Download Power Point PR IPA 8A Ed. 2019

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VIII
Semester 1
Oleh:
1. Rinawan Abadi
2. Risha Rahmawati
3. Siti Nur Hidayah
Disklaimer
Daftar isi
Disklaimer
•
PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
•
Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.
•
Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
•
Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya
sesuai kebutuhan.
•
Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
DAFTAR ISI
BAB I
Sistem Gerak pada Makhluk Hidup
BAB II Gerak dan Gaya
Bab III Usaha dan Pesawat Sederhana
BAB IV Struktur dan Fungsi Tumbuhan serta Pemanfaatannya
dalam Teknologi
BAB V Sistem Pencernaan Manusia
BAB VI
Zat Aditif dan Zat Adiktif
BAB VII Sistem Peredaran Darah Manusia
BAB
I
Sistem Gerak pada
Makhluk Hidup
A. Sistem Gerak pada Manusia
B. Sistem Gerak pada Hewan
dan Tumbuhan
Kembali ke daftar isi
A. Sistem Gerak pada Manusia
1. Tulang (Rangka)
2. Persendian (Artikulasi)
3. Otot
4. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Tulang (Rangka)
Rangka Kepala
Rangka Badan
Rangka Anggota Gerak
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Persendian (Artikulasi)
Sendi Mati (Sinartrosis)
Sendi Gerak (Diartrosis)
Sendi Kaku (Amfiartrosis)
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
3. Otot
a. Otot polos
a. Otot lurik
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
a. Otot jantung
4. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak pada Manusia
a. Berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari.
b. Meningkatkan
konsumsi
makanan
yang
mengandung
banyak kalsium.
c. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung
vitamin D.
d. Menghindari kebiasaan duduk yang salah. Sebaiknya duduk
dengan cara yang benar.
e. Melakukan olahraga secara teratur.
f. Memperhatikan aktivitas fisik yang cukup setiap harinya.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
B. Sistem Gerak pada Hewan dan
Tumbuhan
1. Sistem Gerak pada Hewan
2. Sistem Gerak pada Tumbuhan
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Sistem Gerak pada Hewan
a. Gerak Hewan dalam Air
b. Gerak Hewan di Udara
c. Gerak Hewan di Darat
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Sistem Gerak pada Tumbuhan
a. Gerak Autonom (Gerak Endonom)
Contoh gerak melingkar aliran sitoplasma dalam sel
daun Hydrilla verticillata.
b. Gerak Esionom
Contoh gerak ujung akar menuju tempat berair.
c. Gerak Higroskopis
Contoh
gerak
membukanya
sporangium
pada
tumbuhan paku dan tumbuhan lumut serta pecahnya
kulit buah tumbuhan polong-polongan yang sudah
kering.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
BAB
II
Gerak dan
Gaya
A. Gerak pada Benda
B. Gaya dan Hukum Newton
Kembali ke daftar isi
A. Gerak pada Benda
1. Pengertian Gerak
2. Gerak Lurus
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Pengertian Gerak
Apa itu gerak?
Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya
berubah terhadap titik acuan
Gerak Semu?
Gerak benda yang dilihat oleh pengamat yang berada
dalam sistem bergerak.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Gerak Lurus
Gerak lurus dikelompokkan menjadi dua macam yaitu gerak
lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB)
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Contoh soal:
Roket Space-x bergerak dengan kecepatan
konstan 250 m/s. Selama 5 sekon, roket
melakukan percepatan sebesar 50 m/s2.
Berapakah kecepatan roket sekarang?
Jawaban:
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
B. Gaya dan Hukum Newton
1. Gaya pada Benda
2. Hukum Newton
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Gaya pada Benda
Resultan Gaya
Perpaduan
dua
gaya atau lebih.
Jenis-Jenis Gaya
Gaya Gesek dan
Gaya Berat
Gaya Gesek:
Gaya Sentuh:
a. Gaya Otot
b. Gaya Pegas
c. Gaya Gesek
d. Gaya Mesin
Gaya Tak Sentuh:
a. Gaya Magnet
b. Gaya Gravitasi
c. Gaya Listrik
d. Gaya Berat
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Gaya Berat:
2. Hukum Newton
Hukum I Newton:
menjelaskan tentang sifat
benda yang cenderung
mempertahankan
keadaannya
atau
kelembaman.
Hukum II Newton:
”Jika ada resultan gaya yang
bekerja pada sebuah benda akan
dihasilkan suatu percepatan
dalam arah yang sama dengan
resultan gaya.”
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Hukum III Newton:
”Jika benda pertama mengerjakan
gaya pada benda kedua, benda
kedua akan mengerjakan gaya
pada benda pertama dengan nilai
atau besar yang sama, tetapi
arahnya berlawanan.”
n.
Contoh Soal:
Jawaban:
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
BAB
III
Usaha dan
Pesawat Sederhana
A. Usaha
B. Pesawat Sederhana
Kembali ke daftar isi
A. Usaha
1. Pengertian Usaha
2. Hubungan Usaha dan Energi
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Pengertian Usaha
Apa itu usaha?
Usaha dalam fisika erat hubungannya dengan gaya
dan perpindahan
Bagaimana cara menghitung usaha?
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Hubungan Usaha dan Energi
Bagaimana hubungan usaha dan energi?
Bagaimana dengan laju energi?
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Contoh Soal:
Rano berlari di lintasan melingkar. kecepatan
berlari Rano 2,5 m/s. saat melewati belokan,
kecepatannya berkurang menjadi 1,9 m/s. Jika
massa Rano 45 kg, berapa usaha yang dilakukan
Rano saat berbelok?
Jawaban:
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
B. Pesawat Sederhana
1. Jenis-Jenis Pesawat Sederhana
2. Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada
Otot dan Rangka
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Jenis-Jenis Pesawat Sederhana
a. Tuas (Pengungkit)
b. Bidang Miring
c. Roda Bergandar
d. Katrol
1) Katrol Tetap
2) Katrol Bergerak
3) Katrol Takal
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Contoh Soal:
Jawaban:
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Prinsip Kerja Pesawat Sederhana pada Otot
dan Rangka
Prinsip pesawat sederhana yang terlibat dalam kedua aktivitas
(a) Aktivitas tersebut menerapkan prinsip pesawat sederhana
jenis pengungkit yang meliputi pengungkit jenis I, II, dan III.
(b) Aktivitas tersebut menerapkan prinsip pesawat sederhana
jenis bidang miring dan pengungkit.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
BAB
IV
Struktur dan Fungsi Tumbuhan
serta Pemanfaatannya
dalam Teknologi
A. Struktur dan Fungsi Organ
Tumbuhan
B. Struktur dan Fungsi Jaringan
Penyusun Tumbuhan
C. Teknologi yang Terinspirasi
dari Struktur Tumbuhan
Kembali ke daftar isi
A. Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah dan Biji
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Akar
 Sistem perakaran pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem
perakaran serabut pada tumbuhan Monocotyledoneae dan sistem perakaran
tunggang pada tumbuhan Dicotyledoneae.
 Akar tumbuhan juga dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
fungsinya. Misal akar pada wortel bermodifikasi menjadi umbi akar untuk
menyimpan makanan cadangan.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Batang
 Batang tumbuhan Dicotyledoneae umumnya bercabang-cabang dan berkayu.
Beberapa di antaranya memiliki batang herbaseus (basah), misalnya bayam.
 Batang tumbuhan Monocotyledoneae umumnya tidak bercabang atau lurus
tumbuh ke atas. Selain itu, ruas-ruas terlihat jelas.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
3. Daun
 Pertulangan daun ada yang menjari, menyirip, melengkung, dan ada yang
sejajar.
 Pertulangan daun yang menjari, menyirip, dan melengkung terdapat pada
tumbuhan Dicotyledoneae, sedangkan pertulangan daun yang sejajar
terdapat pada tumbuhan Monocotyledoneae.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
4. Bunga
Bunga lengkap memiliki seluruh
bagian steril dan fertil.
Kembali ke daftar isi
Bunga tidak lengkap
tidak memiliki salah satu bagian bunga.
Kembali ke awal bab
5. Buah dan Biji
Biji
Sumber: goo.gl/90e9Vq
Sumber: goo.gl/w7mQ24
Sumber: goo.gl/5QzufG
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
B. Struktur dan Fungsi Jaringan
Penyusun Tumbuhan
1. Jaringan Penyusun Tumbuhan
2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar,
Batang, dan Daun
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Jaringan Penyusun Tumbuhan
a. Jaringan meristem
 Sel-selnya mampu membelah diri secara terus-menerus untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan.
 Sel-selnya berdinding tipis, berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal, dan relatif kaya akan protoplasma.
b. Jaringan epidermis
 Terdiri atas selapis sel hidup yang berbentuk persegi panjang, tersusun rapat tanpa ruang antarsel, dan tidak berklorofil.
 Berfungsi menutupi dan melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
c. Jaringan parenkim
 Sel-selnya berukuran besar dan tipis, terdiri atas sel-sel hidup yang umumnya berbentuk segi enam, memiliki banyak
vakuola, dan memiliki ruang antarsel yang banyak sehingga susunannya kurang rapat.
d. Jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim)
 Penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan (kolenkim).
 Penguat pada organ-organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan (sklerenkim).
e. Jaringan pengangkut (xilem dan floem)
 Berfungsi mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun (xilem).
 Berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan (floem).
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar,
Batang, dan Daun
Struktur dan
Fungsi
Jaringan
pada Akar,
Batang, dan
Daun
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
C. Teknologi yang Terinspirasi dari
Struktur Tumbuhan
1. Teknik Pemasangan Batu Bata
2. Teknik Fondasi Cakar Ayam
3. Teknik Panel Listrik Tenaga Surya
4. Teknik Pembuatan Air Mancur dan Sumur Bor
5. Teknik Sensor Cahaya
6. Teknik Lapisan Pelindung dan Pengilap
7. Teknik Pemurnian Air
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1.Teknik Pemasangan Batu Bata
Jaringan epidermis memiliki bentuk seperti balok, tersusun rapat, dan tidak memiliki ruang
antarsel. Keadaan inilah yang mengilhami teknik pemasangan batu bata.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Teknik Fondasi Cakar Ayam
Pohon nyiur memiliki akar serabut yang mampu menopang tanaman tersebut meskipun
struktur tanahnya tidak stabil. Dari sinilah struktur akar tanaman nyiur diadopsi untuk
menciptakan fondasi ”berserabut” pipa beton yang menyangga gedung-gedung besar.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
3. Teknik Panel Listrik Tenaga Surya
Teknologi ini dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi
matahari untuk menghasilkan energi kimia.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
4. Teknik Pembuatan Air Mancur dan Sumur Bor
Pembuatan air mancur dan sumur bor terinspirasi dari konsep kapilaritas pada
jaringan xilem. Daya kapilaritas ini memungkinkan akar dan batang tumbuhan
menyerap air naik melawan gaya gravitasi bumi.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
5. Teknik Sensor Cahaya
 Teknik sensor cahaya merupakan teknik yang digunakan pada lampu penerangan
jalan yang dilengkapi dengan fotoresistor atau LDR (light-dependent resistor) dan
sakelar pengatur on/off otomatis.
 Teknik ini terinspirasi dari tumbuhan kaktus. Tumbuhan kaktus memiliki stomata
yang dapat membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari untuk
mengurangi penguapan air.
 Proses membuka dan menutupnya stomata ini dipengaruhi oleh aktivitas sel
penjaga stomata. Di dalam sel penjaga ini terdapat reseptor cahaya yang disebut
fotoreseptor, yang menginspirasi pembuatan fotoresistor pada lampu penerangan
jalan.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
6. Teknik Lapisan Pelindung dan Pengilap
Dengan meniru lapisan permukaan daun tanaman seroja, sebuah perusahaan asal
Jerman mampu membuat teknologi lotusan untuk melapisi permukaan gedung
pencakar langit. Gedung pencakar langit yang dilapisi lotusan mampu membersihkan
permukaannya sendiri dengan tetesan air hujan, seperti halnya tanaman seroja.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
7. Teknik Pemurnian Air
Mekanisme penyerapan pada aquaporin (akar tanaman eceng gondok) menginspirasi
ilmuwan untuk mengembangkan teknologi pemurnian air. Dengan teknologi ini, air yang
kotor dapat disaring sehingga diperoleh air bersih yang aman untuk dikonsumsi.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
BAB
V
Sistem Pencernaan Manusia
A. Zat-Zat Makanan yang
Diperlukan Tubuh
B. Struktur dan Fungsi
Sistem Pencernaan
Makanan pada Manusia
Kembali ke daftar isi
A. Zat-Zat Makanan yang Diperlukan Tubuh
1. Jenis Nutrisi
2. Kebutuhan Kalori
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Jenis Nutrisi
a. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat sebagai sumber energi. Ada tiga jenis karbohidrat yaitu gula, pati (amilum), dan serat.
b. Protein
Fungsi utama protein sebagai sumber energi. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti kacang
kedelai dan kacang hijau. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur.
c. Lemak
Fungsi utama lemak sebagai sumber energi. Lemak dapat berasal dari tumbuhan (lemak nabati) dan dari hewan
(lemak hewani).
d. Vitamin
Berdasarkan kelarutannya, ada vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan ada vitamin yang larut
dalam air (vitamin B dan C). Secara umum vitamin berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan sel, berperan
sebagai koenzim (pengaktif enzim), dan mempertahankan fungsi jaringan supaya normal.
e. Mineral
Mineral merupakan bahan-bahan anorganik yang berfungsi sebagai zat pengatur tubuh.
f. Air
Tubuh kita membutuhkan ± 2,5 liter air setiap harinya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dalam bentuk
keringat, uap air, dan urine.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Kebutuhan Kalori
Rumus Menghitung Berat Badan Ideal
Pada dasarnya penghitungan berat badan ideal dan kebutuhan kalori dapat dilakukan dengan rumus
seperti diuraikan di atas. Sebagai contoh, peserta didik A memiliki berat badan 40 kg dan tinggi badan
145 cm. Jadi, nilai IMT-nya sebagai berikut:
Jadi, peserta didik A sudah memiliki berat badan ideal. Oleh karena itu, peserta didik tersebut perlu
menjaga berat badan idealnya dengan cara menghitung kebutuhan kalorinya untuk setiap hari yaitu 30
kkal × 40 kg = 1.200 kkal. Jadi, asupan kalori setiap harinya sekitar 1.200 kkal.
Catatan: Pada keadaan normal, setiap hari tubuh menggunakan energi sekitar 30 kkal untuk setiap 1 kg berat tubuh.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
B. Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan
Makanan pada Manusia
1. Organ Pencernaan Utama
2. Organ Pencernaan Tambahan
3. Proses Pencernaan Makanan
4. Gangguan pada Sistem Pencernaan
dan Upaya Penanggulangannya
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Organ Pencernaan Utama
 Di dalam mulut, makanan dicerna secara
mekanis dan kimiawi. Alat-alat pencernaan
yang membantu proses pencernaan di dalam
mulut yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
 Makanan yang telah dicerna di rongga mulut
akan ditelan dan masuk kerongkongan.
 Di dalam lambung terjadi proses pencernaan
makanan secara mekanis dan kimiawi.
 Di dalam usus halus, makanan dicerna secara
kimiawi.
 Usus besar memiliki fungsi utama yaitu
mengatur kadar air pada sisa makanan.
 Anus terdiri atas dua lapis otot yaitu otot polos
dan otot lurik. Kedua jenis otot ini bekerja sama
mengeluarkan feses (defekasi).
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Organ Pencernaan Tambahan
Apa itu organ pencernaan tambahan?
 Organ pencernaan tambahan merupakan organ yang tidak dilewati makanan tetapi berperan
dalam proses pencernaan makanan.
 Organ pencernaan tambahan terdiri atas hati dan pankreas.
 Sel-sel hati menghasilkan getah empedu yang mengandung kolesterol, asam kolik, garam
empedu, lesitin, bilirubin, dan elektrolit.
 Getah empedu akan dikeluarkan ke usus dua belas jari yang berperan dalam mengemulsikan
lemak menjadi butiran-butiran lebih halus sehingga mudah dicerna oleh enzim lipase.
 Getah pankreas mengandung zat-zat seperti berikut.
1)
Natrium bikarbonat, berfungsi menetralkan keasaman isi usus dengan menaikkan pH-nya
menjadi 7,1–8,5.
2)
Enzim amilase, berfungsi merombak amilum menjadi maltosa dan glukosa.
3)
Enzim tripsin, berfungsi memecah molekul protein menjadi asam amino.
4)
Enzim lipase, berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
3. Proses Pencernaan Makanan
Mekanis
Kimiawi
Proses pemecahan
makanan yang berukuran
besar menjadi berukuran
lebih
kecil atau halus dengan
bantuan gerakan alat
pencernaan
Proses
penguraian makanan dari
bentuk kompleks ke
bentuk yang
lebih sederhana dengan
bantuan enzim
pencernaan
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
4. Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Upaya
Penanggulangannya
a. Karies gigi
Karies gigi terjadi ketika bagian luar gigi (enamel) terkena asam yang diproduksi bakteri, lalu dinetralisasi oleh ludah.
Salah satu cara mencegah penyakit ini yaitu rutin menggosok gigi minimal 2 kali sehari terutama setelah makan.
b. Mag (gastritis)
Gastritis dapat disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi bakteri Helycobacter pylori, dan ketidakteraturan dalam pola
makan Penyakit mag dapat dicegah dengan cara makan teratur. Penyakit yang dipicu infeksi bakteri Helicobacter pylori
dapat diobati dengan antibiotik sesuai resep dokter.
c. Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan berdosis
tinggi. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi virus hepatitis. Penyakit inidapat dicegah dengan pemberian vaksin
dan menerapkan pola hidup sehat misalnya olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan tidak mengonsumsi alkohol.
d. Konstipasi
Konstipasi terjadi karena adanya penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan di usus besar. Akibatnya, feses
menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Konstipasi dapat dicegah dengan cara mengonsumsi banyak
makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
BAB
VI
Zat Aditif dan Adiktif
A. Zat Aditif Makanan dan Pengaruhnya
terhadap Kesehatan
B. Zat Adiktif Narkotika dan
Psikotropika
C. Zat Adiktif Bukan Narkotika
dan Psikotropika
D. Dampak NegatifPenyalahgunaan
Narkotika dan Psikotropika serta
Pencegahannya
Pembuatan bakso umumnya
menggunakan Zat Aditif
Makanan: pengawet dan
penyedap
Kembali ke daftar isi
A. Zat Aditif Makanan dan Pengaruhnya terhadap
Kesehatan
1. Bahan Pewarna
2. Bahan Pemanis
3. Bahan Pengawet
4. Bahan Penyedap Rasa dan Aroma
5. Bahan Aditif lainnya (antioksidan, pengemulsi,
antikempal, antibusa, pengembang, dan pengeras)
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Bahan Pewarna
Pewarna Alami
Bahan Pewarna
Berbahaya
Pewarna Buatan
(Sintetis)
Bunga telang
Sumber:https://bit.ly/2
PWnCW1
Daun suji
Sumber:https://bit.ly/2
HdkXEn
Buah naga
1. tartrazine (kuning)
1. ponceau 3R
2. eritrosin (merah)
2. methanil yellow
3. hijau FCF
3. rhodamin B
4. lissamine green
4. violet 6B
5. benzil violet (ungu)
5. scarlet GN
6. indigo karmin (biru)
4. chocolate brown FB
7. cokelat HT (cokelat)
5. chrysoine S
8. biru berlian FCF
9. sunset yellow FCF
Sumber:https://bit.ly/2
PWQJbD
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Bahan Pemanis
Pemanis Alami
Perbedaan Pemanis
Alami dan Buatan
Pemanis Buatan
(Sintetis)
Gula merah
Pemanis Alami
Pemanis Buatan
1. sakarin
Sumber:https://bit.ly/2
JxPLRZ
Madu
2. aspartam
Terurai pada suhu
tinggi
Cukup stabil pada
suhu tinggi
3. siklamat
Berkalori tinggi
Tidak atau hampir
tidak berkalori
Harga relatif
mahal
Harga sangat
terjangkau
Berasa manis
normal
Rasa manis ratusan
kali lebih manis
Aman bagi
kesehatan
Sebagian
berpotensi
karsinogen
4. asesulfam-K
5. sukralosa
6. sorbitol
Sumber:https://bit.ly/2
JwnL0Z
Kayu manis
Sumber:https://bit.ly/2
JchvMB
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
3. Bahan Pengawet
Pengawet Alami
Pengawet Berbahaya
Pengawet Buatan
(Sintetis)
Bawang putih
1. belerang dioksida
Formalin
Boraks
menekan fungsi
sel sehingga
mengakibatkan
kematian sel dan
menimbulkan
keracunan,
iritasi lambung,
dan alergi
keracunan,
gangguan pada
sistem saraf pusat,
ginjal, hati, dan
kulit, pendarahan
di lambung,
komplikasi pada
otak dan hati,
serta kematian.
2. nitrit dan garamnya
Sumber:https://bit.ly/2
YgbORc
Garam dapur
3. garam sulfit
4. asam benzoat dan
garamnya
5. asam sorbat dan
Sumber:https://bit.ly/2
Hb4tg2
garamnya
Keluak
Sumber:https://bit.ly/2
LAirwd
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
4. Bahan Penyedap Rasa dan Aroma
Penyedap Alami
Penyedap Aroma
Sintetis
Penyedap Buatan
(Sintetis)
Serai
MSG
Senyawa Ester
Sumber:https://bit.ly/2
HdwZO3
Merica
Sumber:https://bit.ly/2
LC0DB4
Seledri
Oktil asetat
Jeruk
Isoamil asetat
Pisang
Isoamil valerat
Apel
Isobutil propionat
Rum
Propil asetat
Pir
Etil butirat
Nanas
Etil asetat
Arbei
Butil asetat
Murbai
Amil asetat
Pisang ambon
Sumber:https://bit.ly/2
VrR38h
Kembali ke daftar isi
Aroma Buah yang
Dihasilkan
Kembali ke awal bab
5. Bahan Aditif Lainnya
Sumber:https://bit.ly/2YpaRq0
Bahan Antioksidan
Sumber:https://bit.ly/2LGu1WE
Bahan Antibusa
Sumber:https://bit.ly/2JxgvSJ
Pengemulsi
Sumber:https://bit.ly/2JewxSd
Bahan Pengembang
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Sumber:https://bit.ly/2LGu1WE
Bahan Antikempal
Sumber:https://bit.ly/2HmIfH3
Bahan Pengeras
B. Zat Adiktif Narkotika dan Psikotropika
1. Jenis-Jenis Zat Adiktif
2. Ciri-Ciri Pecandu Narkotika dan Psikotropika
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Jenis-Jenis Zat Adiktif
Narkotika
Narkotika
Golongan I
Narkotika
Golongan II
Psikotropika
Narkotika
Golongan III
Psikotropika
Golongan I
Psikotropika
Golongan II
Psikotropika
Golongan III
Psikotropika
Golongan IV
opium,
morfin,
kodein,
brolamfetamina,
metilfenidat,
katina,
diazepam,
kokaina,
fentanil,
etil morfina,
tenamfetamina,
amineptina,
pentazosina,
barbital,
meskalina,
petidina,
psilosibina
metadon
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Ciri-Ciri Pecandu Narkotika dan Psikotropika
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
C. Zat Adiktif Bukan Narkotika dan Psikotropika
1. Rokok
2. Alkohol
3. Kafein
4. Zat Inhalansia
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Rokok
Karbon monoksida
Nikotin
Tar
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
2. Alkohol
Sumber:https://bit.ly/2E3Q0R2
Golongan A
- kadar etanol 1%-5%
- bir
Sumber:https://bit.ly/2Vz92cM
Sumber: https://bit.ly/2tr1QwC
Golongan B
- kadar etanol 5%-20%
- anggur atau wine
Kembali ke daftar isi
Golongan C
- kadar etanol 20%-45%
- Whiskey, Vodka, TKW,
Manson House, Johny
Walker, Kamput
Kembali ke awal bab
3. Kafein
4. Zat Inhalansia
tiner
Kopi
Sumber:https://bit.ly/2
vVljcu
vernis
Daun
teh
Sumber:https://bit.ly/3
0bHycd
Cokelat
correction pen
Sumber:https://bit.ly/3
0f2dfh
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
D. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Pencegahannya
1. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif
2. Penyembuhan dan Pencegahan Penyalahgunaan Zat Aditif
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1. Dampak Negatif Penyalahgunaan Zat Adiktif
Golongan Depresan
1) Merusak hati, paru-paru,
ginjal, jantung, dan
koordinasi tubuh.
2) Menimbulkan rasa sakit,
kejang-kejang, dan
depresi.
3) Mengakibatkan
ketergantungan secara
fisik dan mental.
4) Melemahkan sistem
saraf.
5) Mengakibatkan
kematian apabila
overdosis
Golongan Stimulan
1) Menaikkan tekanan
dara.
2) Merusak sel-sel saraf.
3) Denyut nadi tidak
beraturan.
4) Menurunkan berat badan.
5) Mengakibatkan paranoid
dan kematian
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Golongan Halusinogen
1) Merusak ginjal dan
sel-sel saraf.
2) Memengaruhi daya ingat
dan konsentrasi.
3) Mengakibatkan
kebingungan dan
kegilaan (skizofrenia).
2. Penyembuhan dan Pencegahan Penyalahgunaan Zat Aditif
Penyembuhan
Pertolongan pertama
Resusitasi
Pencegahan
Tidak terlibat dalam jaringan peredaran narkotika dan
psikotropika, baik langsung maupun tidak langsung, seperti
pemakai atau pengedar
Detoksifkasi
Rehabilitasi
Menolak ajakan teman atau orang yang baru dikenal apabila
menawarkan narkotika dan psikotropika, meskipun
diberikan secara gratis tanpa harus membelinya.
Memberitahukan kepada pihak berwajib setempat apabila
mengetahui adanya sindikat narkotika dan psikotropika
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
BAB
VII
Sistem Peredaran Darah
Manusia
A. Struktur dan Fungsi Sistem
Peredaran Darah Manusia
B. Gangguan dan Kelainan pada
Sistem Peredaran Darah
serta Upaya Pencegahan dan
Penanggulangannya
Kembali ke daftar isi
A. Struktur dan Fungsi Sistem
Peredaran Darah Manusia
1. Komponen-Komponen Penyusun Sistem Peredaran
Darah
2. Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia
3. Frekuensi Denyut Jantung
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
1.
Komponen-Komponen
Peredaran Darah
Penyusun
Darah
Jantung
• Sel darah
merah
• Sel darah
putih
• Keping darah
• Terdiri atas
empat ruang
• Bekerja
dengan cara
kontraksi dan
relaksasi
Sistem
Sumber: goo.gl/u6Vr5f
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
Pembuluh
darah
• Pembuluh
nadi
• Pembuluh
balik
• Pembuluh
kapiler
2. Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia
Sumber: goo.gl/HgJ6gn
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
3. Frekuensi Denyut Jantung
Dipengaruhi oleh:
a. Aktivitas
b. Jenis kelamin
c.
Usia
d. Suhu tubuh
e. Keadaan kesehatan
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab
B. Gangguan dan Kelainan pada Sistem Peredaran Darah
Manusia Beserta Upaya Pencegahannya
1. Strok
Strok terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah sehingga terjadi
kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Strok dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat seperti
mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
2. Hipertensi dan Hipotensi
Hipertensi diakibatkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi terjadi apabila nilai ambang tekanan
sistolik antara 140–200 mmHg atau lebih dan nilai ambang tekanan diastolik antara 90–110 mmHg atau lebih. Hipertensi
dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat seperti tidak mengonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok,
berolahraga secara teratur, serta istirahat yang cukup. Hipotensi merupakan kebalikan dari hipertensi yaitu kondisi
tekanan darah yang rendah. Hipotensi terjadi jika tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg. Hipotensi dapat dicegah
melalui beberapa cara yaitu minum air putih 8–10 gelas setiap hari, mengonsumsi makanan yang mengandung cukup
garam, dan berolahraga ringan secara teratur.
3. Anemia
Anemia dapat disebabkan oleh kehilangan banyak darah atau gangguan pembentukan darah. Anemia dapat dicegah
dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan jika perlu
mengonsumsi suplemen penambah zat besi.
Kembali ke daftar isi
Kembali ke awal bab