khusus setelah pelayanan untuk menginput data
Program Pelayanan KIA.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bentuk pengelolaan data di pelayanan KIA di Puskesmas Poncol, Puskesmas
Pandanaran, dan Puskesmas Gayamsari sudah menggunakan SP3 (Sistem Pencatatan
dan Pelaporan) yang ditunjukkan bentuk pencatatan dan pelaporan yang sama untuk
puskesmas di wilayah Kota Semarang
2. Jenis-jenis data yang ada di Puskesmas Pandanaran, Puskesmas Poncol, dan
Puskesmas Gayamsari meliputi : Kartu Ibu, Kartu Anak, KB, imunisasi.
3. Jenis-jenis laporan yang ada di Puskesmas Pandanaran, Puskesmas Poncol, dan
Puskesmas Gayamsari meliputi : Laporan bulanan Program Kesehatan Anak, laporan
bulanan Rujukan Kasus Neonatal-Bayi-Balita, Laporan bulanan Deteksi Dini
Kelainan Tumbuh Kembang Anak/APRAS, laporan bulanan pelaksanaan MTBS 2
bulan sampai 5 tahun, Laporan bulanan MTBM, Laporan bulanan Data Kematian
Bayi dan Anak Balita, Laporan bulanan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Ibu,
Laporan PWS KIA, Laporan bulanan ibu hamil risiko.
B. Saran
1. Pihak puskesmas sebaiknya menggunakan format yang standar untuk pencatatan
terutama register harian.
2. Pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang sebaiknya membuat kebijakan yang terkait
dengan sistem pencatatan khususnya untuk pelayanan KIA di puskesmas wilayah
kerjanya dan perlunya dikembangkan model pengelolaan data dengan metode data
mining yang lebih optimal dalam memanfaatkan data pelayanan KIA yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, H. B., 2011. Penelitian Kualitatif untuk Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Depkes, D. K. R., 2010. Riskesdas, Jakarta: www.riskesdas.litbang-depkes.go.id.
Dirjen Bina Gizi dan KIA, K. K. R. I. D. J. B. G. d. K., 2012. www.gizikia.depkes.go.id.
[Online] [Accessed Januari 2014].
DKK Semarang, D. K. K. S., 2012. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2012, Semarang:
Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Han, J. & Kamber, M., 2006. Data Mining Concepts and Techniques. s.l.:s.n.
Hermawati, F. A., 2013. Data Mining. 1 ed. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Indonesia, K. H. d. H. A. M. R., 2009. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
ITS, 2013. lecturer.eepits-its.edu. [Online] [Accessed Januari 2014].
Kemenkes RI, D. K. R. I., 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan
Indikator Provinsi Sehat dan Kota/Kabupaten Sehat, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Nurmasite, 2013. nurmasite.blogspot.com. [Online] [Accessed Januari 2014].
Ruslan, K., 2013. Catatan Menjelang 2014 : Angka Kematian Ibu meningkat, Jakarta:
Kesehatan.kompasianan.com.
Satu.com, B., 2014. Angka Kematian Ibu dan Bayi Meningkat Tajam, Jakarta:
www.beritasatu.com/kesehatan.
Semarang, B. K. K. D. K. K., 2012. Laporan Tahunan Bidang Kesehatan Keluarga Tahun
2012, Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Semarang, D. K. K., 2012. Profil Kesehatan Kota Semarang, Semarang: Dinas Kesehatan
Kota Semarang.
SindoNews.com, 2013. Data SDKI 2012, Angka Kematian Ibu Melonjak, Jakarta:
nasional.sindonews.com.
Sugiarto, D. S. L. T. S. D. S. O., 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran Penelitian Ipteks
1. Honor
Honor
Honor/jam (Rp.)
Waktu
Minggu
Honor (Rp.)
( jam/minggu)
Ketua
651,04
1 minggu
24
750.000,00
Anggota
390,63
1 minggu
24
450.000,00
Sub Total (Rp.)
1.200.000,00
2. Peralatan Penunjang
Material
Justifikasi
Kuantitas
pemakaian
Text book
Literatur
:
data 3 (tiga) buah
Harga satuan
Harga peralatan
(Rp.)
penunjang
50.000,00
150.000,00
50.000,00
50.000,00
mining
Formulir
KIA Pengumpulan data
1 (satu) set
(Kartu Ibu, Kartu
Anak,
Kartu
Imunisasi)
Flash
disk
(16 Penyimpanan data
1 (satu) buah
100.000,00
100.000,00
CD-RW
Penyimpanan data
2 (dua) buah
15.000,00
30.000,00
Box file
Penyimpanan berkas
2 (dua) buah
15.000,00
30.000,00
GB)
Sub Total (Rp.)
360.000,00
3. Bahan Habis pakai
Material
Justifikasi
Kuantitas
Harga satuan
Biaya (Rp.)
(Rp.)
Kertas A4
Pembuatan proposal
(kuarto)
dan laporan akhir
Alat tulis menulis, Pengumpulan data,
3 (dua) rim
40.000,00
120.000,00
1 (satu) set
200.000,00
200.000,00
10.0000,00
200.000,00
30.000,00
120.000,00
tinta printer, dll
pengetikan data
Seminar
Konsumsi seminar
20 (dua puluh)
Pembuatan
Fotocopi dan
4 (empat) set
laporan
penjilidan
Sub Total (Rp.)
640.000,00
4. Perjalanan
Material
Justifikasi perjalanan
Kuatitas
Harga satuan
Biaya (Rp.)
(Rp.)
Transportasi ke
Survey awal ke-1
2 (dua) kali
10.000,00
20.000,00
Tranportasi ke
Perijinan
2 (dua) kali
10.000,00
20.000,00
DKK
pengambilan data
Transportasi ke
Pengumpulan data
3 (tiga) orang
10.000,00
30.000,00
puskesmas
tahap 1
Transportasi ke
Pengumpulan data
3 (tiga) orang
10.000,00
30.000,00
puskesmas
tahap 2
Transportasi ke
Implementasi
1 (satu) kali
375.000,00
375.000,00
Puskesmas
program
Transportasi local
Pencarian literature
1 (satu) kali
50.000,00
150.000,00
Transportasi local
Monitoring dan
1 (satu) kali
500.000,00
500.000,00
Sub total (Rp.)
1.125.000,00
puskesmas
evaluasi
5. Lain-lain
Kegiatan
Justifikasi
Kuantitas
Harga satuan
Biaya (Rp.)
(Rp.)
Publikasi ilmiah
Pendaftaran ke
2 (dua) kali
500.000,00
1.000.000,00
1 (satu) kali
125.000,00
125.000,00
Sub Total (Rp.)
1.125.000,00
Total (Rp.)
4.450.000,00
jurnal akreditasi dan
seminar
Souvernir
Kenang-kenangan
responden
untuk responden
penelitian
Lampiran 2. Format Biodata Tim Peneliti
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Maryani Setyowati, M.Kes
2
Jabatan Fungsional
Asisten Ahli
3
Jabatan Struktural
-
4
NIP/NIK/Identitas lain
0686.11.2010.380
5
NIDN
0604037501
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Surakarta, 4 Maret 1975
7
Alamat Rumah
Jl. Truntum IX/ no. 39-41 Rt. 04 Rw. 11 Tlogosari
Semarang 50192
8
Nomor Telepon/Faks/ HP
(024) 6719808 / - / 081326271072
9
Jl. Nakula I No.5-11 Semarang
Alamat Kantor
10 Nomor Telepon/Faks
(024) 3549948/(024) 3549948
11 Alamat e-mail
[email protected]
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan
S-1= - orang; S-2= - Orang; S-3= - Orang
13 Mata Kuliah yg Diampu
1. Sistem Informasi Kesehatan
2. Aplikom Statistik Deskriptif
3. Aplikom Manajemen Kesehatan
B. Riwayat Pendidikan
S-1
S-2
S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Diponegoro
Semarang
Universitas Diponegoro
Semarang
-
Bidang Ilmu
Kesehatan Masyarakat /
Kesehatan Lingkungan
Ilmu Kesehatan
Masyarakat/ Simkes
-
Tahun Masuk-Keluar
1999 – 2003
2003 – 2007
-
Pengembangan Sistem
Informasi Produksi
Pangan Industri Rumah
Studi Deskriptif Tentang Tangga untuk
Kadar Logam Berat
Mendukung Pengawasan
Judul
Kadmium (Cd) pada Ikan Program Penyehatan
Skripsi/Thesis/Disertasi Kakap Merah (Lutjanus
Makanan (Studi di Sub
Sp) di Pasar Kota
Dinas Pemberdayaan
Semarang
Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan
Dinas Kesehatan Kota
Semarang Tahun 2006)
-
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun
Disertasi)
No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber*
1
2012
Penerapan Perilaku Hidup UDINUS
Bersih dan Sehat (PHBS)
dengan Media Pembelajaran
Bentuk Video Game Bagi
Anak-anak
Usia
Taman
Kanak-kanak tahun 2012
Jml (Juta Rp)
1,5
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
1
2
Tahun
Judul Pengabdian
Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber*
Jml
(Juta Rp)
2011
Pelatihan Kader Posyandu di
Kelurahan Purwosari Kecamatan
Mijen Kota Semarang
UDINUS
1,5
2011
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Anak Sekolah di SD Purwosari
01 dan 02 Kelurahan Mijen Kota
Semarang
UDINUS
1,125
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
1
Judul Artikel Ilmiah
Pengembangan Sistem Informasi
Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga untuk Mendukung
Pengawasan Program Penyehatan
Makanan (Studi di Sub Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Semarang Tahun
2006)
Volume/ Nomor/Tahun
Vol., 1 No.9 April tahun
2010
Nama Jurnal
Jurnal Kesehatan
Visikes
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar
-
Judul Artikel Ilmiah
-
Waktu dan
Tempat
-
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No
Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman Penerbit
-
H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
-
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5
Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah
Diterapkan
Tahun
Tempat
Penerapan
Respons
Masyarakat
-
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No.
Jenis Penghargaan
-
Institusi
Pemberi
Penghargaan
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian
Internal Dosen UDINUS Program IPTEKS.
Semarang, Januari 2015
Ketua
Maryani Setyowati, M.Kes
BIODATA ANGGOTA PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap (dengan
gelar)
2 Jenis kelamin
3 Jabatan fungsional
4 NIP/ NIK/ Identitas lainnya
5 NIDN
6 Tempat & tanggal lahir
7 Email
8 No telepon/ HP
9 Alamat kantor
10 No telepon/ fax
11 Lulusan yang telah
dihasilkan
12 Mata kuliah yang diampu
Kriswiharsi Kun Saptorini, SKM, M.Kes(Epid)
L/ P
Asisten Ahli
0686.11.2000.292
0617037901
Semarang, 17 Maret 1979
[email protected]
08156505799
Jl. Nakula I no. 5-11 Semarang
024-3549948
S-1= 10 orang; S2= orang; S3=
1.
2.
3.
4.
5.
orang
Epidemiologi Dasar
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Metode Epidemiologi
Statistik Kesehatan
Koding penyakit (ICD-10)
B. Riwayat Pendidikan
Nama PT
Bidang Ilmu
Tahun MasukLulus
Judul Skripsi/
Tesis/ Disertasi
Nama
Pembimbing/
Promotor
S-1
Universitas
Diponegoro
Kesehatan Masyarakat
2000-2003
S-2
Universitas
Diponegoro
Epidemiologi
2008-2011
Survei Karies Gigi dan
Periodontitis pada
Lanjut Usia di Panti
Werdha di Kota
Semarang
Faktor-Faktor Risiko
yang Berhubungan
dengan Status
Periodontal pada
Lanjut Usia di
Posyandu Lansia
Kelurahan Wonosari
Kota Semarang
1.1.B.3.
Dr.
drg. Henry Setiawan
S., MSc.
1.1.B.4.
Dr.
Kris Pranarka,
SpPD, Sp. F, K. Ger
1.1.B.1.
Dr. drg.
Henry Setiawan S.,
MSc.
1.1.B.2.
dr.
Sakundarno Adi,
MSc
S-3
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Desertasi)
No. Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2007
Hubungan Faktor Individu dan Faktor LP3M
1.500.000
Bangunan dengan kejadian nyeri kepala UDINUS
Sick Building Syndrome pada staf edukatif
UDINUS
2 2011
Perbedaan kemampuan ingatan primer LP3M
1.500.000
berbentuk kalimat antara mahasiswa yang UDINUS
diperdengarkan musik instrument klasik
barat dan instrumen klasik jawa
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber
lainnya
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
Judul Pengabdian Kepada
Pendanaan
Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
1
2008
Survei Jentik Berkala dan faktor risiko DKK
3.000.000
DBD di Kelurahan di Kota Semarang
Semarang
2 2011
IbM Peningkatan pengetahuan dan praktik LP3M
2.500.000
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut UDINUS
dalam
upaya
pencegahan
penyakit
periodontal pada lanjut usia kel. Wonosari
Semarang
3 2011
Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan LP3M
2.500.000
dan faktor risiko Tuberkulosis paru di UDINUS
Pondok pesantren Qosim Al Hasi
Kecamatan Mijen Kota Semarang
4 2012
IbM Pelatihan kader kesehatan dalam LP3M
3.000.000
pencegahan DBD di Kel, Bulu Lor Kota UDINUS
Semarang
 Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI
maupun dari sumber lainnya
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir
No
1
Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
Volume/Nomor/
Tahun
Hubungan faktor individu dan Volume 9, No. 2, Visikes
Jurnal
faktor
bangunan
dengan September 2010, Kesehatan
Fakultas
kejadian nyeri kepala Sick ISSN 1412-3746
Kesehatan UDINUS
Building Syndrome pada staf
edukatif
di
Lingkungan
UDINUS Semarang
2
Perbedaan kemampuan ingatan Vol 11 No 3 Majalah Ilmiah DIAN
primer
berbentuk
kalimat September 2011
antara
mahasiswa
yang
diperdengarkan
musik
instrument klasik barat dan
instrumen klasik jawa
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No
Nama Pertemuan Ilmiah/
Judul Artikel
Waktu dan
Seminar
Ilmiah
Tempat
1
Peran Kesehatan Masyarakat Poket periodontal Selasa, 12 April
dalam Pencapaian Millenium pada lanjut usia di 2011, Universitas
Development Goals (MDG’s) Posyandu Lansia Siliwangi
di Indonesia
Kelurahan
Tasikmalaya
Wonosari
Semarang
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No
Judul Buku
Tahun
Jumlah
Halaman
Penerbit
Jenis
Nomor P/ID
1
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No
Judul/ Tema HKI
Tahun
1
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5
Tahun Terakhir
No
Judul/ Tema/ Jenis Rekayasa Sosial Tahun
Tempat
Respon
Lainnya yang Telah Diterapkan
Penerapan Masyarakat
1
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan .
Semarang, Januari 2015
Kriswiharsi Kun Saptorini, S.KM, M.Kes
NPP. 0686.11.2000.292
Lampiran 3.
PEDOMAN OBSERVASI
No.
Kegiatan
1.
Jenis-jenis pelayanan KIA
2.
Jenis formulir pelayanan KIA
3.
Jenis laporan yang dihasilkan dari pelayanan KIA
4.
Jenis pengolahan data di pelayanan KIA
5.
Sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas
6.
Penggunaan komputer untuk pengolahan data di
pelayanan KIA
7.
Jumlah petugas di pelayanan KIA
8.
Program komputer yang digunakan di pelayanan
KIA
9.
Basis data pelayanan KIA
10.
Jaringan komunikasi dan data di pelayanan KIA
Hasil
Lampiran 4.
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA PUSKESMAS
Nama
:
......................................................
Jabatan
:
......................................................
Jenis Kelamin :
......................................................
Umur
......................................................
:
1. Apa saja pelayanan yang diberikan untuk kesehatan ibu dan anak (KIA) di puskesmas
ini?
2. Bagaimanakah kebijakan yang mendasari untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA), apakah pelayanan KIA sudah sesuai dengan kebijakan yang ada?
3. Bagaimanakah bentuk pengelolaan data dari pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
yang digunakan selama ini? Apakah ada kendala atau hambatan dalam pengelolaan data
KIA selama ini, dalam bentuk apa saja?
4. Bagaimanakah pelaksanaan SP3 yang ada di puskesmas ini?
Apakah sudah
menghasilkan data dan informasi yang efektif dan efisien?
5. Apakah data dan informasi untuk pelayanan KIA sudah dioptimalkan penggunaannya
terutama untuk mendukung pengambilan keputusan di puskesmas ini?
6. Apakah ada kebijakan berupa Standart Operasional Prosedur (SOP) untuk pengelolaan
data di pelayanan KIA?
7. Bagaimana pendapat Anda selaku Kepala Puskesmas, bila dibuat bentuk pengolahan data
dan informasi untuk pelayanan KIA dengan menggunakan data mining?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PETUGAS KIA
Nama
:
......................................................
Jabatan
:
......................................................
Jenis Kelamin :
......................................................
Umur
......................................................
:
1. Apa saja pelayanan yang diberikan untuk kesehatan ibu dan anak (KIA) di puskesmas
ini?
2. Apakah ada kebijakan berupa Standar Operasional Prosedur (SPO) unuk pelayanan KIA
di puskesmas ini?
3.
Apa saja jenis data atau formulir yang dibutuhkan untuk pelayanan KIA di puskesmas
ini?
4. Apakah data yang ada sudah memenuhi kebutuhan untuk Program KIA di puskesmas ini?
5. Apa saja jenis informasi atau laporan yang dihasilkan dari pelayanan KIA di puskesmas
ini?
6. Apakah aplikasi SIMPUS sudah memenuhi dan mendukung dalam pelayanan KIA di
puskesmas ini?
7. Apakah ada hambatan dan kendala dalam pengelolaan data untuk pelayanan KIA di
puskesmas ini? Jika ada, sebutkan!
8. Bagaimanakah peran atasan dalam pelaksanaan pengelolaan data untuk pelayanan KIA di
puskesmas ini?
9. Apakah pelayanan KIA sudah terintergrasi dengan bagian lain, khususnya di SP3?
9. Bagaimana pendapat Anda, jika ada pengolahan data untuk dijadikan suatu informasi
yang bermanfaat untuk pelayanan KIA di puskesmas ini?