Download Dasar Elektronika

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
Modul 1
Penggunaan Resistor dalam Rangkaian
Alat dan Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
Aneka jenis resistor
Breadboard
kabel jumper
DC power supply
multimeter
Dasar Teori
Pengertian Resistor adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua kutup yang
nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri tegangan listrik antara kedua kutub
tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu,
komponen yang satu ini juga yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah
komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan
nilai hambatan yang diinginkan. Berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding
dengan arus yang mengalir :
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling umum dan sering di temukan di
pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor.
Ada 4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk menunjukan
nilai hambatan dari resistor. Kode-kode warna pada resistor nantinya akan kami jelaskan pada postingan
selanjutnya.
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Sementara itu,
karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita
integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan
juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.
Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
Pengenalan bentuk-bentuk dan jenis resistor
Membaca Skematika
Variasi seri-paralel
Pembagi tegangan
Pembagi arus
Modul 2
Mengenal Voltage Regulator dan Pembacaan Datasheet Komponen
Alat dan Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Breadboard
LM317 dan datasheet
Dioda Zener
Resistor
Kapasitor
Multimeter
Dasar Teori
Regulator tregangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output
pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai
kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi
beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian
peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan
pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan. Regulator tegangan untuk suatu power supply
paling sederhana adalah menggunakan dioda zener.
Regulator tegangan variabel merupakan rangkaian regluator yang memiliki tegangan output dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan. Rangkaian regulator tegangan variabel pada saat ini telah tersedia
dalam bentuk chip IC regulator tegangan variabel 3 pin. Salah satu contoh regulator tegangan variabel
adalah IC LM317. IC LM317 merupakan chip IC regulator tegangan variable untuk tegangan DC positif.
Untuk membuat power supply dengan tegangan output variabel dapat dibuat dengan sederhana apabila
menggunakan IC regulator LM317. IC regulator tegangan variabel LM317 memiliki kemampuan
mengalirkan arus maksimum sebesar 1,5 Ampere dan mampu memberikan tegangan output variabel
dari 1,2 volt DC sampai dengan 37 volt DC
Percobaan
1. Membuat regulator tegangan dengan LM317
2. Pengukuran Vout
Modul 3
Sistem Kendali Tegangan 220V dengan TRIAC
Alat dan Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TRIAC
DIAC
Lampu
Sakelar
Resistor
Multimeter
Dasar Teori
Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat lapis berstruktur p-n-p-n
dengan tiga p-n junction. Triac memiliki tiga buah elektrode, yaitu : gate, MT1, MT2. Triac biasanya
digunakan sebagai pengendali dua arah (bi-directional). Apabila kita akan menggunakan triac dalam
pembuatan perangkat atau sistem kontrol elektronik.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Triac :







tegangan breakover maju dan mundur
arus maksimum ( IT maks)
arus genggam minimum (Ih min)
tegangan dan arus picu gate yang diperlukan
kecepatan pensaklaran
tegangan maksimum dV/dt
tegangan blocking triac (VDRM)
Triac akan tersambung (on) ketika berada di quadran I yaitu saat arus positif kecil melewati
terminal gate ke MT1,dan polaritas MT2 lebih tinggi dari MT1, saat triac terhubung dan
rangkaian gate tidak memegang kendali, maka triac tetap tersambung selama polaritas MT2
tetap lebih tinggi dari MT1 dan arus yang mengalir lebih besar dari arus genggamnya (holding
current/Ih), dan triac juga akan tersambung saat arus negatif melewati terminal gate ke
MT1,dan polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2, dan triac akan tetap terhubung walaupun
rangkaian gate tidak memegang kendali selama polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2. Selain
dengan cara memberi pemicuan melalui teminal gate, triac juga dapat dibuat tersambung (on)
dengan cara memberikan tegangan yang tinggi sehingga melampaui tegangan breakover-nya
terhadap terminal MT1 dan MT2, namun cara ini tidak diizinkan karena dapat menyebabkan
triac akan rusak. Pada saat triac tersambung (on) maka tegangan jatuh maju antara terminal
MT1 dan MT2 sangatlah kecil yaitu berkisar antara 0.5 volt sampai dengan 2 volt.
Kurva Karakteristik Triac
Modul 4
Transistor dan Relay
Alat dan Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
Resistor
Transistor NPN
Relay 5V
Power supply
Multimeter
Dasar Teori
Transistor sebagai saklar dapat digunakan dalam dua cara yaitu mode jenuh (saturation) dan
mode tak jenuh. Dalam mode jenuh transistor berfungsi sebagai saklar yang tertutup pada saat
sambungan basis-emiter diberi tegangan maju seperti gambar dibawah. Pada saat transistor
dalam keadaan jenuh maka tegangan kolektor-emiter VC-E(jenuh) adalah 0,1-0,2 Volt dan
transistor sebagai piranti hubung singkat semu. Dalam mode tak jenuh maka transistor
berfungsi sebagai saklar yang terbuka. Pada saat sambungan basis-emiter diberi tegangan balik
arus kolektor tidak mengalir kecuali arus bocor. Pada saat mode tak jenuh tegangan kolektoremiter VC-E akan sebesar tegangan catu (VCC).
Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektro
magnetik). Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan
energi elektro magnetik pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri dari 2 bagian
utama yaitu saklar mekanik dan sistem pembangkit elektromagnetik (induktor inti besi). saklar
atau kontaktor relay dikendalikan menggunakan tegangan listrik yang diberikan ke induktor
pembangkit magnet untuk menrik armatur tuas saklar atau kontaktor relay. Relay yang ada
dipasaran terdapat berbagai bentuk dan ukuran dengan tegangan kerja dan jumalh saklar yang
berfariasi, berikut adalah salah satu bentuk relay yang ada dipasaran.
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara
beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara
saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem
kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut.



Kumparan elektromagnet
Saklar atau kontaktor
Swing Armatur Spring (Pegas)
Relay elektro mekanik memiliki kondisi saklar atau kontaktor dalam 3 posisi. Ketiga posisi saklar
atau kontaktor relay ini akan berubah pada saat relay mendapat tegangan sumber pada
elektromagnetnya. Ketiga posisi saklar relay tersbut adalah :

Posisi Normally Open (NO), yaitu posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NO
(Normally Open). Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber
pada elektromagnetnya.

Posisi Normally Colse (NC), yaitu posisi saklaar relay yang terhubung ke terminal NC
(Normally Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan sumber
pada elektromagnetnya.

Posisi Change Over (CO), yaitu kondisi perubahan armatur sakalr relay yang berubah
dari posisi NC ke NO atau sebaliknya dari NO ke NC. Kondisi ini terjadi saat sumber
tegangan diberikan ke elektromagnet atau saat sumber tegangan diputus dari
elektromagnet relay.
Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan oleh
produsen relay. Dilihat dari desai saklar relay maka relay dibedakan menjadi :

Single Pole Single Throw (SPST), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk
input kumaparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi
NO (Normally Open) saja.



Single Pole Double Throw (SPDT), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2
terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini
memiliki 2 kondisi NO dan NC.
Double Pole Single Throw (DPST), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2
terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar
yang masing-masing saklar hanya memilki kondisi NO saja.
Double Pole Double Throw (DPDT), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2
terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2
kondisi NC dan NO untuk masing-masing saklarnya.
Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban
lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan
beban. Diantara aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya adalah :




Relay sebagai kontrol ON/OF beban dengan sumber tegangan berbeda.
Relay sebagai selektor atau pemilih hubungan.
Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda).
Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada kondisi tertentu.