Download Surgical Site Infection in Obstetrics

Survey
yes no Was this document useful for you?
   Thank you for your participation!

* Your assessment is very important for improving the workof artificial intelligence, which forms the content of this project

Document related concepts
no text concepts found
Transcript
HASIL PENELITIAN
Infeksi Luka Operasi (ILO) di Bangsal Kebidanan dan
Kandungan RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM):
Laporan Serial Kasus Bulan Agustus-Oktober 2011
Eustachius Hagni Wardoyo1, Enty Tjoa2, Dwiana Ocvyanty3, Lucky H Moehario4
1. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat,
2. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jakarta,
3. SMF Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta,
4. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan: Mendeskripsikan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) di bangsal Kebidanan dan Kandungan RSCM selama bulan Agustus-September
2011. Metode: Deskripsi analitik terhadap data rekam medik di bagian Kebidanan dan Kandungan RSCM dengan cara purposive sampling.
Kejadian ILO yang dilaporkan oleh tim pengendalian infeksi rumah sakit (PPIRS) dimasukkan sebagai kriteria inklusi. Hasil: Infeksi Luka Operasi
(ILO) di Bangsal Kebidanan dan Kandungan RSCM selama Agustus-Oktober 2011 memiliki insidens 25/566 (4,4%). Mikroorganisme penyebab ILO:
E. coli (7), Acinetobacter spp. (2), Staphylococcus epidermidis (2), Pseudomonas spp., Enterobacter aerogenes, Klebsiella oxytoca, Klebsiella pneumonia,
Staphylococcus aureus, Streptococcus nonhemolitikus, grup D masing-masing 1, Staphylococcus sp. & Bacillus sp. (1), Klebsiella pneumonia &
Pseudomonas sp. (1) dan E.coli & Acinetobacter sp. (1). Simpulan: Insidens ILO bangsal Kebidanan dan Kandungan pada Agustus–Oktober 2011
dilaporkan 4,4%. E. coli merupakan organisme penyebab ILO terbanyak.
Kata kunci: Infeksi luka operasi, infeksi nosokomial, bangsal kebidanan dan kandungan
ABSTRACT
Objective: To describe the incidence of surgical site infection (SSI) in Obstetric and Gynaecologic Ward Cipto Mangunkusumo National Referral
Hospital (RSCM) during August to September 2011. Method: Analytic description on medical record from Obstetric and Gynaecologic Ward
obtained by purposive sampling methods. The incident of SSI reported by RSCM infection control team was included. Result: The incidence of
SSI during August to September 2011 was 25/566 (4,4%). The organism detected were: E. coli (7), Acinetobacter spp. (2), Staphylococcus epidermidis
(2), Pseudomonas spp., Enterobacter aerogenes, Klebsiella oxytoca, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Streptococcus nonhemolitikus, grup
D one case each, Staphylococcus sp. & Bacillus sp. (1), Klebsiella pneumonia & Pseudomonas sp. (1) dan E.coli & Acinetobacter sp. (1). Conclusion:
The incidence of SSI in Obstetric and Gynaecologic ward during August to September 2011 was 4.4%. E. coli was the organism most frequently
isolated. Surgical Site Infection in Obstetrics-Gynecology Ward, Cipto Mangunkusumo General Hospital: Case Series August-October
2011.
Key words: Surgical site infection, nosocomial infection, obstetric and gynaecologic ward
PENDAHULUAN
Infeksi Luka Operasi (ILO) merupakan infeksi
yang terjadi dalam 30 hari sesudah dilakukan
operasi. ILO merupakan salah satu bentuk dari
13 jenis infeksi nosokomial.1
Faktor-faktor risiko ILO terbagi atas dua faktor
utama: kondisi pasien dan kondisi operasi.
(tabel 1).
Adapun jenis ILO dikelompokkan oleh CDC
dalam tiga kategori: ILO superfisial, ILO dalam
dan ILO organ/ruang (gambar 1):
Alamat korespondensi
332
Faktor risiko ILO lain untuk kasus obstetri
dan ginekologi, antara lain pembentukan
hematom pasca bedah, operasi di RS
Pendidikan, dan korioamniositosis.2,3
Laporan IPCN-Link RSCM menyebutkan Infeksi
Daerah Operasi di Bangsal Kebidanan dan
Kandungan bulan Agustus 2011 sebanyak 10
kasus, September 2011 7 kasus dan Oktober
2011 8 kasus.4 Kasus ILO belum pernah terjadi
di bulan-bulan sebelumnya. Laporan kasus
serial ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kejadian ILO di bangsal Kebidanan dan
Kandungan RSCM pada bulan Agustus,
September dan Oktober 2011.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik menggunakan data sekunder rekam
medis RSCM. Kejadian ILO yang dilaporkan
oleh tim pengendalian infeksi rumah sakit
(PPIRS) dimasukkan sebagai kriteria inklusi.
Sampel yang dianalisis adalah pasien di
bangsal Kebidanan dan Kandungan RSCM
yang memenuhi kriteria ILO menurut CDC
(2008).
email: [email protected]
CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014
HASIL PENELITIAN
Diabetes tidak terkontrol
keganasan (2), diabetes melitus, ketuban
pecah dini, dan gemelli masing-masing 1
kasus (tabel 2).
Merokok/mengunyah tembakau
(nginang)
Tabel 2 Karakteristik pasien dengan ILO di bangsal
Obesitas
Kebidanan dan Kandungan RSCM Agustus-Oktober 2011
Tabel 1 Faktor risiko ILO (CDC, 2008)1
Faktor pasien
Status nutrisi
Infeksi yang terjadi sebelum operasi di
tempat selain lokasi operasi
Karakteristik
Kolonisasi mikroorganisme
Usia
Imunodefisiensi
Tipe operasi
Lama tinggal di RS sebelum operasi
Faktor operasi Cukur rambut pre-operatif
Skin preparation pre-operatif
N (%)
rerata 32,5 [21-52]
Sectio caesarea
20 (80%)
Laparotomi
3 (12%)
Onkologi
Mikroorganisme penyebab tersering adalah
E. coli (7), disusul Acinetobacter sp., dan
Staphylococcus epidermidis (2). Pseudomonas
sp., Enterobacter aerogenes, Klebsiella oxytoca,
Klebsiella
pneumonia,
Staphylococcus
aureus,
Streptococcus
nonhemolitikus,
grup D, masing-masing 1. Tumbuh dua
mikroorganisme dalam satu spesimen
Staphylococcus sp. & Bacillus sp. (1), Klebsiella
pneumonia & Pseudomonas sp. (1), dan E.coli
& Acinetobacter sp. (1) (tabel 3).
2 (8%)
Durasi operasi
Durasi operasi
Rerata 1,46 jam [1-5,5]
Antibiotik profilaksis
Selisih operasi sd ILO
Rerata 6,36 hari [3-11]
Ventilasi ruang operasi
Sifat operasi
Tabel 3 Hasil kultur mikroorganisme spesimen swab luka
Mikroorganisme
Jumlah
kasus
Pemrosesan instrumen
Elektif
18 (72%)
E. coli
7
Materi asing di lokasi operasi
Cito
7 (28%)
Acinetobacter sp.
2
Drain bedah
Teknik bedah (hemostasis tidak baik,
gagal menghilangkan dead space,
trauma jaringan)
Faktor risiko maternal
Staphylococcus epidermidis
2
Preeklamsi berat
5 (20%)
Pseudomonas sp.
1
Obesitas
2 (8%)
Enterobacter aerogenes
1
Status keganasan
2 (8%)
Klebsiella oxytoca
1
Diabetes mellitus
1 (4 %)
Klebsiella pneumoniae
1
Ketuban pecah dini
1 (4%)
Gemeli
1 (4 %)
Staphylococcus aureus
1
Jenis ILO
ILO dalam
24 (96%)
ILO organ
1 (4%)
Insidens ILO
Insidens ILO di bangsal Kebidanan dan
Kandungan RSCM pada bulan AgustusNovember sebesar 4,4% (25/566) dengan
rincian bulan Agustus (10/176), September
(7/183), dan Oktober (8/207) (gambar 2).
Streptococcus nonhemolitikus, grup D
1
Staphylococcus sp. & Bacillus sp.
1
Klebsiella pneumonia & Pseudomonas sp.
1
E.coli & Acinetobacter sp.
1
Penggunaan antibiotik profilaksis
Dari 25 kasus, antibiotik profilaksis terekam
digunakan pada 10 kasus: amoksisilin-asam
klavulanat 1 jam sebelum operasi pada 8
kasus, seftriakson 1 jam sebelum operasi pada
2 kasus (tabel 4).
Gambar 1 Ilustrasi pengelompokan ILO1
Tabel 4 Antibiotik profilaksis yang digunakan
HASIL
Karakteristik subyek penelitian
ILO dialami oleh 25 perempuan. Kriteria
inklusi adalah pasien mengalami infeksi luka
operasi dalam rentang 30 hari setelah operasi
dengan gejala: pus di sekitar luka operasi dan
atau lepas jahitan (dehisensi) yang dilaporkan
PPIRS RSCM sebagai ILO. Subyek memiliki usia
rerata 32,5 tahun [21-52]. Jenis operasi adalah
sectio caesarea (SC) 20 kasus, laparotomi 3
kasus, dan onkologi 2 kasus. Sebanyak 7 kasus
merupakan operasi segera (cito) dan 18 kasus
operasi elektif. Sebanyak 24 kasus merupakan
ILO dalam dan 1 kasus merupakan ILO organ.
Selisih waktu antara operasi dengan terjadinya
ILO (onset ILO) rata-rata 6,36 hari [3-11]. Rerata
lama operasi 1,46 jam [1-5,5]. Seluruh kasus
ILO menjalani operasi di kamar operasi IGD
lantai 3. Faktor risiko maternal yang terekam
adalah preeklamsi berat (5), obesitas (2), status
CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014
Antibotika profilaksis
amoksisilin-asam klavulanat 1 jam
sebelum operasi
Gambar 2 Insidens ILO di bangsal Kebidanan dan
Jumlah
kasus
8
seftriakson 1 jam sebelum operasi
2
Total
10
Kandungan RSCM periode Agustus–Oktober 2011
Hasil pemeriksaan mikrobiologi
Dari 25 kasus (24 ILO dalam dan 1 ILO organ),
dilakukan kultur pada 21 kasus, pada 4 kasus
sisanya tidak ada data hasil kultur maupun
data instruksi kultur. Dari 21 kasus didapatkan
25 spesimen aerob dan 2 spesimen
anaerob. Pada spesimen aerob ditemukan
pertumbuhan bakteri pada 20 spesimen
(80%), 3 kasus tidak ada pertumbuhan, dan 2
kasus tidak didapatkan hasilnya. Sedangkan
dari spesimen anaerob tidak tumbuh kuman
(gambar 3).
Sensitivitas E. Coli terhadap antibiotik
Sensitivitas E. coli (n=8) terhadap beberapa
antibiotik dirangkum dalam gambar 4 dan
gambar 5.
DISKUSI
ILO merupakan kejadian luar biasa yang
memerlukan intervensi kebijakan RS.
Keputusan investigasi ILO suatu RS perlu
mempertimbangkan
beberapa
faktor
sesuai dengan kondisi lokal RS. Faktorfaktor yang perlu mendapat perhatian di
antaranya adalah: apakah ILO yang terjadi
333
HASIL PENELITIAN
Gambar 3 Pemeriksaan mikrobiologi specimen swab luka operasi kasus ILO bangsal Kebidanan dan Kandungan RSCM
bersifat endemik/epidemik, morbiditas
dan mortalitas, ketersediaan SDM dan
bidang keahlian yang sesuai.5 Jika suatu RS
memutuskan investigasi, beberapa bahan
yang diperlukan adalah: penyimpanan
koleksi spesimen, analisis sumber patogen
penyebab, kemungkinan cara penularan
dan karakteristik host, review serial kasus,
penyusunan line-listing, definisi kasus,
penegasan kasus yang masuk (case
ascertainment), pembuatan kurva epidemi/
time line, geographic assessment, investigasi
faktor host, dan analisis penyidikan lebih
lanjut.5 Semua upaya tersebut dapat dilakukan dengan dukungan data kuat dan
intervensi surveilans pengendalian infeksi
rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian awal
ILO di bangsal Kebidanan dan Kandungan
RSCM. Insidens ILO di bangsal Kebidanan dan
Kandungan RSCM 4,4%.
Operasi sectio caesarea merupakan jenis
operasi terbanyak (20 kasus) disusul oleh
laparotomi (3) dan onkologi (2); semua jenis
operasi tersebut termasuk jenis operasi bersih
terkontaminasi dengan infection rate berkisar
antara 5-8%.7 Laporan dari beberapa negara
menunjukkan insiden ILO yang bervariasi, di
Pakistan 6,5%, Vietnam 9,8%, Inggris 11,2%
dan Ethiopia 11,4%.8,9,10
Gambar 4 Sensitivitas E. coli terhadap beberapa antibiotika (1). Garis biru adalah (persentase 80%) batas yang dianggap
efektif. Antibiotika yang masih sensitif lebih dari 80% populasi E. coli adalah amikacin, seftriakson dan seftazidim
Gambar 5 Sensitivitas E. coli terhadap beberapa antibiotika (2) Garis biru adalah (persentase 80%) batas yang dianggap
efektif. Antibiotika yang masih sensitif lebih dari 80% populasi E. coli adalah doripenem, ertapenem, sefepim, meropenem
dan imipenem
334
Kondisi maternal yang dapat diantisipasi untuk
mencegah ILO pada kasus serial ini adalah
preparasi kulit preoperatif. Rekomendasi
CDC (2008) adalah pasien mandi besar
menggunakan sabun antiseptik sehari sebelum operasi untuk menurunkan kolonisasi
bakteri. Infeksi yang terjadi sebelum operasi
pada lokasi jauh, seperti infeksi kuku kaki selain
diberi antibiotik profilaksis perlu mendapatkan
perawatan luka. Kondisi maternal lain seperti
preeklamsi berat (PEB) dan obesitas merupakan faktor yang tidak dapat diintervensi.
E. coli merupakan mikroorganisme yang paling
sering ditemukan pada penelitian ini. Penelitian
di Nigeria menunjukkan bahwa penyebab ILO
abdomen tersering adalah Bacteriodes sp..11
Survailans di Inggris menunjukkan bahwa
Enterobacteriaceae merupakan organisme
dominan penyebab ILO.12 Penelitian ini
mendukung pola organsme Gram negatif
sebagai organisme yang mendominasi
penyebab ILO.
CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014
HASIL PENELITIAN
Hambatan yang ditemukan adalah data
rekam medis tidak memenuhi kriteria
investigasi ILO. Hal ini bisa berarti dua
aspek: data yang dibutuhkan ada tetapi
terlalu kompleks untuk dianalisis atau data
yang dibutuhkan kurang sehingga sulit
dianalisis perbandingan dan stratifikasi
faktor risikonya. Saran penyempurnaan
adalah tampilan data yang memenuhi tabel
line-listing dan atau faktor risiko ILO menurut
CDC (2008), baik melalui penambahan form
rekam medis atau sebagai bagian dari
surveilans pengendalian infeksi yang sudah
berjalan.
penggunaan antibiotik profilaksis dan prinsip
asepsis saat menempatkan intravenous
line.1,7 Faktor-faktor tersebut lebih mudah
diintervensi dan diperbaiki segera.
Dalam rekomendasi CDC telah distratifikasi
level pencegahan ILO menjadi level IA, IB
dan II. Terdapat tiga faktor yang memiliki
level rekomendasi IA yaitu faktor yang
berhubungan dengan preparasi pasien,
SIMPULAN
Insiden ILO bangsal Kebidanan dan
Kandungan RSCM selama Agustus–Oktober
2011 dilaporkan 4,4%. E. coli merupakan
organisme penyebab ILO terbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Horan TC, Andrus M and Dudeck MA. CDC/NHSN surveillance definition of health-care associated infection and criteria for specific types of infection in the acute care setting. Am. J. Infect.
Control. 2008;36:309-32.
2.
Olsen MA, Butler AM, Willers DM, Devkota PP, Gross GA, Fraser VJ. Risk factor for surgical site infection after low transverse cesarean section. Infect. Control Hosp Epidemiol. 2008;29(6):47784.
3.
Tran TS, Jamulitrat S, Chongsuviratwong V and Geater A. Risk factor for post cesarean surgical site infection. Obstet. Gynaecol. 2000;95(3):367-71.
4.
Laporan surveilans infeksi daerah operasi gedung A lantai 2 RSCM bulan Agustus, September dan Oktober 2011.
5.
Jarvis WR. Investigating Endemic and Epidemic Healthcare-Associated Infections. In: William R. Javis (Editor). Bennet’s & Brachman’s Hospital Infections 5th edition. Lippincott Williams &
Wilkins. Philadelphia. 2007
6.
Nisa M, Naz T, Afzal I and L Hassan. Scope of surgical site infection (SSI) in obstetrics and gynaecology. JPMI. 2005;19(4):438-41.
7.
Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC). 1999. Guideline for Prevention of Surgical Site Infection. Url: http://www.cdc.gov/hicpac/SSI/table7-8-9-10-SSI.html
8.
Tran TS, Jamulitrat S, Chongsuviratwong V and Geater A. Post operative health-care associated infection in Hungvong Obstetric & Gynaecological Hospital, Vietnam. Hosp Infect.
di akses 1 Mei 2013
1998;40:141-7.
9.
Johnson A, D Young and J Reilly. Cesarean section surgical site infection surveillance. J. Hosp. Infect. 2006:1-6.
10. Amenu D, Belachew T, Araya F. Surgical site infection rate and risk factors among obstetric cases of Jimma University Specialized Hospital, Southwest Ethiopia. Ethiop J Health Sci.
2011;21(2):91-100.
11.
Bo M, N Mi, O Ft, A Oa. Bacterial agents of abdominal surgical site infection in Lagos Nigeria. Eur J Sci Research. 2009;38(3):509-13.
12. Health Protection Agency. 2011. Surveillance of Surgical Site Infections in NHS hospitals in England. Url: http://www.hpa.org.uk/webc/HPAwebFile/HPAweb_C/1317131972352 di akses
28 Januari 2014
CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014
335