Survey
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project
JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 ANALISIS PENGELOMPOKAN JUMLAH PENUMPANG BUS TRANS JOGJA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING K-MEANS DAN AGGLOMERATIVE HIERARCHICAL CLUSTERING (AHC) Lisna Zahrotun Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164 Telp: (0274) 563515 ext. 3208 E-mail : [email protected] Abstrak Teknik kluster merupakan teknik pengelompokan yang sudah di kenal, dimana dalam teknik ini bertujuan untuk mengelompokkan data ke dalam kluster sehingga setiap kluster berisi data yang semirip mungkin.Dengan memanfaatkan data dari dinas perhubungantentang jumlah penumpang Trans Jogja, maka dalam penelitian ini dilakukan pengelompokan jumlah penumpang berdasarkan jalur bus dan shelter dengan menggunakan metode clustering k-means, dan Agglomerative Hierarchical Clustering (AHC). Penelitian ini menghasilkan 3 cluster untuk metode K-Means dengan jumlah data untuk cluster 0 ada 15 data, cluster 1 ada 44 data dan cluster 2 ada 54 data. Dan metode AHC3 cluster dengan jumlah data untuk cluster 0 ada 2 data, cluster 1 ada 57 data dan cluster 2 ada 54 data. Sehingga dari hasil pengelompokkan tersebut dapat terlihat metode K-Means memiliki hasil yang lebih baik dari pada metode AHC Kata kunci : shelter, clustering k-means, agglomerative hierarchical clustering . 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk di suatu negara akan berbanding lurus dengan kebutuhan sarana transportasi. Trans Jogja adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah, dan berAC di seputar Kota Yogyakarta yang dicanangkan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) DIY. Berbeda dengan bus kota kebanyakan, bus Trans Jogja membutuhkan halte (shelter) khusus sebagai tempat pertemuan antara calon penumpang dengan bus. Seiring perkembangan waktu, jumlah penumpang bus Patas Trans Jogja mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Namun, kenaikan tersebut belum ditopang dengan peningkatan jumlah shelter, sehingga banyak calon penumpang yang tidak terangkut di jalur bus Trans Jogja. Sedangkan disisi lain pada shelter-shelter tertentu hanya terdapat sedikit calon penumpang pada jam-jam tertentu. Selain itu banyak warga yang mengeluhkan sejumlah tempat yang masuk jalur, tetapi kurang ditemui adanya shelter. Sehingga banyak diantaranya yang ingin menggunakan jasa bus Trans Jogja, tetapi tidak terpenuhi karena tidak adanya shelter. (http\\:transjogja.com) Teknik kluster merupakan teknik pengelompokan yang sudah di kenal, dimana dalam teknik ini bertujuan untuk mengelompokkan data ke dalam kluster sehingga setiap kluster berisi data yang semirip mungkin. Menurut Santosa (2007) ada dua pendekatan dalam clustering, yaitu partisioning dan hirarki. 1039 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 Pada algoritma hierarchical clustering menurut Tang, dkk (2006 ) terdapat beberapa keunggulan yaitu tidak perlu menentukan jumlah klaster yang diinginkan karena proses dapat langsung dihentikan pada saat jumlah klaster sesuai dengan yang diinginkan. Namun algoritma ini juga memiliki kelemahan bergantung pada pemilihan teknik intercluster similarity yang lebih dikenal dengan istilah linkage. Beberapa kelemahan dari linkage tersebut adalah sensitif terhadap adanya outlier, kesulitan menangani variasi bentuk dan ukuran, dan memisahkan cluster yang besar. Sedangkan Berkhin menyebutkan beberapa kelemahan algoritma K‐means adalah: (1) sangat bergantung pada pemilihan nilai awal centroid, (2) tidak jelas berapa banyak cluster k yang terbaik, (3) hanya bekerja pada atribut numerik. Algoritma K-means ini juga memiliki kelebihan yaitu dinilai cukup efisien, yang ditunjukkan dengan kompleksitasnya O(tkn), dengan catatan n adalah banyaknya obyek data, k adalah jumlah cluster yang dibentuk, dan t banyaknya iterasi. Biasanya, nilai k dan t jauh lebih kecil daripada nilai n. Selain itu, dalam iterasinya, algoritma ini akan berhenti dalam kondisi optimum lokal (Tang, dkk 2005). Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan Agglomerative Hierarchical Clustering (AHC) dan juga permasalahan pada Dinas Perhubungan tentang jumlah penumpan bus Trans Jogja maka dilakukan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh penulis yaitu mengelompokkan jumlah penumpang bus dengan metode clustering KMeans ke dalam penelitian ini dengan judul “Analisis Pengelompokan Jumlah Penumpang Bus Trans Jogja Menggunakan Metode Clustering K-Means dan Agglomerative Hierarchical Clustering (AHC)”. 2. TINJAUAN PUSTAKA Irdiansyah (2007) dalam jurnalnya didapatkan informasi dari data penjualan yang besar yaitu sebagai gambaran untuk pengambilan keutusan bagi perusahaan. Pengelompokan dalam penelitian ini juga digunakan oleh perusahaan untuk membuat laporan mengenai karakteristik umum dari grup-grup konsumen yang berbeda. Clustering yang digunakan adalah Agglomerative Hierarchical Clustering Algorithm (AHC algorithm). Pralita (2010) dalam penelitiannya ini penerapan JST digunakan untuk prediksi jumlah penumpang bus di Kabupaten Kebumen dengan menggunakan metode Backpropagation berdasarkan pada data bulan Januari 2004 sampai Juli 2009. Dari hasil pelatihan dan pengujian data yang telah dilakukan, dihasilkan nilai prediksi untuk Agustus 2009 adalah sebesar 21857 orang. Zahrotun (2013) dalam penelitiannya melakukan pengelompokkan mengunakan metode clustering k-means. Dimana dalam penelitian ini masih perlu dikembangkan karena belum dapat menghasilkan data untuk setiap clusternya. 3. DASAR TEORI Analisis kelompok (cluster analisis) adalah pekerjaan mengelompokkan data (objek) yang didasarkan hanya pada informasi yang ditemukan dalam data yang menggambarkan objek tersebut dan hubungan diantaranya (Tan, 2006 dalam buku Prasetyo, 2012). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur jarak data ke pusat kelomok, di antaranya Euclidean (Bezdek, 1981 dalam buku Prasetyo, 2012) menggunakan formula sebagai berikut: 𝐷 (𝑥2 − 𝑥 1 ) = ‖𝑥2 − 𝑥1 ‖2 = √∑𝑝𝑗=1|𝑥2𝑗 − 𝑥1𝑗 | 2 (1) 1040 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 Algoritma Clustering K-Means K-Means merupakan algoritma clustering yang berulang-ulang. Algoritma K-Means dimulai dengan pemilihan secara acak K, K disini merupakan banyaknya cluster yang ingin dibentuk. Kemudian tetapkan nilai-nilai K secara random, untuk sementara nilai tersebut menjadi pusat dari cluster atau biasa disebut dengan centroid, mean atau “means”. Hitung jarak setiap data yang ada terhadap masing-masing centroid menggunakan rumus Euclidian hingga ditemukan jarak yang paling dekat dari setiap data dengan centroid. Klasifikasikan setiap data berdasarkan kedekatannya dengan centroid. Lakukan langkah tersebut hingga nilai centroid tidak berubah (stabil) (Pralita, 2010). Pada tahapan iterasi, nilai centroid cluster ditentukan dengan cara menghitung rata-rata dari data yang terletak pada cluster yang sama menggunakan rumus berikut: vij 1 Ni Ni x k 0 kj (2) dimana: i : indeks dari cluster j : indeks dari variable k : indeks dari data vij : nilai centroid cluster ke-i untuk variabel ke-j xkj : nilai data ke-k yang ada di dalam cluster tersebut untuk variabel ke-j Ni : Jumlah data yang menjadi anggota cluster ke-i Algoritma Clustering AHC Pengelompokan hierarki aglomeratif merupakan metode pengelompokan hierarki dengan pendekatan bawah atas (bottom up). Proses pngelompokan dimulai dari masingmasing data sebagai satu buah kelompok, kemudian secara rekursif mencari kelompok terdekat sebagai pasangan untuk bergabung sebagai satu kelompok yang besar.Proses tersebut diulang terus sehingga tampak bergerak ke atas membentuk jenjang (hierarki). Cara ini membutuhkan parameter kedekatan kelompok (cluster proximity). (Prasetyo, 2012) Single Linked (Jarak Terdekat) Pada metode single linked (jarak terdekat), kedekatan di antara dua kelompok ditentukan dari jarak terdekat (terkecil) diantara pasangan diantara dua data dari dua kelompok yang berbeda (satu dakelompok dari kelompok pertama dan satu lagi dari kelompok yang lain, atau disebut juga kemiripan termaksimal. Formulasi tautan tunggalnya adalah (Prasetyo, 2012): (3) DUV = min{dUV } , dUV ∈ D 4. METODOLOGI 1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian yang akan dibahas adalah data mining untuk mengelompokkan jumlah penumpang Trans Jogja dalam satu hari 1.2 Metode Pengumpulan Data 1.2.1 Studi Pustaka Merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari, membaca dan mengumpulkan dokumen-dokumen sebagai referensi seperti buku, artikel dan literature-literatul yang berhubungan dengan data mining menggunakan metode clustering k-means,serta browsing di internet. 1041 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 1.2.2 5. Observasi Metode observasi ini digunakan untuk mempelajari dan mengetahui secara langsung objek yang diteliti. Objek yang diteliti itu adalah jumlah penumpang Trans Jogja pada shelter musper untuk tiga jalur bus. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Agoritma K-Means Dari hasil pengolahan menggunakan metode K-Means dapat diperoleh hasil bahwa jumlah cluster 0 adalah 15 data, cluster 1 adalah 44 data, dan cluster 2 adalah 54 data. Dengan nilai titik pusat terdapat pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Titik Pusat Cluster K-Means Dan untuk data yang termasuk dalam cluster 0 ditampilkan dalam Tabel 4.3, cluster 1 ditampilkan dalam Tabel 4.4 dan cluster 2 ditampilkan dalam Tabel 4.5. Dalam cluster 0 ini merupakan data dimana jumlah penumpang dikategorikan banyak, cluster 1 jumlah penumpang sedang dan cluster 2 jumlah penumpang sedikit. Sebaran dari data terhadap ketiga cluster menghasilkan jumlah data pada masing-masing cluster sebagai berikut: cluster 0 = 15 data, cluster 1 = 44 data, dan cluster 2 = 54 data. Dari hasil clustering terlihat bahwa densitas/kerapatan data pada masing-masing cluster terlihat seimbang , ini memperlihatkan bahwa data memiliki similiritas yang baik. 1042 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 Tabel 4.3 Data pada cluster 0 metode K-Means Id bus 49 53 55 63 65 69 71 73 77 79 81 83 75 97 99 jam jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 Jalur bus 3B 3B 1B 1A 2A 1A 2A 2B 2B 3A 2A 3A 3A 2A 3A Halte/ shelter Terminal Concat Sarjito Barat Santika Malioboro 3 Malioboro 3 Janti 3 Termconcat Termconcat Papmi Selatan MT Haryono SD Pujokusuman SD Pujokusuman Papmi Selatan Kehutanan Kehutanan jumlah penumpang 74 21 46 53 33 21 37 39 32 22 55 39 34 44 36 Tabel 4.4 Data pada cluster metode 1 K-Means Id bus 58 59 60 61 62 64 66 67 68 70 72 74 75 76 78 80 82 86 88 89 90 91 92 Jam jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 Jalur bus 3B 3B 3B 3B 1A 2A 3A 3A 1A 2A 2B 3A 3A 2B 3A 2A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 1A Halte/ shelter Papmi Utara Papmi Utara Tejokusuman Tejokusuman Malioboro 3 Malioboro 3 Malioboro 3 Malioboro 3 Janti 2 Termconcat Termconcat Papmi Selatan Papmi Selatan Papmi Selatan MT Haryono SD Pujokusuman SD Pujokusuman Tegal turi Utara wirosaban utara wirosaban utara MBS Utara MBS Utara JEC 1 jumlah penumpang 11 11 9 13 11 6 19 14 19 13 16 22 34 8 6 10 6 2 3 12 5 8 12 Id bus 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 Jam jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 Jalur bus 1A 1A 3A 3A 2A 2A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 2A 2A 3A 3A 3A 3A Halte/ shelter JEC 1 JEC 1 JEC 1 JEC 1 Kehutanan Kehutanan Kehutanan Kehutanan Janti Utara Janti Utara Disnaker Disnaker Instiper Selatan Instiper Selatan UPN UPN Manggung Manggung Manggung Manggung Sarjito Timur Sarjito Timur jumlah penumpang 12 18 11 16 26 44 27 36 7 24 4 11 11 16 3 7 2 6 3 11 3 6 1043 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 Tabel 4.5 Data pada cluster 2 metode K-Means Id bus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jam jp 6-8 jp 13-14 jp 15-17 jp 17-19 jp 6-9 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 Jalur bus 1B 1B 1B 1B 2B 2B 2B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3A 3A 3B 3B 2B 2B 1A 1A 1B 1B 3B 3B Halte/ shelter Tamrin Senopati Tamrin Senopati Tamrin Senopati Tamrin Senopati Tamrin Senopati Musper Musper Musper Musper Lowanu barat Lowanu barat Wirosaban selatan Wirosaban selatan SMA 7 SMA 8 Ngabean Ngabean Ngabean Ngabean Ngabean Ngabean Jayakarta Jayakarta Jayakarta Jayakarta Jayakarta Jayakarta jumlah penumpang 7 0 0 0 17 15 20 8 33 1 6 5 2 3 25 8 12 6 18 1 6 6 9 5 0 0 4 Id bus 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 50 51 52 54 56 57 Jam jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 15-17 Jalur bus 1B 1B 3B 3B 3B 3B 2B 2B 1B 1B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 2B 2B 3B 1B 3B 3B Halte/ shelter HarjoLukito HarjoLukito HarjoLukito HarjoLukito Banguntapan Banguntapan Banguntapan Banguntapan JEC Concat JEC Concat JEC Concat JEC Concat MBS Selatan MBS Selatan Instiper Instiper Stikers Stikers JIH JIH Terminal Concat Kentungan Kentungan Sarjito Barat Santika Santika Santika jumlah penumpang 2 9 0 3 9 11 6 12 0 3 1 3 0 2 5 9 3 7 0 0 17 3 12 8 6 2 10 Penggunaan Algoritma Clustering AHC Dari hasil pengolahan menggunakan metode AHC dapat diperoleh hasil bahwa jumlah cluster 0 adalah 32 data, cluster 1 adalah 57 data, dan cluster 2 adalah 54 data. Dan untuk data yang termasuk dalam cluster 0 ditampilkan dalam Tabel 4.6, cluster 1 ditampilkan dalam Tabel 4.7 dan cluster 2 ditampilkan dalam Tabel 4.8. Sebaran dari data terhadap ketiga cluster menghasilkan jumlah data pada masing-masing cluster sebagai berikut: cluster 0 = 2 data, cluster 1 = 57 data, dan cluster 2 = 54 data. Dari hasil clustering terlihat bahwa densitas/kerapatan data pada masing-masing cluster terlihat seimbang , ini memperlihatkan bahwa data memiliki similiritas yang kurang baik. Tabel 4.6 Data pada cluster 0 metode AHC Id bus 1 5 Jam jp 6-8 jp 6-9 Jalurbus 1B 2B Halte/ shelter Tamrin Senopati Tamrin Senopati Jumlah penumpang 7 17 1044 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 Tabel 4.7 Data pada cluster 1 metode AHC Id bus 2 3 6 7 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 Jam jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 15-17 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 Jalur bus 1B 1B 2B 2B 3B 3B 3B 3B 3A 3B 2B 1A 1B 3B 1B 3B 3B 2B 1B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 2B 3B 1B 3B Halte/ shelter Tamrin Senopati Tamrin Senopati Musper Musper Musper Lowanu barat Wirosaban sltan SMA 7 Ngabean Ngabean Ngabean Jayakarta Jayakarta Jayakarta HarjoLukito HarjoLukito Banguntapan Banguntapan JEC Concat JEC Concat MBS Selatan Instiper Stikers JIH Terminal Concat Kentungan Sarjito Barat Santika Santika Jumlah penumpang 0 0 15 20 8 1 5 3 8 6 1 6 5 0 2 0 9 6 0 1 0 5 3 0 17 3 8 6 2 Id bus 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110 112 Jam jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 jp 13-14 Jalur bus 3B 3B 1A 2A 3A 1A 2A 2B 3A 2B 3A 2A 3A 3A 3A 3A 3A 1A 3A 2A 3A 3A 3A 3A 3A 2A 3A 3A Halte/ shelter Papmi Utara Tejokusuman Malioboro 3 Malioboro 3 Malioboro 3 Janti 2 Termconcat Termconcat Papmi Selatan Papmi Selatan MT Haryono SD Pujokusuman SD Pujokusuman Lowanu Timur Tegal turi Utara wirosaban utara MBS Utara JEC 1 JEC 1 Kehutanan Kehutanan Janti Utara Disnaker Instiper Selatan UPN Manggung Manggung Sarjito Timur Jumlah penumpang 11 9 11 6 19 19 13 16 22 8 6 10 6 0 2 3 5 12 11 26 27 7 4 11 3 2 3 3 Tabel 4.8 Data pada cluster 1 metode AHC Id bus 4 5 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 jam jp 17-19 jp 6-9 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 Jalur bus 1B 2B 3B 3B 3B 3B 3A 3B 2B 1A 1B 3B 1B 3B 3B 2B Halte/ shelter Tamrin Senopati Tamrin Senopati Musper Lowanu barat Wirosaban selatan SMA 8 Ngabean Ngabean Ngabean Jayakarta Jayakarta Jayakarta HarjoLukito HarjoLukito Banguntapan Banguntapan jumlah penumpang 0 17 33 6 2 25 12 18 6 9 0 4 9 3 11 12 Id bus 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 jam jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 Jalur bus 3B 3B 1A 2A 3A 1A 2A 2B 3A 2B 3A 2A 3A 3A 3A 3A jumlah Halte/ shelter penumpang Papmi Utara 11 Tejokusuman 13 Malioboro 3 53 Malioboro 3 33 Malioboro 3 14 Janti 3 21 Termconcat 37 Termconcat 39 Papmi Selatan 34 Papmi Selatan 32 MT Haryono 22 SD Pujokusuman 55 SD Pujokusuman 39 Lowanu Timur 0 Tegal turi Utara 0 wirosaban utara 12 1045 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 1B 3B 3B 3B 3B 3B 3B 2B 3B 1B 3B JEC Concat JEC Concat MBS Selatan Instiper Stikers JIH Terminal Concat Kentungan Sarjito Barat Santika Santika 3 3 2 9 7 0 74 12 21 46 10 91 93 95 97 99 101 103 105 107 109 111 113 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 jp 15-17 3A 1A 3A 2A 3A 3A 3A 3A 3A 2A 3A 3A MBS Utara JEC 1 JEC 1 Kehutanan Kehutanan Janti Utara Disnaker Instiper Selatan UPN Manggung Manggung Sarjito Timur 8 18 16 44 36 24 11 16 7 6 11 6 Dari hasil pengelompokkan menggunakan metode clustering K-Means dan clustering AHC maka dalam penelitian ini terlihat hasil dari pengelompokkan clustering K-Means memiliki kemiripan yang lebih seimbang untuk setiap kelompokknya dibandingkan dengan hasil dari pengelompokkan clustering AHC. Sehingga dapat disimpulkan meskipun pada proses clustering KMeans harus menentukan centroid atau titik terlebih dahulu namun dalam kasus ini dapat menghasilkan data pengelompokkan yang labih baik. Sedangkan untuk hasil pengelompokkan menggunakan metode AHC meskipun lebih efisien karena tidak menggunakan titik pusat pada awal pengelompokkan dan hanya menghitung tingkat kemiripan memiliki hasil yang kurang baik. 6. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan data mining dengan algoritma clustering K-Means dan clustering AHC pada jumlah penumpang bus Trans Jogja, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil dari data mining yang dapat digunakan untuk menampilkan informasi pengelompokkan jumlah penumpang berdasarkan jam, halte/shelter dan jalur bus. 2. Hasil dari proses clustering K-Means ini didapatkan 3 cluster dengan jumlah data untuk cluster 0 ada 15 data, cluster 1 ada 44 data dan cluster 2 ada 54 data. 3. Hasil dari proses clustering K-Means ini didapatkan 3 cluster dengan jumlah data untuk cluster 0 ada 2 data, cluster 1 ada 57 data dan cluster 2 ada 54 data. 4. Dalaam penelitian ini dihasilkan metode K-Means memiliki hasil yang lebih baik dari pada metode AHC. 1046 JURNAL INFORMATIKA Vol. 9, No. 1, Jan 2015 Aplikasi data miningyang dihasilkan pada penelitian ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut dalam hal data yang ditampilkan tidak hanya berupa data namun juga dapat digambarkan dalam bentuk grafik dan dendograf yang lebih jelas. DAFTAR PUSTAKA Berkhin, Pavel. Survey on clustering data mining techniques, http://www.ee.ucr.edu/~barth/EE242/clustering_survey.pdf di akses pada Desember 2013 Irdiansyah 2007, “Penerapan Data Mining Pada Penjualan Minuman di PT.Pepsi Cola Indobeverages Menggunakan Metode Clustering” Pralita, F. 2010 ,“Penerapan Jaringan Syaraf tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Penumpang Bus Dengan Metode BackPropagation”, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia. Prasetyo, Eko. 2012, “Data Mining Konsep dan Aplikasi Menggunakan Matlbab”, Andi offset, Yogyakarta. Santosa, Budi, 2007, “Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis”, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tan, Pang‐Ning,; Steinbach,Michael; Kumar ,Vipin, 2006 Data Mining Cluster Analysis : Basic Concepts and Algorithms. http://www-users.cs.umn.edu/~kumar/dmbook/index.php di akses pada Desember 2013 Tang, ZhaoHui; MacLennan, Jamie. 2005. Data Mining with SQL Server 2005. Indiana Polis : Wiley Publishing Zahrotun, L, Perancangan Data Mining Pengelompokan Jumlah Penumpang Trans Jogja menggunakan metode clustering K-Means, Seminar Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan. 2013, Yogyakarta. 134-142 http://transjogja.com/gunakan-trans-jogja/, tanggal akses 12 Desember 2013 1047