Download Kinesiologi dan Biomekanik Pertemuan 13

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
KINESIOLOGI DAN
BIOMEKANIK
THORACAL SPINE
Oleh:
Sugijanto
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Mahasiswa memahami anatomi terapan dan
biomekanik Thoracolumbopelvic complex
dengan cara:
 Mampu mendefinisikan struktur jaringan spesifik
Thoracolumbopelvic complex
 Mampu membedakan topografis dan fungsi antara tiap
struktur jaringan spesifik Thoracolumbopelvic
complex
 Mampu merinci tentang gerak Thoracolumbopelvic
complex
 Mampu menghubungkan struktur jaringan spesifik dengan
patologi
 Mampu menghubungkan struktur jaringan spesifik dengan
assessment dan intervensi
PERTANYAAN STUDI
 Sebutkan pembentuk sendi Thoracal spine dan Lumbar spine
 Sebutkan posisi MLPP dan CPP pd Thoracal spine dan
Lumbar spine
 Uraikan bentuk dan fungsi discus intervertebralis Thoracal
spine dan Lumbar spine
 Sebutkan sendi pembentuk Pelvic hip complex
 Sebutkan MLPP dan CPP sendi Pelvic hip complex
 Uraikan stabilitas pasif dan pasif sendi Thoracal spine dan
Lumbar spine .
 Uraikan osteokinematik dan artrokinamatik Thoracal dan
Lumbar spine
 Uraikan pembatas gerak feleksi, ekstensi, lateral fleksi dan
rotasi Thoracal spine dan Lumbar spine.
PERTANYAAN STUDI
(lanjutan)
 Uraikan dan praktekkan palpasi pd: jaringan spesifik






Thoracal spine dan Lumbar spine.
Uraikan dan praktekkan tes pasif, isometric Thoracal
spine dan Lumbar spine.
Uraikan osteokinematik dan artrokinamatik Pelvic hip
complex
Uraikan pembatas gerak feleksi, ekstensi, lateral fleksi
dan rotasi Pelvic hip complex spine.
Uraikan dan praktekkan palpasi pd: regio Pelvic hip
complex
Uraikan dan praktekkan tes pasif, isometric Pelvic hip
complex.
Jelaskan tentang Capsular pattern; Non Capsular
pattern, Hypermobility; Instability, Muscle
tightness/contracture dan Nerve entrapment
PENDAHULUAN
 Morphologic pathology maupun functional pathology
banyak dijumpai dlm klinis, misal HNP, Discosis,
Spondylosis, Arthrosis, Spondylolysthesis, Disc
Migration, Joint Blockade dll.
 Spine merupakan pilar utama trunki berfungsi sbg
penggerak static dan dinamik disamping melindungi
organ.
 Sebagai stabilisator maupun inisiator gerak trunki dan
AGA melalui sterno clavicular dan costae serta AGB
melalui pelvis.
 Fleksibel terhadap tenaga (force) regangan (stretch),
tekanan (copression), dorongan (shear), tekukan (tilt)
maupun putaran (rotation).
 2.1. Cervicothoracal
 V th1 facies articularis superior dlm bidang tranversal dan inferior
dlm bidang frontal.
 Merupakanan jembatan fungsi cervical dan thoracal spine, dimana
akan menyertai gerak cervical pada ROM penuh.
 Ketika cervical rotasi terjadi gerak th1-4 rotasi homolateral,
demikian juga bila fleksi lateral, fleksi maupun ekstensi.
 Pada anomali C7 terdapat cervical rib, sering menimbulkan
patologi thoracic outlet syndrome.
 2.2. Thoracal
 Bentuk corpus lebih oval arah anteroposterior, proc spinous
panjang mengarah kecaudal shg dibelakang corpus vertebra
bawahnya, proc tranversus lebih panjang bersendi dengan costae.
 2.3. Thoraco lumbale
 Merupakanan jembatan fungsi thoracal-lumbar spine, dimana
akan menyertai gerak lumbale pada ROM penuh.
 Th12 facies articularis superior dlm bidang frontal dan inferior dlm
bidang sagital dg perbedaan mencolok, sementara gerakan fleksi
bisa mencapai maksimal 550 dan ekstensi 250.
Intervertebral joints
(facets)
 Facets thoracal spine merupakan sendi
sinovialis dlm bidang frontal seolah saling
menumpuk dimana facies articularis
superior belakang dan facies articularis
inferior didepan.
 Discus intervertebralis
 Tipis (1/5) dibanding cervical dan
lumbale, sangat jarang terjadi HNP
karena stabilitasnya tinggi.
Costovertebral dan
costotranversal joint
 Ujung costae yg sedikit cembung bersendi dg
corpus, atau corpus dan discus atau discus
sbg sendi synovialis, dan bersendi dg proc
tranversus sbg sendi synovialis pula.
 Sendi costovertebral diperkuat oleh capsul dan
ligamenta radiatum. Sendi costotransversal
diperkuat oleh capsul dan ligamenta
costotransversum superior-posterior-inferior
serta costo transversum interosseum .
Costosternal
 Ujung yg lain bersendi dg sternum
melalui fibrocartilage. Costa 11 dan 12
tidak terhubung dg sternum.
Ligamenta
 Seperti vertebrae lain, terdapat lig.
longitudinale anterior didepan corpus, lig.
longitudinale posterior dibelakang corpus, lig.
plavum bag belakang canalis spinalis, lig.
intertransversarium antar proc. transversi,
interspinosum antar proc. spinosi dan lig.
supraspinosum pada belakang proc. spinosi.
Disamping itu terdapat capsuloligamentair
sendi facets dan costovertebral dan
costotransversal.
THORACAL SPINE
 Thoracal spine paling stabil dan grk
kecil, puncak kifosis Th5.
 Th1 perbatasan fungsi dgn cervical.
Grk cervical akhir ROM diikuti grk Th14.
 Th12 – L1 perbatasan thoraco lumbale,
grk lumbale diikuti Th9–12.
 Mobilitas kecil dan pengaruhi rongga
dada
 Costae bersendi dg corpus, / discus
sbg costovertebralis, bersendi dg proc
tranversus sbg costotransversal,
keduanya pengaruhi mobilitas dada.
Otot dada
Diafragma
 Hubungan fungsi antara
diafragma-otot abdomen saling
menunjang.
Intercostalis
 M. intercostalis internus utk
ekspirasi & eksternus inspirasi.
Otot extrarespiratory
 Otot extrarepiratory utk bantu
pernafasan maksimal.
Gerak thoracal spine
 Grk Fleksi menambah kurva
kifose, nucleus terdorong
keposterior, pengempisan
rongga dada.
 Grk esktensi mengurangi kurva
pengembangan rongga dada.
Pembatasan grk oleh
penekanan facets dan proc
spinosus.
 Fleksi lateral otomatis bersama dg
rotasi kontral, tampak rib hump pd
scoliosis. Terjadi penyempitan
forament dan penekanan facets
serta pengecilan rongga dada
homolat.
 Rotasi timbul gapping intervertebrale
kontralat, penekanan costovertebral
homolat dan grk costotransversalsternal.
 Grk pernafasan oleh kerja oleh
diafragma dan intercostalis.
ANALISIS GERAK
THORACAL SPINE
 Fleksi - ekstensi
 ROM aktif fleksi: 550 dari total fleksi trunk
1100 ekstensi 250 dari total 1400 (kapanji
1979)
 Fleksi lateral
 ROM aktif 200 dari total 750
 Rotasi kanan-kiri
 ROM aktif 350 dari total 900
 Inspirasi & Ekspirasi.
 Dalam keadaan normal, inspirasi
merupakan gerak aktif-otomatis,
sedangkan ekspirasi merupakan gerak
passive recoil
GERAK PASIF
 Fleksi – Ekstensi
 ROM pasif 550/0/250
 End feel elastic (flex) dan hard (ext)
 Fleksi lateral
 ROM pasif 200/0/200
 End feel elastic
 Rotasi kanan-kiri
 ROM pasif 350/0/350
 End feel elastc
GERAK ISOMETRIK
 Pada thoracal spine gerak otot tidak
individual, tetapi secara group otot.
 Gerak fleksi (oleh flexor)–ekstensi (oleh
extensor) bersamaan lumbar spine.
 Gerak fleksi lateral dan rotasi terutama
oleh aktifitas otot dinding abdominal (lihat
lumbar spine)
ANALISIS Provokasi.









Compression and traction
Compression posisi netral
Lihat gambar pada lumbar spine
Compression pada seluruh komponen pillars.
posisi extension
Compression pada bilateral facets
posisi side flexion
Compression pada unilateral sisi homolateral.
Traksi terjadi peristiwa sebaliknya
Segmental Joint play
movement
 PACVP . Th1 sd. Th 12.
 Tekanan denngan sisi telapak tangan
(pisiforme) pada proc spinosus kearah
anterior. Disini tergadi gapping bilateral
kerena permukaan gacets vertebra ybs
tedorong keanterior.
 LPAVP Th1 sd. Th 12.
 Merupakan gerak gapping facet, tekanan
pada proc transversus arah anterior.
Tergadi gapping unilateral
 3 demensi ekstensi gapping test.
 Rotasi homolateral, fleksi lateral
kontralateral dan ekstensi
 Costo vertebral / tranversal
 Tekanan pada costa bag dorsal kearah
ventrolateral. Disini terjadi gapping
costotransversal.
Kecacatan
 Cecacatan postur berupa skoliosis (>>
idiopatik) dan kifosis.
 Menimbulkan gang fungsi trunki
Thanks to your
attention
Related documents